ICC Jakarta – Muhammad Bagir al-Majlisi (lahir: 1037 H/1628 M – wafat: 1110 H/1699 M) termasuk salah seorang ulama fikih dan hadis yang terkenal dalam dunia Syiah. Majlisi lahir pada tahun 1037 H/1628 M di kota Isfahan.Kelahirannya bertepatan dengan masa akhir kekuasaan Syah Abbas Shafawi Pertama. Ayahnya Muhammad Taqi Majlisi yang terkenal dengan Majlisi Awwal termasuk tokoh terkemuka, mujtahid ternama di masanya dan termasuk salah satu dari murid-murid Syaikh Bahai, Mulla Abdullah Syusytari dan Mirdamad. Ibunya adalah putri Sadruddin Muhammad Asyurai Qummi, termasuk keluarga yang berilmu dan memiliki keutamaan.
Muhammad Baqir Majlisi lebih banyak berada di bawah didikan ayahnya yang wafat pada tahun 1070 H/1660 M. Sebagaimana diketahui bahwa ayahnya adalah murid Syaikh Bahai dapat dikatakan bahwa pengaruh pemikiran-pemikiran Syaikh Bahai tersalurkan kepada Allamah Majlisi melalui ayahnya Muhammad Taqi Majlisi. Selain itu, Muhammad Baqir Majlisi banyak mendengar hadis dari para ulama pada masanya dan dari mereka mendapatkan ijazah untuk meriwayatkan hadis yang mana orang yang paling penting di saat itu diantaranya adalah Mulla Shaleh Mazandarani (wafat: 1081 H/1670 M), Mulla Muhsin Faidh Kasyani (wafat: 1091 H/1681 M) dan Syaikh Hur Amili (wafat 1104 H/1690 M).
Muhammad Baqir Majlisi, banyak memiliki murid dan perkumpulan-perkumpulan majelis ta’lim. sebagian referensi menyebutkan bahwa murid-muridnya yang hadir di tempat perkumpulan pengajarannya mencapai seribu orang. Sebagian dari kalangan murid-murid Allamah telah terdidik menjadi ulama Syiah yang terkenal yang mana diantaranya adalah Mirza Abdullah Efendi Isfahani (wafat: 1130 H/1718 M), Sayid Ni’matullah Jaza’iri (wafat: 1112 H/1700 M), Syaikh Abdullah Bahrani (wafat: 1127 H/1715 M), Muhammad bin Ali Ardabili (wafat: 1101 H/1690 M), Mir Muhammad Husain Khatun Abadi (wafat: 1151 H/1738 M) dan Sayid Abdul Qasim Khansari (wafat: 1124 H/1712 M).
Allamah Majlisi memiliki keahlian di berbagai keilmuan Islam seperti Tafsir, Hadis, Ushul Fikih, Sejarah, Ilmu Rijak, Ilmu Dirayah dan lainnya. Ia juga menulis buku-buku dan karya-karyanya di bidang-bidang tersebut. Dia seorang penulis yang sangat sibuk dan berdasarkan sebagian perhitungan, dia selama kehidupan ilmiahnya (setelah baligh) rata-rata setiap harinya ia menulis 67 baris yang mana setiap barisnya terdiri dari 50 kata. Karyanya yang paling monumental adalah kitab Bihar al-Anwar. Kitab ini adalah sekumpulan besar dari hadis-hadis dari para Imam Syiah yang paling terkenal. Kitab ini berisi kira-kira 700 ribu baris dan dalam salah satu cetakannya berjumlah 110 jilid. []