ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Bagaimanakah Kehidupan Manusia di Jaman Nabi Adam AS

by admin
April 3, 2020
in Sejarah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Memilih gunung-gunung dan goa-goa sebagai tempat tinggal yang dilakukan manusia-manusia pertama dari generasi Nabi Adam juga ditegaskan dalam al-Quran. Namun terkait dengan adanya manusia-manusia lain sebelum Nabi Adam As, terdapat banyak bukti dan kehidupan manusia-manusia purbakala di goa-goa. Bukti-bukti ini adalah bukti-bukti yang tidak dapat diingkari. Karena itu, prasasti-prasasti dan peninggalan-peninggalan bersejarah yang terdapat di goa-goa atau jalan-jalan lainnya harus dibuktikan. Prasasti-prasasti itu berhubungan dengan zaman apa?

Bagaimana pun jelas bahwa sejarah penciptaan Nabi Adam tidak kembali hingga masa-masa yang sangat jauh.


Untuk memperoleh jawaban kiranya Anda perlu memperhatikan beberapa poin berikut:

Terdapat banyak bukti bahwa sebelum Nabi Adam, Bapak Manusia (Abu al-Basyar), terdapat manusia-manusia yang hidup dan tidak berasal dari keturunan Nabi Adam.
Allamah Thabathabai berkata, “Ayat 3 surah al-Baqarah (2) menengarai bahwa sebelum penciptaan Adam As terdapat manusia-manusia yang hidup dimana para malaikat dengan ingatan pikiran mereka tentang manusia, bertanya kepada Allah Swt, “Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah.”[1]

Dalam kitab Tauhid Shaduq juga diriwayatkan dari Imam Shadiq As bahwa beliau bersabda, “Kalian mengira bahwa Allah Swt tidak menciptakan manusia lain selain kalian. Sebaliknya (Allah Swt) menciptakan ribuan ribuan Adam dimana kalian adalah generasi terakhir Adam dari generasi-generasi Adam (lainnya).[2]

Prasasti-prasasti dan peninggalan-peninggalan yang ditemukan dalam goa-goa dapat membuktikan bahwa manusia-manusia dari generasi masa kini juga dulunya menghuni goa-goa.[3] Namun apakah semua indikasi dan tanda-tanda ini berhubungan dengan manusia-manusia yang berasal dari generasi yang hidup dalam goa-goa atau berhubungan dengan manusia-manusia sebelum generasi ini. Hal ini adalah sesuatu yang harus ditetapkan dan dibuktikan.[4] Hanya saja secara lahir yang dapat disimpulkan dari ayat-ayat al-Quran bahwa generasi-generasi yang ada sekarang berasal dan berujung pada Nabi Adam As dan istrinya.[5]Misalnya Allah Swt berfirman, “Hai anak cucu Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua orang tuamu dari surga.” (Qs. Al-A’raf [7]:27)

Kita tahu bahwa al-Quran merupakan sebuah kitab yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia dan seruannya kepada seluruh manusia. Atau pada ayat lainnya, Allah Swt berfirman, “Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan darinya Allah menciptakan istrinya; dan dari keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.” (Qs. Al-Nisa [4]:1)

Berdasarkan hal ini; apabila prasasti yang ditinggalkan di goa-goa dapat dipahami sejarahnya dan berhubungan dengan periode-periode hingga jutaan tahun silam, maka harus dikatakan bahwa prasasti peninggalan ini tidak berhubungan dengan manusia zaman sekarang karena nampaknya kisah penciptaan Nabi Adam As tidak sampai berusia lebih dari 7000 tahun lamanya hingga hari ini.[6]

Namun apabila berhubungan dengan sejarah setelah masa ini, bukan mustahil kita mengatakan bahwa prasasti-prasasti dan peninggalan-peninggalan ini tidak berasal dari manusia-manusia penghuni goa dan manusia-manusia dari generasi Adam As juga hidup di dalam goa.

Dengan melakukan perbandingan kerangka bangunan masa kini dan kerangka bangunan masa lalu akan membimbing kita bahwa pada masa-masa dahulu, proses pembangunan rumah dilakukan lebih sederhana dan bahkan kehidupan generasi-generasi pertama manusia menggunakan rumah-rumah yang sangat sederhana atau menggunakan atap-atap gunung-gunung atau goa-goa yang terdapat di sekeliling mereka untuk menjaga diri mereka dari bahaya dingin, panas dan serangan hewan-hewan, mengingat tiadanya fasilitasi pembangunan rumah pada waktu itu. Hal ini merupakan suatu hal yang wajar sebagaimana hal ini juga disinggung dalam al-Quran.

