ICC Jakarta – Hukum-hukum puasa bagi musafir telah ditetapkan dalam syariat Islam. Ketika seseorang sedang mengadakan safar, maka ia tidak boleh berpuasa dan harus iftar dan menggantinya pada waktu lain. Penjelasan mengenai hukum-hukum puasa bagi seorang yang sedang safar adalah sebagai berikut:
2.Apabila pelaku puasa melakukan perjalanan setelah Dhuhur, maka dia harus menyelesaikan puasanya, akan tetapi apabila dia melakukannya sebelum Dhuhur maka puasanya akan menjadi batal, namun sebelum sampai pada batas tarakhkhush dia tidak boleh berbuka, dan jika dia telah berbuka sebelum mencapai batas tarakhkhush maka berdasarkan ihtiyath dia harus membayar kaffarah (karena berbuka puasa secara sengaja pada bulan Ramadhan).
3.Jika sebelum Dhuhur seorang musafir telah sampai di wathan-nya atau di tempat yang dia berniat tinggal selama sepuluh hari, sementara hingga saat itu belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, maka dia harus berpuasa, dan jika dia telah melakukannya berarti dia wajib untuk meng-qadha-nya setelah itu, akan tetapi apabila dia sampai di tempat tujuannya setelah Dhuhur, maka tidak ada kebolehan untuk berpuasa.
4.Melakukan perjalanan pada bulan Ramadhan adalah diperbolehkan, meskipun dengan niat untuk melarikan diri dari puasa Ramadhan. Tentunya akan lebih baik apabila tidak melakukan perjalanan, kecuali jika perjalanan ini baik atau sangat penting.