ICC Jakarta – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir menjadi pembicara dalam forum diskusi bertema “Konsep Islam Berkemajuan” di University of Queensland, Australia, Rabu (21/2/2018).
Dalam sambutannya, Haedar menyampaikan peranan Muhammadiyah untuk Islam yang berkemajuan.
Menurut alumnus Universitas Gadjah Mada ini, Muhammadiyah berupaya untuk menerjemahkan Islam moderat. Haedar menuturkan, ormas Islam yang lahir pada 1912 ini mencoba memposisikan diri sebagai tengahan.
“Kami mengkritik mereka yang ekstrem dan konservatif, tapi di sisi lain kami juga mengkritik yang sekuler,” ujar Haedar pada forum yang dihadiri oleh Deputy Head School of Law UQ Simmon Bronitt.
Namun demikian, kata dia, ada kritik internal yang perlu disampaikan pada umat Islam di Indonesia.
Menurut Haedar, selama ini, umat Islam kerap “dininabobokan” dengan konsep rahmatan lil ‘alamin atau konsep pembawa kesejahteraan bagi seluruh alam. Padahal, Islam masih tertinggal di banyak sektor.
Bahkan di Indonesia, umat Islam masih dijadikan obyek politik yang dimanfaatkan para elite untuk meraup dukungan. Kondisi ini terjadi lantaran Islam di Indonesia, belum unggul secara kualitas.
“Coba Anda lihat setiap pilkada, pileg atau pilpres, banyak tokoh (politisi) yang datang (menemui umat Islam). Pondok pesantren laris saat pilkada” kata dia
Namun, kedatangan atau kunjungan para politisi tersebut kebanyakan tak berefek positif bagi umat Islam. Kontrak politik yang bisa menjamin dampak positif baru bisa diciptakan apabila umat Islam melek politik.
“Tapi apabila buta politik ya jadi obyek saja. Diambil suaranya, tapi setelah itu para elite tak peduli nasib mereka,” ujar Haedar.
Saat ini, kata dia, sudah saatnya ada daya tawar politik antara umat Islam dan para elite. Daya tawar itu ada jika umat Islam cerdas, berilmu dan mandiri.
“Kalau tidak punya kemampuan ya jadi korban,” tutur dia.
Haedar didampingi pengurus pusat Muhammadiyah dan 37 rektor Universitas Muhammadiyah seluruh Indonesia melawat ke sejumlah kota di Australia. Dia menjadi pembicara terkait Islam berkemajuan.
Selain di Brisbane, Haedar mengunjungi sejumlah institusi pendidikan di Melbourne, Sydney serta Canberra. (kompas.com)