ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Gus Muwafiq Ingatkan Bahaya Gerakan ‘Kembali ke Al-Qur’an-Hadits Saja’

by admin
September 2, 2020
in Islam Indonesia
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU), KH A Muwafiq (Gus Muwafiq) mengingatkan bahayanya kelompok yang ingin kembali ke masa lalu (zaman Nabi) dengan dalih kembali ke Al-Qur’an-Hadits dan mengesampingkan keberadaan mazhab.

“Ada sebagian umat Islam yang ingin kembali ke asal, zaman rasul yaitu Al-Qur’an-Hadits, secara teori ini akan ada benturan keras. Karena menentang sistem beragama mayoritas Islam Indonesia,” katanya saat hadir di Launching Kiai Wahab Chasbullah Foundation, Ahad (30/8) malam di Ndalem Kasepuhan Kiai Wahab Chasbullah, Tambakberas, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Menurut Gus Muwafiq, kelompok Islam model begitu membuat keindahan Islam rahmatal lil alamin jadi bermsalah. Hanya karena ada orang orang balik arah ke zaman dulu. Dai asal Jogjakarta ini menduga kelompok yang demikian kemungkinan karena kurang sangu (bekal) ilmu agama dan takut akan perjalanan panjang di masa depan. Sebab tak paham maqashidus syariah. “Mundur tidak ada masalah kalau tahu jalan dan maqosidul syariah. Piagam madinah adalah fondasi yang dibangun Nabi dalam berinteraksi sesama manusia. Kita rasakan hari ini di Indonesia kebebasan beragam,” ujarnya.

Gus Muwafiq menegaskan, kelompok tersebut semakin tak jelas saat tiba-tiba kembali ke zaman lalu yang dimaksud adalah mundur ke zaman khilafah. Sesuatu yang tidak ada jejak di negara manapun. Termasuk mengait-ngaitkan dengan kerajaan di nusantara. Para wali yang dakwah di Indonesia membangun wilayah-wilayah dan kemudian bersatu jadi wilayah kesatuan negara republik Indonesia. Karena ini desain para wali.

Saat ini para wali itu yang meneruskan adalah jamiyah NU. Oleh karenanya, siapapun yang hidup di negara ini, semua harus bersyukur hadirnya wali, termasuk Wali Songo. Para wali ini membentuk atau kerja sama dengan kerajaan untuk syiar dan dakwah. Gus Muwafiq mengajak kelompok ini mempelajari sejarah. Apalagi jika ukuran hubungan kerajaan nusantara dan khilafah adalah Turki Usmani. Hal itu, menurut Gus Muwafiq bukan khilafah karena dipimpin oleh raja, kerajaan atau monarki. Dalam penegasan Gus Muwafiq, kelompok yang mengatakan kerajaan-kerajaan di Indonesia adalah jejak khilafah karena bagian dari Turki Usmani maka mereka sudah telat menyatakan itu. Karena mereka lebih dulu menolak para wali. ADVERTISEMENT “Mereka tidak mengakui para wali dan ajarannya dianggap musyrik lalu kenapa produk para wali yang membentuk kerajaan atau khilafah menurut mereka mereka akui. Sedangkan walinya gak diakui. Ini jadi masalah,” tegasnya.

Ia menambahkan, para pengusung konsep kembali ke zaman dahulu ini akan berhadapan dengan seluruh sistem yang dibangun para ulama lebih dahulu. Sistem yang diserap dari cara Nabi berhubungan dengan orang Yahudi, Para ulama membuat qiyas dalam sistem ekonomi. Orang yang kembali ini biasanya mengharamkan bank tapi tidak konsisten. Bank bagi mereka tidak ada contoh pada zaman Nabi. Di sisi lain secara diam-diam menggunakan produk bank yaitu uang. Pergi haji juga menggunakan jasa bank. Hal ini bagi Gus Muwafiq sangat rancu. Orang yang punya pikiran mundur ini menjadi suatu permasalahan dan pikiran kita semua. Pesantren, katanya, memiliki tanggung jawab membangun pendidikan, membekali orang yang maju (moderat) dan syiarkan.

Sejak dulu sudah ada model manusia yang mengajak kembali ke Al-Qur’an dan Hadits. Salah satunya muncul ajaran mu’tazilah. Secara sunnatullah ajaran ini sulit diterima orang. Makanya mereka memaksa dengan cara merebut kekuasaan. Sementara itu, di Indonesia ada sebuah sistem beragama yang dibangun ulama tanpa dipaksa kekuasaan dan berjalan damai ala NU. “Peletak dasarnya NU adalah Mbah Wahab. NU punya sistem perawatan kebangsaan yang sampai hari ini susah dicari tandingan. Jasa besar Mbah Wahab adalah menyelaraskan agama dan bangsa,” tutup alumni PMII ini.

Sumber: nu.or.id

admin

admin

Related Posts

Islam Indonesia

SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48

November 20, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermengucapkan SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48DAN ATAS TERPILIHNYAPROF. HAEDAR NASHIRsebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode...

Dunia Islam

Jamaah haji Iran mengutuk normalisasi dengan entitas Zionis

March 2, 2023

Jum'at 08 Juli 2022 Peziarah Iran yang berpartisipasi dalam upacara pembebasan kaum musyrik di tingkat Arafat mengeluarkan pernyataan lima poin...

Islam Indonesia

Duka Cita yang Mendalam

May 27, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamenyampaikanDuka Cita yang Mendalamatas wafatnya Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif27 Mei 2022 Semoga Alharhum diterima...

Dunia Islam

Racun Peradaban

March 2, 2023

Entah sejak bila tidak diketahui persis, kapan beberapa aktivis perdamaian dan HAM serta peneliti sejarah di Indonesia mulai akrab—dan kemudian...

Arsip

Hari Lahir NAHDLATUL ULAMA

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamengucapkanSelamat dan Suksesatas Hari Lahir NAHDLATUL ULAMAke-96 Tahun31 Januari 1926 - 2022 Semoga selalu menjadi pelopor...

Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama
Arsip

Selamat dan Sukses atas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartamengucapkanSelamat dan Suksesatas terselenggaranya Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama dan atas terpilihnya KH. MIFTAHUL AKHYARsebagai Rais Aam...

Next Post

Rahbar: Belajar dari Sejarah, Imperialis Ciptakan Inferioritas Bangsa Jajahannya

Ayatullah Khamenei: Wanita adalah Sumber Ketenangan Keluarga

Perspektif Rahbar Soal Normalisasi Hubungan UEA dengan Rezim Zionis

Peringatan Malam duka hari ke-10 bersama Ust Ahmad Baraqbah

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist