Ada banyak cara pecinta Imam Husein alaihissalam meningkatkan kesetiaannya kepada cucu Rasulullah saw tersebut. Salah satunya dengan menjaga martabat Imam Husein. Mereka dapat menjaga martabat Imam dengan meneguhkan persatuan, tidak suka dengan konflik, atau benci kepada konflik.
“Sikap mengalah adalah syarat walaupun kita dirugikan, difitnah, dibicarakan-buruk, dikafirkan oleh saudara kita,” kata Dosen STAI Sadra Jakarta, Dr. Ammar Fauzi, ketika menyampaikan materi dalam Short Course “Keagungan Ziarah Arbain Imam Husein” yang digelar ICC Jakarta.
Short Course ini diselenggarakan secara daring dan berlangsung sejak 6 sampai 7 September 2023. Dalam dua hari itu, terdapat empat sesi dengan topik dan narasumber berbeda.
Di samping Ammar Fauzi, hadir juga KH. Miftah Fauzi Rakhmat, Dr. Abdel Aziz Abbaci dan KH. Muhammad Rusli Malik sebagai narasumber dalam program Divisi Pendidikan ICC Jakarta ini. “Menimba ilmu seperti dalam short course ini adalah bagian dari bentuk kesetiaan,” kata Ammar.
Setiap narasumber menjelaskan materinya selama kurang lebih 45 menit. Setelah itu, peserta yang hadir dari berbagai daerah memberikan pertanyaan atau tanggapan seputar topik yang dibahas. Alhasil, suasana kajian dalam setiap sesi dari short couse ini berlangsung interaktif.
Kiai Miftah memulai materinya dengan menjelaskan ciri-orang Mukmin. Di antara ciri tersebut ialah ziarah Arbain Imam Husein. Topik ini menarik lantaran Ziarah Arbain dianggap salah satu ciri mukmin padahal ziarah ini dilakukan pertama kali setelah Nabi Muhammad wafat. Topik lain yang memantik diskusi dalam forum ialah: Mengapa hanya Imam Husain yang diperingati hari Arbainnya?
Sementara Dr. Abbaci menyoroti peran Sayidah Zainab dalam tragedi Karbala hingga terselenggaranya ziarah Arbain kepada Imam Husein yang pertama kalinya. Abbaci mengajak peserta untuk melihat Sayidah Zainab dari perspektif Sayyidah Fathimah az-Zahra s.a, wanita yang dijuluki sayyidatunissa lil amanin. Selain itu, Dosen STAI Sadra ini menjelaskan alasan di balik julukan terhadap Sayidah Zainab: Ummul Masaib (Ibu dari segala musibah).
Seperti Abbaci, Kiai Muhammad Rusli juga mengangkat peran Zainab pascatragedi Karbala. Pengasuh Rumah Kajian Alquran Albarru di Jakarta ini menyoroti dialog Zainab dengan para penguasa Zalim saat itu.
Kiai Rusli lalu menjelaskan riwayat para diktator atau penguasa zalim dalam sejarah umat manusia. Ia kemudian mengutip hadis Imam Bukhari nomor 2264 di mana Rasulullah pernah bersabda, “Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim (aniaya) dan yang dizalimi. Lalu para sahabat bertanya:”Wahai Rasulullah, jelas kami faham menolong orang yang dizalimi tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zalim?” Lalu Rasulullah bersabda, “Pegang tangannya (agar tidak berbuat zalim).”
Sebagai penutup kajian virtual, Kiai Miftah memberikan pesan kepada hadirin, “Kalau mencintai Nabi dan Ahlul-Bait merupakan kenikmatan surgawai, maka setiap ujian, pengorbanan, kesulitan merupakan cara membayar seluruhnya dan mensyukurinya.” (Laode Husain Zilullah/Edy)