ICC Jakarta – Sebelum meninggal dunia, Rasulullah saw. melihat pentingnya memperkokoh baiat terhadap washî dan pintu kota ilmunya yang telah terlaksana di Ghadir Khum untuk menutup kesempatan bagi para pengkhianat. Rasul berkata: “Ambilkan secarik kertas dan pena untukku. Aku akan menulis untuk kalian sebuah wasiat agar kalian tidak tersesat untuk selamanya.” Wasiat inilah yang akan menjamin kehidupan dan keselamatan umat Islam. Sebagian sahabat tidak mengabulkan permintaan akhir Rasul itu dengan berdalih bahwa telah ada al-Qur’an diantara mereka.
39 tahun kemudian, cucunda Rasul juga tiba saatnya memenuhi panggilan Ilahi. Imam Hasan hanya beberapa tahun saja hidup sezaman dengan Nabi Saw. Ketika ia beranjak usia tujuh tahun, datuk tercintanya pergi memenuhi panggilan Ilahi.Semasa hidupnya, Nabi Saw menunjukkan kecintaan yang sangat besar kepada anak-anak Fatimah. Suatu hari, Sayidah Fatimah datang ke rumah Nabi Saw dengan membawa dua putranya Hasan dan Husein. Fatimah lalu berkata kepada ayahnya, “Ayah, ini adalah dua putramu. Berilah mereka sesuatu yang akan selalu menjadi pengingatmu.” Kemudian Nabi Saw bersabda, “Hasan akan mewarisi kewibawaan dan keberanianku, sedangkan Husein akan memperoleh kedermawanan dan keberanianku.”
Untuk lebih mengupas kewafatan dan kesyahidan dua manusia agung ini dan mengambil hikmah dan pelajaran dari peri kehidupan mereka, ICC akan mengadakan majelis untuk memperingati haul Rasulullah Saw dan Imam Hasan Mujtaba As pada hari Kamis, 16 November 2017 dari pukul 18.00 hingga selesai bersama Ust. Umar Shahab di Aula ICC Jakarta Selatan.[SZ]