Tapi, sesuai dengan sebagian riwayat, hubungan suami istri dalam sebagian hari dan waktu-waktu tidak disarankan, hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan dalam riwayat-riwayat dalam kitab-kitab standar (hadis dan fikih) Syiah, yang menjelaskan sedikit- banyak hikmah dan filsafat aturan-aturan ini.[2]
Sebagian hari-hari dan waktu-waktu yang tidak disarankan:
- a. Bersenggama pada malam dan hari ketika terjadi gerhana bulan dan gerhana matahari
c. Antara terbit fajar hingga terbit matahari
d. Malam pertama selain bulan Ramadhan
e. Pada malam setiap akhir bulan
f. Bersenggama setelah mimpi basah (mimpi junub)
g. Bersenggama di tempat di mana anak-anak bisa mendengar suara itu walau anak-anak tidak paham akan hal itu
i. Melihat kemaluan istri ketika bersenggama
j. Bersenggama dalam keadaan telanjang
k. Bersenggama dalam keadaan menghadap kiblat
l. Ketika perut dalam keadaan penuh (kenyang)
- Sekarang ada baiknya kita memperhatikan hikmah dan sebab tentang hal-hal di atas:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait dengan riwayat terlampir:
- Meskipun validitas semua riwayat tidak bisa terpenuhi, namun ada di antara beberapa riwayat yang memenuhi kriteria keabsahan dan dapat dipercaya.
- Penjelasan falsafah di atas bukan bermakna bahwa pasti akan (berakibat) seperti itu, namun bermakna harus terpenuhinya sebab-sebab lain sehingga akan berakibat tertentu, namun dalam sebagian kasus, bisa jadi karena tidak adanya sebagian syarat-syarat, akan memperoleh hasil yang lain. Meskipun demikian, dewasa ini, sebagian peneliti sampai pada kesimpulan bahwa sebagaimana perbedaan malam-malam bulan purnama dengan malam-malam bulan purnama berpengaruh pada pasang dan surutnya air laut, maka hal itu juga akan berpengaruh pada badan manusia dan masalah khusus hubungan suami istri.[3].[iQuest]