Awal berdirinya Kesultanan Banten terjadi ketika Kerajaan Demak melakukan ekspansi guna memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat Pulau Jawa. Caranya dengan menaklukkan beberapa kawasan pelabuhan dan menjadikannya pusat perdagangan dan pangkalan militer.
Salah satu tokoh yang sangat berjasa dalam penaklukkan tersebut adalah Maulana Hasanuddin. Dia adalah putra Sunan Gunung Jati. Dia kemudian mendirikan sebuah benteng pertahanan yang bernama Surosawan. Tempat ini kemudian menjadi pusat pemerintahan setelah Banten berdiri menjadi sebuah kesultanan. Selama sekitar tiga abad, kesultanan Banten berkembang dan mencapai puncak kejayaan.
Hingga kini sejumlah peninggalan Kesultanan Banten masih berdiri dan bisa kita saksikan. Ini adalah saksi bisu kemegahan dan kejayaan sebuah kerajaan Islam di masa lalu.
Masjid Agung Banten
Masjid ini didirikan pada masa kekuasaan Sultan Maulana yang merupakan pendiri Kesultanan Banten (1552 – 1570). Letaknya berada di Desa Banten Lama, sekitar 10 kilometer sebelah utara Kota Serang.
Masjid Agung Banten memiliki denah segi empat, namun kelihatan unik. Arsitekturnya merupakan perpaduan antara gaya asing dan Jawa. Ini terlihat dari tiang penyangga bangunan yang jumlahnya empat di bagian tengah, mimbar kuno yang berukiran indah, dan atap masjid yang terbuat dari genting tanah liat.
Salah satu ciri khas masjid ini adalah menara yang berada di sebelah timur. Ketinggiannya sekitar 24 meter dengan diameter sekitar 10 meter. Dulu, selain digunakan untuk mengumandangkan azan, menara yang dibuat Hendrick Lucasz Cardeel ini juga dipakai untuk menyimpan senjata.N
Masjid Kasunyatan
Masjid ini letaknya di Kampung Kasunyatan RT/RW 09/03, Desa Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota serang. Masjid ini terletak dua kilometer sebelah selatan Masjid Agung Banten. Kompleks masjid ini luasnya sekitar 2.000 meter persegi. Di dalamnya terdapat juga makam, madrasah, MCK, menara, dan tempat wudhu.
Masjid ini diperkirakan dibangun pada masa Sultan Maulana sekitar 1552 – 1570. Kompleks masjid ini dibatasi tembok keliling. Ada tiga gapura yang mengelilinginya, yaitu di sisi barat, timur, dan selatan. Sedangkan bangunan utamanya terletak di tengah-tengah berbentuk persegi empat dengan ukuran 11,30 X 11,50 meter dan menghadap ke selatan. Atapnya berbentuk tumpang tiga terbuat dari genting dengan hiasan mamolo pada puncaknya.
Keraton Surosawan
Keraton ini dulunya merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Banten. Kini bangunan tersebut tinggal puing-puing. Runtuhnya keraton ini terjadi pada 1831 karena dihancurkan oleh Belanda.
Keraton ini dibangun oleh Sultan Maulana. Sebagai pengingat, maka digunakan kata “Gawe Kuta Baluwarti Bata Kalawan Kawis” yang artinya “Membangun kota dan benteng dari bata dan karang. Bangunan ini dikelilingi dinding pembatas setinggi dua meter. Bentuknya seperti benteng Belanda yang kokoh. Ini bisa dimaklumi karena pembangunannya melibatkan seorang arsitel asal Belanda bernama Hendrick Lucasz Cardeel .
Keraton Surosawan memiliki tiga gerbang masuk di sisi utara, timur, dan selatan. Di dalamnya banyak terdapat tempat untuk mandi. (Republika)