ICC Jakarta – Khotbah jumat (12/07) khotbah kali ini disampaikan syeikh Hakimelahi dan diterjemahkan oleh Ustaz Akmal. Tema seputar kelahiran Imam ke -8, Imam Ali bin Musa Ar Ridha as. Berikut sebagian isi dari khotbah tersebut.
Kita tengah menghadapi sebuah momentum hari besar yaitu bertepatan dengan hari kelahiran Imam Ridha Imam ke 8 umat muslim Syiah yang akan kita hadapi pada 11 Djulhijah sebagai hari kelahiran Imam Ridha yang merupakan salah satu dari Imam dari ahlul bait yang Allah SWT telah jauhkan dari mereka kotoran dan kenajisan serta mensucikan mereka sesuci sucinya. Di hari momentum kelahiran Imam Ridha kami mengucapkan ucapan selamat kepada kaum muslimin dan khususnya kepada para hadirin hadirat sidang Jumat yang berbahagia. Pada kesempatan ini kita akan menyinggung beberapa hal terkait dengan Fadilah dan keutamaan dari Imam Ridha as.
Imam Ridha as adalah Imam ke 8 pada mazhab ahlul bait dan beliau memiliki beragam gelar dan beragam lakab maupun kuniah, yang paling masyhur dari gelar yang disematkan kepada Imam Ali bin Musa Ar Ridha adalah nama Ar Ridha dan kuniah beliau yang umum dikenal adalah Abul Hasan attsani Abul Hasan yang kedua. beliau lahir di Madinah pada tahun 148 hijriah dan meraih kesyahidan akibat racun yang diminumkan kepadanya di kota Thus tahun 203 Hijriyah dan dikebumikan di kota Mashad. Sebuah kota yang terletak di utara Iran dan hari ini makam imam Ridha menjadi tempat ziarah jutaan kaum muslimin dari berbagai tempat dan dari berbagai belahan dunia yang datang untuk bertabarruk dan berziarah mengambil berkah. Kehadiran di makam Imam Ali Ridha itu banyak disaksikan dan didengar disampaikan mukjizat-mukjizat terkait dengan karomah dan keutamaan dari Imam Ridha as.
Sebagaimana sidang Jumat ketahui semua bahwa Imam Ridha itu tinggal di Madinah Al Munawaroh namun kemudian diungsikan ke khurasan atas instruksi dan perintah dari khalifah yang berkuasa ketika itu yaitu Makmun Abbasiyah dia memaksakan kepada Imam Ridha untuk hijrah, pindah dari Madinah ke kota khurasan (Iran) selain itu Imam Ridha juga diberi gelar secara paksa yakni posisi putra mahkota oleh pemerintah Makmun al-abbasi.
Dikenal pada masanya Imam Ridha adalah imam yang ahli dibidang Alquran, dia adalah manifestasi dari ayat-ayat al-quran dan juga jelmaan dari hadis hadis Nabawi pada zamannya, Imam Ridha dikenal seorang ahli zuhud serta ahli ibadah, beliau juga senantiasa menolong dan berbuat baik kepada kaum mustad’afin. Imam Ridha pada masanya ingin diuji kemampuan dan keilmuannya oleh Makmun al-abbasi dan ingin mengetahui apakah memang betul-betul Imam Ridha ini mewarisi ilmu-ilmu dari ahlul bait yang kita sebut sebagai ilmu laduni. Karena itu Makmun al abbasi sering menyelenggarakan acara-acara perdebatan di antara pemeluk atau pemimpin madzhab agama yang terjadi pada masa itu. Sebenarnya Makmun al abbasi bertujuan untuk memojokkan Imam Ridha, menjatuhkan wibawa beliau, ingin menunjukkan bahwa Imam ini tidak mengetahui apa-apa dan dengan demikian dia mengundang para pemeluk mazhab dan para Imam mazhab termasuk para pemuka pemuka agama yang ada pada masa itu untuk berdiskusi dan berdebat dengan mereka dan ingin menguji bahwa apakah memang Imam Ridha itu memiliki ilmu laduni.
Imam Ridha dalam beberapa riwayat disebutkan sebagai orang yang paling zuhud di zamannya. Ketika imam Ridha bertemu dengan Sofan Sauri. Sofan Sauri sebagai seorang tasawuf dan seorang sufi yang dikenal di kalangan ahlussunnah dan melihat Imam Ridha mengenakan pakaian yang sangat mewah dalam pandangannya, maka dia menegur imam Ridha Dan bagaimana anda ini anda mengenakan pakaian yang tidak pantas dipakai oleh seorang sufi, menanggapi ini maka Imam ridho menunjukkan pakaian yang sebenarnya. Ini adalah pakaian lahir dan didalam ini adalah pakaian batin dimana Imam Ridha mengenakan pakaian yang kasar dan tidak pantas baginya untuk dikenakan dan terkejutlah At Tsauri melihat kondisi yang sebenarnya dari Imam Ridha as