ICC Jakarta – Dubes Republik Islam Iran untuk Indonesia, Waliyullah Mohammadi menyampaikan orasi dalam rangka perayaan Peringatan 40 Tahun Revolusi Islam Iran yang diselenggarakan Kedutaan Besar Iran di Jakarta yang dihadiri perwakilan pemerintah Indonesia, yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmien Nasution, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, serta Ketua Dewan Pertimbangan Daerah (DPD) RI Oesman Sapta Oedang.
Berikut ini isi pidato Dubes Republik Islam Iran:
Yang terhormat, Bapak Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian
Para tamu kehormatan perwakilan pemerintah Republik Indonesia,
Yang terhormat, Saudara-saudara, Duta Besar dan perwakilan korps diplomatik,
Yang terhormat Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Yang terhormat Anggota komunitas warga Iran di Indonesia,
Dan Yang terhormat segenap tamu undangan,
Hadirin sekalian,
Assalamualaikum wr wb
Selamat Malam dan Selamat Datang
Good Evening and welcome
Dengan ketulusan hati, Saya ingin menyambut para hadirin yang telah menyempatkan waktu berharganya untuk hadir pada acara Peringatan Kemenangan Revolusi Islam Iran yang ke-40 yang dipimpin oleh Imam Khomeini sekaligus National Day of the Islamic Republic of Iran.
Republik Islam Iran telah berdiri secara demokratis berdasarkan 98,88% suara rakyat yang menginginkan terciptanya religious democracy atau demokrasi agama. Hari ini, setelah 40 tahun berjalan, kami dengan penuh percaya diri mengumumkan bahwa Iran, dengan dukungan penuh dan antusias rakyanya, telah berhasil menjadi negara yang paling stabil di wilayah Timur Tengah yang penuh dengan kemelut dan perpecahan.
Secara sosial, Republik Islam Iran dibangun berdasarkan prinsip-prinsip keagamaan yang demokratis dan sepanjang perjalanan selama 40 tahun ini, kami telah menjadi saksi terselenggaranya lebih dari 40 pemilihan umum demokratis yang selama ini menjadi peristiwa langka di wilayah Timur Tengah. Dalam perspektif kemajuan sosial, saya dengan segala dengan bangga menyatakan bahwa Iran adalah salah satu negara paling demokratis di dunia karena masyarakatnya terdiri dari percampuran berbagai etnis agama, politik dan kepercayaan yang hidup secara harmonis dan bebas dalam menyampaikan pendapat.
Iran, sejak dahulu kala, telah merangkul berbagai penganut kepercayaan seperti Muslim, Kristen baik Katolik atau Protestan, Zoroastrianisme dan Yahudi yang semuanya telah diberikan kesetaraan hak sosial dan benar-benar bebas dalam melaksanakan ritual serta upacara keagamaan mereka.
Dari sisi keilmuan (science) dan teknologi, Iran berkat revolusi Islamnya, perencanaan administrasi yang baik, dan kepemimpinan yang bijaksana dari Yang Mulia Ayatollah Khamenei serta mengandalkan elit muda dan kekuatan intelektual, telah sukses dalam meraih pencapaian besar di berbagai bidang seperti kedirgantaraan, teknologi nuklir untuk tujuan perdamaian, bioteknologi, nanoteknologi, stem cell, industri berat, ilmu kedokteran, industri pertahanan dan sebagainya. Sekarang ini, Republik Islam Iran tergabung dengan 8 anggota klub nuklir dunia, dan termasuk dalam 9 anggota komunitas negara-nagara yang memiliki ilmu kedirgantaraan dan merupakan yang pertama di wilayah Timur Tengah. Laju perkembangan keilmuan di Iran kini, menurut laporan ilmiah Internasional, 11 kali lebih cepat dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan dunia dan menempatkan Iran di urutan ke-12 dalam dunia science. Dan yang paling penting dari semua itu adalah, kemajuan ini semuanya diraih oleh kemampuan pribumi kami tanpa dibantu oleh pihak asing manapun.
