ICC Jakarta – Dalam momen hari raya Natal tahun ini, Mahfud MD me-retwit sebuah twit yang mengutip pesan Natal dari Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Republik Islam Iran. Pada pesan itu, Khamenei mengatakan, “Yesus Kristus, selama berada di tengah umat manusia, beliau tidak pernah kendur dalam berjuang melawan angkara murka dan menyeru manusia kepada kebajikan”.
Mahfud memberikan komentar terhadap twit tersebut yang isinya, “Beragama bukan untuk saling memaki. Khamenei memberi contoh bagus tentang itu.”
Beragam komentar datang dari para netizen, diantaranya ada dari akun @Dimas_Candra_ yang mengatakan, “sy pribadi lebih suka baca referensi dari pak Mahmud ttg hukum saja, tapi kalo ttg agama saya lebih setuju dengan ulama NU seperti Caknun dan Habib Luthfi (y)”.
Akun lainnya, @mikhaella_tasya memberikan komentar, “Siapapun orangnya jika itu yang diajarkan tersirat kebaikan apa salahnya kita pakai.. ‘Undzur man qoola walaa tandzur man qoola’.. Seperti itu kiranya ya prof.., semoga Prof sekeluarga diberi kesehatan dan umur panjang.. Amin”
Sebelumnya pada 24 Desember, Mahfud sempat memberikan ucapan selamat natal, “selamat natal untuk yang merayakannya. Semoga kita selalu di jalan yang diridhoi dan diberkati oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.” Terhadap ucapan Mahfud tersebut, muncul beragam tanggapan dari netizen, ada yang pro dan ada juga yang kontra, bahkan ada juga yang sampai ke dalam tahap memaki.
Terhadap orang yang memaki, Mahfud memposting sebuah twit yang isinya, “Terserah saja. Mengucapkan atau tidak mengucapkan selamat natal atau ucapan apa pun boleh saja, asal jangan melontar ujaran kebencian.”
Sebelumnya, dikutip dari khamenei.ir pada tanggal 25 Desember 2017, Khamenei mengatakan:
“Nilai Yesus Kristus (AS) di mata orang-orang Muslim yang memberi penghormatan kepada nabi ini tidak kurang dibandingkan penilaian orang-orang Kristen. Nabi Ilahi yang agung ini telah menghabiskan seluruh hidupnya untuk orang-orang: melawan atau menentang penindasan, korupsi dan orang-orang yang mengandalkan uang dan kekuasaan, menindas orang-orang dan menyeret mereka dari neraka dunia ini ke akhirat. Penderitaan Nabi besar ini telah berlangsung sejak kecil–Tuhan memberinya nubuat dari sejak anak-anak—dan itu semua untuk alasan ini. Diharapkan bahwa pengikut Kristus dan semua orang yang menganggapnya sebagai kemegahan danpemilik spiritualitas yang tinggi, sesuai dengan kedudukannya yang tinggi, akan mengikuti jalan Yesus.
Saat ini, banyak dari mereka yang mengaku pengikut Kristus menyusuri jalan yang berbeda dari yang Kristus telah mulai. Pedoman Nabi, Isa bin Maryam (AS), adalah petunjuk menuju pemujaan Tuhan dan menghadapi Firaun dan pemberontakan. Hari ini, beberapa dari mereka yang mengaku mengikuti utusan ilahi yang agung ini bertindak seperti Firaun dan tiran yang mana Yesus Kristus lawan.”[]