ICC Jakarta – Guterres menilai kondisi kemanusiaan dan ekonomi di jalur Gaza sangat buruk. Ditegaskannya, Gaza hingga kini masih menghadapi masalah penutupan gerbang perbatasan dan penghuninya menderita akibat krisis kemanusiaan yang terjadi di sana.
Pernyataan sekjen PBB yang mengungkap fakta sebenarnya di jalur Gaza terjadi di saat rezim Zionis Israel terus-menerus melakukan berbagai aksi untuk menutupi topeng kejahatannya di wilayah itu. Menteri Urusan Perang Israel, Avigdor Leiberman, hari Senin mengklaim tidak terjadi krisis kemanusiaan di jalur Gaza.
Padahal berbagai organisasi internasional, termasuk PBB berulangkali menegaskan terjadinya krisis kemanusiaan di Gaza. Koordinator urusan bantuan kemanusiaan PBB untuk Palestina, Robert Piper baru-baru ini mengungkapkan bahwa jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan, dan wilayah itu tidak layak untuk dihuni.
Usulan para pejabat PBB mengenai urgensi penyelidikan kondisi Gaza tidak bertaji karena dihadang oleh ulah sebagian negara barat yang menjadi anggota Dewan Keamanan PBB. Dukungan besar-besaran AS terhadap rezim Zionis Israel, menyebabkan Tel Aviv semakin arogan dalam melanjutkan kejahatannya.
Kebijakan anti-Palestina yang dilakukan AS sebagai salah satu anggota dewan keamanan PBB menunjukkan berlanjutnya pelanggaran HAM terhadap rakyat Palestina yang berujung tumpulnya solusi yang ditawarkan PBB mengenai penyelesaian krisis Palestina.
Sejak 2007 hingga kini, rezim Zionis menerapkan blokade total terhadap Gaza, dan menghalangi masuknya kebutuhan pokok, termasuk bahan bakar ke wilayah berpenduduk terpadat di dunia itu. Blokade tersebut menyebabkan kondisi Gaza semakin mengkhawatirkan dan membunyikan lonceng bahaya tragedi kemanusiaan. Masalah ini diperparah dengan terjadinya serangan militer Israel yang dihadapi dengan gerakan perlawanan rakyat Palestina.
Kini, rezim Zionis melakukan aksi penipuan terhadap publik dunia dengan mengklaim tidak terjadi krisis kemanusiaan di jalur Gaza. Untuk menutupi kedoknya itu, rezim Zionis menghalangi masuknya reporter HAM PBB dan tim pencari fakta independen internasional ke wilayah Gaza.
Rezim Zionis meningkatkan tekanan terhadap Gaza supaya orang-orang Palestina bertekuk lutut dan mengamini dikte Tel Aviv, termasuk dalam masalah pembangunan distrik Zionis. Tapi perlawanan yang dilakukan berbagai gerakan Palestina dan dukungan publik dunia menyebabkan Tel Aviv gagal mewujudkan tujuannya.
Berbagai organisasi internasional, termasuk PBB menilai rezim Zionis sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas berlanjutnya krisis kemanusiaan di jaluar Gaza karena blokade yang diberlakukan terhadap wilayah tersebut. Kini publik dunia menuntut dihentikannya blokade lalim tersebutitu, tapi tuntutan tersebut selalu diabaikan oleh Israel karena mendapat dukungan penuh dari Washington. (PH/Pars Today)