ICC Jakarta – Film The Return – Bazgasht karya sutradara Yousef Hatamikia dinobatkan sebagai karya terbaik 2017 Festival Internasional Film Spiritual dan Toleransi (IFFSRV) di Bali. Sebelum terpilih menjadi film terbaik tahun ini, The Return harus bersaing dengan 380 lebih film dari berbagai benua yang diterima oleh panitia.
Siaran pers yang diterima RRI, Jumat (17/11/2017) menyebutkan, IFFSRV telah menerima 386 film dari berbagai benua untuk memperebutkan gelar Film Terbaik. Festival ini sendiri berfokus mencari film-film bertema toleransi dan spiritualitas. Tujuan diadakannya festival ini dalam rangka memperingati Hari Toleransi Sedunia yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dirayakan setiap tanggal 16 November.
The Return berkisah tentang seorang terpidana mati Kristen yang meminta kunjungan pastor sebelum dieksekusi. Namun, karena tidak ada pastor, penjara tersebut mengirim seorang ustaz mendoakannya. Menurut Dewan Juri, film asal Iran ini terpilih karena ceritanya yang unik dan menggelitik, dengan penyutradaraan yang baik.
Menurut salah satu Dewan Juri, Natasha Dematra, pada tahun lalu, film WishMakers karya Cheryl Halpern berhasil membawa pulang gelar yang selalu dinanti tiap tahunnya. Tahun ini, film karya Yousef berhasil memenangkan kompetisi dan menyabet gelar Film Terbaik 2017.
Dari 380 film, The Return – Bazgasht bersaing ketat dengan empat film lainnya seperti, Faith-Hope-Love Xiaozhen’s Story disutradarai oleh XiaoLi, BaoDa, KAWOMERA: Plant, Pray, Partner for Peace disutradarai oleh Marla Mossman, Message of the Animals disutradarai oleh Elke H dan Markopoulos, Rainer Ludwigs, The Month of Dreams disutradarai oleh Zoltan Bicskei.
Film asal Amerika Serikat misalnya, KAWOMERA: Plant, Pray, Partner for Peace merupakan film dokumenter yang berkisah tentang komunitas petani kopi yang berbeda agama; Yahudi, Muslim dan Kristen, yang hidup dalam damai.
Menurut Posfilm.com, tujuan diadakannya festival ini dalam rangka memperingati Hari Toleransi Sedunia yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan dirayakan setiap tanggal 16 November.
Damien Dematra selaku founder dan director dari festival ini mengatakan, kembalinya hadir IFFSRV pada tahun kelima ini menunjukkan bahwa masih banyak orang yang peduli akan toleransi, spiritualitas dan peradaban.
“Di saat seperti sekarang, tema keberagaman dan pluralitas semakin relevan dengan keadaan masyarakat dunia. Bayang-bayang ancaman kemungkinan terjadinya perang dunia ke-3 semakin menyadarkan masyarakat internasional akan pentingnya toleransi guna terpeliharanya perdamaian dunia,” kata Damien dalam keterangan tertulisnya.
Festival ini dihadiri langsung oleh para sineas asing dari seluruh dunia yang datang ke acara bergengsi dengan karpet merah tersebut. Di samping 5 film di atas, Dewan Juri juga memilih puluhan film lainnya sebagai Official Selection dan penerima penghargaan khusus. (YS/ IslamIndonesia)