ICC Jakarta – Sebanyak 87 ulama dari pelbagai penjuru dunia Arab meneken sebuah statemen bersama berisi seruan kepada masyarakat Arab dan umat Islam secara keseluruhan untuk memboikot Uni Emirat Arab (UEA) secara politik dan ekonomi, dengan latar belakang apa yang mereka sebut “konspirasi dan penyepelean” terharap darah umat Islam di berbagai negara, termasuk Yaman dan Libya.
Mereka mendasari seruan ini dengan dalil sejumlah ayat Alquran dan hadis mengenai “kewajiban melemahkan musuh secara ekonomi demi menghentikan penyebaran kehancuran dan kerusakan di muka bumi.”
Statemen itu menyerukan kepada para pebisnis yang menjadikan UEA sebagai pusat bisnis mereka “Untuk berpaling dari UEA, dan memboikot pelabuhannya, yang merupakan salah satu sumber penting pendanaan ekonomi negara ini”.
Mereka menegaskan bahwa dengan dana ini “umat Islam dibunuhi, dan dengannya UEA membeli orang-orang bayaran, mengendalikan kudeta-kudeta atas pemerintahan-pemerintahan yang sah, menghabisi impian bangsa-bangsa Arab untuk bebas dari pemaksaan dan diktatorisme, mengelola intrik-intrik anti resistensi Palestina dan menudingnya sebagai terorisme demi menyokong kaum Zionis, dan dengan demikian ia telah membunuhi Muslimin dengan dana Muslimin.”
Statemen itu juga menjelaskan, “Anda hampir tidak dapat menemukan agresi pengkhianatan terhadap Muslimin – baik di tingkat negara mereka, seperti dalam kasus Mesir dan kudeta terhadap almarhum Presiden terpilih Mohamed Morsi, demikian pula di Libya dan Yaman, atau pada tingkat minoritas, seperti dalam kasus Muslim Cina (Uyghur), atau wilayah Kashmir – kecuali UEA terlibat di dalamnya, dan dananya sangat besar, secara diam-diam dan terbuka.”
Puluhan ulama ini menyebut UEA telah membeli “dengan uangnya senjata, peralatan, pesawat terbang, dan tentara bayaran, serta mengirim mereka kepada kematian merah untuk membunuh Muslimin dan menghancurkan kota-kota mereka.”
Para ulama ini berasal dari Mauritania, Sudan, Tunisia, Mesir, Maroko, dan Palestina, Libanon, Yaman, dan sebagian besar dari Libya.
Alim ulama Arab ini menyerukan kepada pemerintah dan rakyat di semua negara Islam agar “memboikot UEA, memboikot barang-barangnya, dan menahan diri dari membelinya.”
UEA dituduh berada di belakang berbagai aksi konspirasi dan intervensi di beberapa negara Arab dan Islam dengan tujuan menghancurkan pemerintah yang ada, atau mendukung satu pihak dengan mengorbankan pihak lain, seperti di Libya dan Yaman. (Liputan Islam)