Dengan penuh gembira, Saya juga harus menyampaikan bahwa di bidang ilmu kedokteran, Iran telah menjadi pusat medis di Asia Barat dan memiliki banyak kemajuan yang amat pesat dalam pengembangan stem cell, pemulihan cedera tulang belakang (spinal cord injury), penyediaan perawatan yang strategis, dan kloning binatang serta Iran selalu berada di barisan terdepan, dibandingkan dengan negara lain di wilayah Timur Tengah, dalam memproduksi obat-obatan dan vaksin untuk manusia dan hewan yang mencapai 95% secara internal. Bahkan, Iran saat ini hampir menguasai 100% swasembada dalam memproduksi vaksin-vaksin tersebut.
Hadirin yang terhormat
Bicara tentang kebijakan luar negeri, Republik Islam Iran selalu mempertahankan prinsipnya yang berlandaskan pada interaksi konstruktif dengan mempertahankan kepentingan, prinsip-prinsip dan cita-cita revolusinya.
Salah satu tantangan paling krusial dalam kebijakan luar negeri Iran selama dua dekade terakhir ialah aktivitas nuklir yang dipergunakan untuk tujuan damai. Meski terdapat usaha yang luar biasa oleh pihak luar untuk memperlihatkan aktivitas damai ini sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan dunia, tetapi Iran bertahan terhadap sanksi dan mengedepankan kebijakan yang penuh dengan kebijaksanaan dan interaksi oleh pemerintah dan masyarakat. Dan pada akhirnya setelah bertahun-tahun berupaya telah mencapai sebuah kesepakatan yaitu kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (Rencana Aksi Komprehensif Bersama).
Setelah mencapai kesepakatan JCPOA pada tahun 2016 lalu, jalan yang ditempuh oleh Iran diakui dunia sebagai win-win game (jalan tengah yang saling menguntungkan), yang kemudian memberikan legitimasi kepada Iran dalam menggunakan hak-hak wajarnya dan keberhasilan-keberhasilannya diakui oleh International Atomic Energy Agency (Badan Energi Atom Internasional). Hasil dan kesepakatan JCPOA membuktikan ampuhnya kemampuan negosiasi diplomatik serta melipatgandakan kolaborasi antara dunia internasional dengan Iran dalam mengembangkan beragam bidang teknologi Nuklir antara lain memproduksi uranium yang diperkaya dan bekerjasama di bidang-bidang canggih teknologi nuklir secara terasparan. Dengan JCPOA juga Iran secara resmi bergabung sebagai anggota Nuclear Club (klub Nuklir). Badan Energi Atom Internasional telah memverifikasi sebanyak 13 kali bahwa Iran memang berkomitmen untuk memenuhi kewajibannya sesuai dengan UNSC Resolution 2231 (Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231). Dengan terlibatnya Iran di dalam JCPOA, semangat kerja sama multilateral dengan Republik Islam Iran sekarang memasuki babak baru. Namun tahun lalu, Amerika Serikat, di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump, justru mengundurkan diri dari keanggotaan JCPOA. Jelas ini menunjukkan suatu penghinaan Trump terhadap UNSC Resolution 2231 (Resolusi Dewan Keamanan PBB 2231), tidak menghormati komunitas internasional, dan pelanggaran secara terang-terangan terhadap peraturan serta kewajiban internasional yang tak hanya tidak didukung oleh komunitas internasional melainkan menuai kritik dan penyesalan mereka. Tindakan tersebut juga merusak citra Amerika Serikat sendiri di mata publik dunia. Di pihak lain Uni Eropa secara resmi mengumumkan peluncuran INSTEX, yaitu mekanisme pembayaran langsung antara Eropa dan Iran untuk membantu pelaku usaha Eropa mengelakkan sanksi Amerika Serikat terhadap Iran serta terus melanjutkan implementasi JCPOA.
Hadirin yang terhormat
Sekarang ini, Republik Islam Iran sebagai negara paling stabil dan teraman di Timur Tengah sedang berjalan di zona kemajuan dan siap untuk memperluas perdagangan, interaksi ekonomi dan politik, berdasarkan rasa saling menghormati dengan semua negara di dunia.