Al-Quran menyatakan. “Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat berlindung di gunung-gunung” (Qs. Al-Nahl [16]:81) “aknân” (gunung-gunung) adalah kata jamak “kan” (yang bertimbangan jan) bermakna media untuk menutupi, menjaga dan meyimpan. Atas dasar itu tempat-tempat persembunyian, goa-goa dan tempat-tempat berlindung yang terdapat di goa-goa disebut sebagai aknan.

Di sini kita lihat dengan jelas bahwa goa-goa dan tempat-tempat berlindung di gunung-gunung itu disebutkan sebagai karunia yang berharga dan diperhitungkan.[7]

Bertempat tinggal dan berdiam dalam goa-goa serta pada kedalaman gunung-gunung bahkan setelah manusia dapat menciptakan industri pembangunan rumah di antara sebagian kaum pada generasi-generasi setelahnya, merupakan suatu hal yang lumrah dan pertanda peradaban. Hal ini sebagaimana dilaporkan dalam al-Quran tentang sebuah kaum yang mengukir gunung-gunung sebagai rumah-rumah mereka dan mereka tinggal di dalamnya.[8]

Dengan demikian, boleh jadi para penghuni goa adalah manusia-manusia yang berasal dari generasi Nabi Adam dan tidak ada masalah kita mengatakan demikian.

[1]. Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 4, hal. 223.

[2]. Ibid, hal. 231.

[3]. Sebagian orang yang meyakini bahwa para penghuni goa adalah manusia-manusia yang berasal dari generasi sekarang ini merupakan sebuah hal yang pasti. Dairat al-Ma’arif Nu’, jil. 4, hal. 331.

[4]. Terjemahan Persia al-Mizân, jil. 4, hal. 223.

[5]. Ibid.

[6]. Untuk telaah lebih jauh silahkan lihat, Indeks: Usia Manusia dalam Perspektif al-Quran, Pertanyaan 701.

[7]. Silahkan lihat, Tafsir Nemune, jil. 11, hal. 346.

[8]. Silahkan lihat “Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah.” (Qs. al-Syu’ara [26]:149)

admin

admin

Related Posts

Sejarah

Protokol Hannibal: Doktrin Gelap Militer Israel

March 5, 2025

Kekejaman dan diskriminasi rasial yang melekat pada aksi militer Israel atas nama keamanan telah lama menjadi sorotan dunia. Namun, tahukah...

Pengaruh Khutbah Imam Sajjad (AS) dalam Mempermalukan Yazid
Sejarah

Pengaruh Khutbah Imam Sajjad (AS) dalam Mempermalukan Yazid

August 8, 2024

  Saat Imam Sajjad (AS) menyampaikan khutbah yang tegas, orang-orang yang hadir di masjid sangat terpengaruh dan terbangkitkan kesadarannya. Khutbah...

Syiah Sebelum Perang Gaza dan Badai Al-Aqsa
Sejarah

Syiah Sebelum Perang Gaza dan Badai Al-Aqsa

August 8, 2024

Saya adalah warga negara Yordania, Fayed Al-Rasheed, seorang Muslim Sunni yang tinggal di Amman. Saya memiliki gelar sarjana dan magister...

Syahadah Imam Muhammad Al-Baqir (as):  Kehidupan, Perjuangan, dan Warisan
Sejarah

Syahadah Imam Muhammad Al-Baqir (as): Kehidupan, Perjuangan, dan Warisan

June 10, 2024

Imam Muhammad Al-Baqir (as), putra dari Imam Ali Zainul Abidin AS dan cucu dari Imam Husain (as), adalah imam kelima...

Penghancuran Jannat Al-Baqi.
Sejarah

Penghancuran Jannat Al-Baqi.

April 19, 2024

Di sinilah Imam Hasan Ibn Ali (Imam ke-2), Imam Ali Ibn Al-Husain (imam ke-4), Imam Muhammad Ibn Ali (imam ke-5),...

Pemerintahan Islam Menurut Surat Imam Ali kepada Malik Ashtar Nakhai
Sejarah

Pemerintahan Islam Menurut Surat Imam Ali kepada Malik Ashtar Nakhai

April 2, 2024

  Pengaturan pemerintahan Islam tidak hanya memperhatikan aspek politik semata, tetapi juga memberikan perhatian yang besar terhadap dimensi moral, sosial,...

Next Post
Makna Harta Anak Yatim dalam Ayat 6 Surah al-Nisa

Makna Harta Anak Yatim dalam Ayat 6 Surah al-Nisa

Makna Huruf Muqatta'at

Al Mutawaffa dalam Kisah Nabi Isa

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist