ICC Jakarta – Shahifah Sajjadiyah adalah kumpulan doa-doa Imam Sajjad as. Sebuah cerminan dari kehidupan sosial pada masanya—khususnya di Madinah—terlihat dalam Shahifah Sajjadiyah. Diantaranya, menghindari perilaku dan perkataan buruk masyarakat masa itu dan minta perlindungan kepada Allah swt dari apa yang dilihat dan didengar dan menjelaskan jalan kebenaran dalam naungan pendidikan agama dan Alquran, serta pensucian jiwa dari kotoran. Sepertinya Imam Sajjad as dengan bahasa doanya sebisa mungkin hendak mengeluarkan masyarakat dari belenggu syaitan menuju naungan Allah swt. Shahifah ini sudah tersebar dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Untuk mengetahui lebih baik pribadi Imam Sajjad, perlulah dipelajari dan diteliti doa-doa dari beliau. Doa tidak boleh dipandang sebagai perkara sederhana dan hanya sebatas keinginan-keinginan seorang hamba kepada Tuhannya. Sebagaimana disimpulkan dari hadis dan riwayat, bahwa doa merupakan sejenis ibadah. Doa juga merupakan ibadah yang terbaik dan menyebabkan kesempurnaan jiwa serta taqarrub kepada Allah. Ruh manusia ketika berdoa terbang dari alam materi dan menjalin hubungan dengan Allah swt. Pendoa mengakui kelemahan dan kemiskinannya sehingga harus berlindung kepada Yang Mahakaya dan Mahamutlak serta meminta pertolongan dari-Nya dan ibadah tidak memiliki makna lain kecuali ini. Oleh karena itulah, hadis dan kitab sejarah juga mendukung makna tersebut. Rasulullah saw dan para imam suci adalah ahli doa dan munajat serta banyak berdoa. Dalam semua keadaan, mereka berkonsentrasi kepada Allah dan senantiasa meminta bantuan dari-Nya. Dalam hal ini, Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib, dan Ali bin Husain terkenal sebagai yang paling banyak berdoa.
Kitab-kitab hadis dan doa dipenuhi oleh doa tiga manusia suci ini. Doa-doa yang diriwayatkan dari Rasulullah saw telah dikumpulkan dalam satu jilid buku besar dan dicetak dengan nama Shahifah an-Nabawiah. Doa-doa yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib tercatat dan tersebar luas dengan nama Shahifah al-Alaiyah. Doa-doa Ali bin Husain juga populer dengan sebutan Shahifah as-Sajjadiyah. Shahifah ini begitu bernilai sehingga dinamakan Zabur keluarga Muhammad.
Dengan mempelajari secara teliti doa-doa tersebut, maka kita dapat mempelajari tauhid dan mengenal Allah, berikut sifat-sifat tsubutiyah dan salbiyah-Nya, ma’ad dan alam akhirat, cara ibadah dan menyembah Allah, cara berdoa dan bermunajat, serta merintih kepada Allah dengan cara sair, suluk dan taqarrub kepada Allah. Makarim akhlak dan sifat-sifat rendah, kebutuhan-kebutuhan manusia yang sejati, baik di dunia maupun akhirat, hubungan manusia yang benar dan pergaulan yang baik, serta hak dan kewajiban manusia terhadap sesama, merupakan pelajaran yang terbaik.
Doa-doa Imam sangatlah kaya dan menakjubkan. Seorang manusia biasa sama sekali tidak akan bisa mengarang doa seperti itu, yang begitu tinggi dan indah bermunajat kepada Tuhan semesta alam.
Dengan doa-doa Imam tersebut, diharapkan Muslimin, khususnya Syiah Ahlulbait dapat memanfaatkannya semaksimal mungkin.