Strategi Kebijakan Luar Negeri Republik Islam Iran didasarkan pada interaksi konstruktif dengan semua negara. Pemerintah Republik Islam Iran, sembari berhubungan baik dengan seluruh tetangganya yang menuju perkembangan dan jauh dari ketegangan juga telah memasukkan perluasan hubungan dengan seluruh kawasan dan negara dunia pada agenda kerjanya. Yang Mulia Dr. Hasan Rouhani, Presiden Republik Islam Iran selalu menyampaikan pandangan pragmatis dan realistis terhadap kebijakan luar negeri dan percaya pada interaksi konstruktif dengan seluruh negara dunia terutama negara-negara tetangga dan selalu mengedepankan negosiasi dalam menyelesaikan beragam krisis dan persoalan.
Salah satu tantangan dunia yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah terorisme. Republik Islam Iran sebagai salah satu korban terorisme selama 40 tahun terakhir, telah menjadikan perlawanan terhadap berbagai bentuk terror dan kekerasan sebagai agenda prioritasnya. Disamping itu upaya untuk memperluaskan perdamaian internasional dan menyelesaikan beragam persoalan dan krisis melalui pendekatan dialog serta negosiasi tanpa mempergunakan kekerasan, telah diterapkan oleh Iran.
Sayangnya, saat ini di wilayah Timur Tengah, kita justru disuguhkan oleh kondisi yang sangat kompleks dan membingungkan akibat maraknya aktivitas terorisme dan ekstremisme. Hari demi hari, warga sipil khususnya anak-anak dan perempuan menjadi korban di beberapa negara dunia antara lain Yaman. Dalam situasi seperti itu, kami membutuhkan kerjasama, interaksi dan penukaran pendapat yang lebih lanjut dari seluruh negara-negara kawasan. Bahaya terorisme dan ekstremisme bukan hanya ancaman bagi Timur Tengah tetapi juga bagi dunia. Oleh karenanya, memerangi terorisme dan ekstremisme membutuhkan tekad internasional.
Hadirin yang terhormat
Dengan penuh gembira, Saya menyampaikan bahwa keharmonisan hubungan diplomatik yang terjalin antara Republik Islam Iran dan Republik Indonesia telah mengakar selama 70 tahun di mana kedua belah pihak selalu memiliki kerja sama bilateral mapun internasional yang erat dalam berbagai bidang berdasarkan rasa saling menghormati. Republik Islam Iran dan Republik Indonesia memiliki kapasitas dan potensi besar dalam mengembangkan dimensi hubungan bilateral dan multilateral. Hubungan erat dan saling menguntungkan kedua negara dalam menangani isu-isu seperti terorisme, demokrasi, dan penghormatan hak asasi manusia akan makin memperdalam kerja sama bilateral dan multilateral kedua pihak.
Pertukaran delegasi perdagangan, ekonomi dan politik antara kedua negara selama dua tahun terakhir turut membuka jalan terjalinnya relasi yang semakin dekat. Joint Commission for the Economic Cooperation (Komisi bersama untuk Kerjasama Ekonomi) dan pengembangan kolaborasi perdagangan di era pasca penandatanganan JCPOA merupakan pencapaian yang paling signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Di bidang ekonomi dan perdagangan, potensi dan kapabilitas yang dimiliki oleh Republik Islam Iran dan Republik Indonesia menjadi kunci untuk meningkatkan volume perdagangan yang selama beberapa tahun terakhir telah berjalan dengan sangat baik. Dalam hal ini, kedua negara bersiap-siap menyelenggarakan joint cooperation commission (komisi bersama untuk kerjasama) dan berbagai working group di beragam bidang dalam beberapa bulan mendatang. Kami yakin dengan upaya yang intensif dari para pejabat tinggi kedua negara, baik pemerintah maupun swasta, kita akan menyaksikan realisasi dari tujuan mulia tersebut.
Terakhir, sekali lagi saya mengucapkan terima kasih kepada Hadirin yang turut berpartisipasi dalam acara ini dan Saya berdoa semoga kesuksesan terus mengiringi jalan kedua negara besar, Iran dan Indonesia.
Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
*****