ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Kisah Hamzah: “Jika kamu bersabar, itulah yang lebih baik bagimu.”

by admin
July 11, 2017
in Sejarah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Hamzah bin Abdul Muththalib yang memiliki gelar Asadullah, Asadur-Rasulullah dan Sayyidu Syuhada adalah paman Nabi dan merupakan salah seorang pejuang yang syahid pada perang Uhud. Hamzah adalah pendukung utama dakwah Nabi, bahkan diriwayatkan meskipun ia belum masuk Islam, ia selalu menjaga Nabi Saw dari gangguan kaum Musyrikin. Ia termasuk pembesar dan tokoh suku Quraisy. Oleh itu, setelah Hamzah masuk Islam, gangguan kepada Nabi Muhammad Saw yang dilancarkan oleh kaum musyrikin semakin berkurang.

Setelah memeluk Islam, Hamzah turut pula dalam peperangan dan gugur sebagai syahid di perang uhud. Kaum Musyrikin memotong-motong badannya. Nabi Muhammad Saw menangis melihat Hamzah berada dalam keadaan yang sangat mengenaskan. Semenjak zaman itu, setiap kali wanita Anshar hendak menangisi orang yang meninggal, mmereka akan menangisi Hamzah terlebih dahulu. Nabi Saw memasukkan Hamzah ke bagian dari tujuh orang terbaik  dari Bani Hasyim dan menilainya pula sebagai syahid terbaik.

Dalam Perang Uhud yang meletus pada pada pertengahan bulan Syawal tahun ke-3 H, Hamzah syahid di tangan Wahsyi bin Harb, budak Habasyi, anak perempuan Harits bin Amar bin Naufal atau ghulam Jubair bin Muth’im. Berdasarkan sebuah riwayat, anak perempuan Harits dengan menjanjikan kebebasan bagi Wahsyi, ingin supaya ia membalas dendam ayahnya yang terbunuh dalam perang Badar. Harits tewas ditangan Nabi Saw atau Ali As atau Hamzah. Berdasarkan riwayat yang lainnya, Jubair bin Muth’im demi membalas dendam pamannya, Thu’amah yang terbunuh di Badar berjanji kepada Wahsyi untuk membebaskannya. Namun tak diragukan lagi bahwa Hindun, anak perempua Utaibah dan istri Abu Sufyan yang lebih mendorong Wahsyi untuk melakukan pembunuhan terhadap Hamzah dari pada karena faktor Jubair maupun anak perempuan Harits. Hindun ingin membalas dendam karena ayah, saudara dan pamannya terbunuh dalam perang Badar. Berdasarkan beberapa nukilan, semenjak awal Hindun dengan menjanjikan harta kepada Wahsyi, mendorongnya untuk melakukan pembunuhan terhadap Hamzah.

Menurut riwayat, Hindun bernazar untuk dapat memakan hati Hamzah. Wahsyi pada awalnya berjanji untuk membunuh Ali As. Namun di medan peperangan ia membunuh Hamzah dan membawakan hati Hamzah untuk Hindun. Hindun memberikan baju dan perhiasannya kepada Wahsyi dan berjanji akan memberikan dinar di Mekah. Kemudian Hindun pergi ke arah jasad Hamzah dan memotong-motong badan Hamzah. Dari jasad Hamzah, kemudian ia membuat anting, gelang dan kalung. Lalu membawa hati Hamzah ke Mekah. Disebutkan juga bahwa Muawiyah bin Mughairah dan Abu Sufyan juga ikut memotong-motong atau mencabik-cabik tubuh Hamzah.

Kondisi jasad Hamzah yang sangat mengenaskan, membuat sebagian sahabat bersumpah akan memotong-motong tubuh pihak musuh sebanyak 30 bahkan lebih. Namun pada saat itu turun surah al-Nahl ayat 126 bahwa meskipun mereka diperbolehkan untuk membalas dengan perbuatan yang setimpal, tapi apabila mereka bersabar, maka hal itu adalah tindakan yang lebih baik.

