ICC Jakarta – Pemimpin Revolusi Islam Imam Ali Khamenei mengecam para pemimpin “negara-negara Islam tertentu” yang melayani Israel dan Amerika Serikat. Menurut pemimpin, hal itu sangat berbeda dengan ajaran kitab suci Islam, al-Quran.”Banyak kesalahan, kesalahpahaman, keputus-asaan, ketidaksetiaan, permusuhan dan penyerahan diri kepada kekuatan tirani hasil dari keterasingan dengan al-Quran, spiritualitas dan pengetahuan yang menyertainya,” kata Pemimpin itu kepada peserta Qari dan peneliti al-Quran di Tehran pada Senin, 15/04/19.
“Sayangnya, para penguasa beberapa negara Islam tidak menganut ajaran al-Quran dan bukannya bersikap keras terhadap orang-orang kafir, mereka melah menjadi pelayan dan pengikut Amerika dan Zionis. Alih-alih ‘berbelas kasihan satu sama lain,’ mereka membuka jalan perpecahan dan perang, seperti perang di Yaman dan Suriah, dan pembantaian umat Islam,” tegas Imam Ali Khamenei dalam pidato penutupan MTQ Internasional ke-36.
Imam Ali Khamenei mencatat, beberapa penguasa itu “berkolusi dengan Israel dan menginjak-injak darah Palestina”.
Selama beberapa tahun terakhir, para pemimpin beberapa negara Arab, utamanya Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, telah memimpin upaya terbuka dan rahasia untuk menormalisasi hubungan dengan rezim Israel.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam banyak kesempatan mengisyaratkan keamanan dan hubungan politik yang luas dengan negara-negara Arab yang sebagian besar tetap menjadi rahasia atas permintaan para pemimpin mereka.
Ayatollah Khamenei juga menunjuk perang mematikan rezim Riyadh di Yaman, yang telah menewaskan ribuan warga sipil sejak awal Maret 2015.
“Hari ini Yaman terus-menerus dibombardir. Siapa yang melakukan pengeboman? Apakah dia orang yang tidak percaya? Tidak! Dia adalah seorang Muslim; setidaknya dia tampaknya seorang Muslim,” lanjut Pemimpin.
UEA dan beberapa negara Arab lainnya di kawasan itu telah membantu Riyadh dengan perang tanpa alasan, yang dipimpin oleh Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.
Imam Ali Khamenei mengatakan, “Tidak seperti beberapa negara Islam, Iran menempatkan al-Quran di jantung pengambilan keputusannya, tidak peduli hal ini membuat mereka (musuh) sangat marah”, tegasnya
“Meskipun hari ini permusuhan terlihat lebih dari mereka dalam hal volume dan intensitas, tindakan dan konspirasi ini adalah pergolakan terakhir dari permusuhan musuh kita dengan Republik Islam.”
Imam Ali Khamenei lebih lanjut mengatakan kampanye nasional di Iran untuk membantu orang-orang di daerah yang dilanda banjir dalam banyak hal mirip dengan gerakan mobilisasi yang terjadi selama perang delapan tahun Irak melawan Republik Islam pada 1980-an.
“Gerakan populer luar biasa yang kita saksikan hari ini adalah seperti pengorbanan diri dan antusiasme yang kita saksikan” selama perang diktator Irak Saddam Hussein, terang Pemimpin.
“Para syuhada kami mengajarkan banyak pelajaran kepada bangsa Iran dan gerakan yang kurang terlihat oleh orang-orang untuk membantu daerah yang dilanda banjir adalah contoh yang tepat,” lanjutnya.