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

“Dan jika kamu membalas, maka balaslah dengan (balasan) yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang yang sabar.”(QS al-Nahl: 126)

Nabi Muhammad Saw juga menangis karena melihat jenazah Hamzah yang sangat memilukan. Ketika Nabi Saw mendengar orang-orang Anshar menangisi para kerabatnya, Nabi berkata, “Tidak ada yang menangisi Hamzah?.” Karena Sa’ad bin Mu’adz mendengar perkataan ini, maka ia membawa para wanita ke rumah Nabi untuk menangisi Hamzah. Semenjak saat itu, setiap wanita Anshar yang akan menangisi kerabatnya yang telah meniggal dunia, maka mereka akan menangisi Hamzah terlebih dahulu. Dilaporkan bahwa Zainab binti Abu Salmah menangisi Hamzah selama tiga hari dan juga mengenakan pakaian duka.

Hamzah adalah syahid perang Uhud yang disolati oleh Nabi Muhammad Saw, kemudian syahid-syahid yang lainnya dibawa kehadapan Nabi beberapa kali untuk disalatkan dan meletakkan para syahid itu didekat jasad Hamzah, sehingga Nabi mensalati mayat-mayat mereka dan mayat Hamzah. Dengan demikian kira-kira Hamzah disalati sebanyak 70 kali baik secara sendiri maupun bersamaan dengan jenazah-jenazah yang lainnya.[SZ]

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Sejarah

Protokol Hannibal: Doktrin Gelap Militer Israel

March 5, 2025

Kekejaman dan diskriminasi rasial yang melekat pada aksi militer Israel atas nama keamanan telah lama menjadi sorotan dunia. Namun, tahukah...

Pengaruh Khutbah Imam Sajjad (AS) dalam Mempermalukan Yazid
Sejarah

Pengaruh Khutbah Imam Sajjad (AS) dalam Mempermalukan Yazid

August 8, 2024

  Saat Imam Sajjad (AS) menyampaikan khutbah yang tegas, orang-orang yang hadir di masjid sangat terpengaruh dan terbangkitkan kesadarannya. Khutbah...

Syiah Sebelum Perang Gaza dan Badai Al-Aqsa
Sejarah

Syiah Sebelum Perang Gaza dan Badai Al-Aqsa

August 8, 2024

Saya adalah warga negara Yordania, Fayed Al-Rasheed, seorang Muslim Sunni yang tinggal di Amman. Saya memiliki gelar sarjana dan magister...

Syahadah Imam Muhammad Al-Baqir (as):  Kehidupan, Perjuangan, dan Warisan
Sejarah

Syahadah Imam Muhammad Al-Baqir (as): Kehidupan, Perjuangan, dan Warisan

June 10, 2024

Imam Muhammad Al-Baqir (as), putra dari Imam Ali Zainul Abidin AS dan cucu dari Imam Husain (as), adalah imam kelima...

Penghancuran Jannat Al-Baqi.
Sejarah

Penghancuran Jannat Al-Baqi.

April 19, 2024

Di sinilah Imam Hasan Ibn Ali (Imam ke-2), Imam Ali Ibn Al-Husain (imam ke-4), Imam Muhammad Ibn Ali (imam ke-5),...

Pemerintahan Islam Menurut Surat Imam Ali kepada Malik Ashtar Nakhai
Sejarah

Pemerintahan Islam Menurut Surat Imam Ali kepada Malik Ashtar Nakhai

April 2, 2024

  Pengaturan pemerintahan Islam tidak hanya memperhatikan aspek politik semata, tetapi juga memberikan perhatian yang besar terhadap dimensi moral, sosial,...

Next Post

Vithit Powattanasuk: Istiqlal Masjid terindah di Asia Tenggara

Gus Mus: Jangan Sombong, Manusia Masuk Surga Bukan Semata Karena Amalnya

Menag: Hakikat Agama Adalah Memanusiakan Manusia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist