ICC Jakarta- Lailatu al-Raghaib adalah sebuah ungkapan bahasa Arab yang berarti malam pengharapan atau malam permohonan; malam ini jatuhnya pada malam Jumat pertama di bulan Rajab.. Pada malam ini menurut kaum Muslimin, para malaikat turun ke bumi demi menebarkan rahmat Allah Swt kepada penduduk bumi. Momen Lailatu al-Raghaib adalah salah satu momen yang dimuliakan oleh kaum Muslimin di seluruh dunia.
Seputar Terminologi
Kata “Raghaib” adalah kata jamak dari “Raghbah” berarti sesuatu yang dapat membuat senang dan kecondongkan juga bermakna pemberian dan karunia yang banyak. Menurut makna pertama Lailatu al-Raghaib adalah suatu malam yang membuat orang condong dan perhatian kepada ibadah dan penghambaan. Para hamba Allah, di malam ini memiliki kecondongan lebih untuk melakukan ketaatan berdoa dan mendekatkan diri kepada Allah.
Adapun menurut makna kedua Lailatu al-Raghaib adalah malam yang pada pada waktu itu pemberian dan karunia Allah Swt melimpah. Hamba-hamba Allah dengan menghadap dan bermunajat ke haribaan-Nya dan khusu’ dan tenang di hadapan kebesaran Allah Swt, layak untuk mendapatkan kenikmatan, pemberian dan karunia Allah Swt yang tak terbatas.
Amalan Malam Ini
Menurut apa yang dinukil dari Rasulullah Saw, untuk malam ini telah disebutkan ada beberapa amalan yang layak dilaksanakan: Hari Kamis pertama dari bulan Rajab -jika memungkinkan dan tidak ada halangan- hendaklah berpuasa pada hari ini. Karena malam jumat telah menjelang, maka dirikanlah salat dua belas rakaat di antara salat Magrib dan Isya’ yang mana setiap dua rakaatnya ditutup dengan salam dan di setiap rakaatnya membaca surah al-Fatihah dan surah al-Qadar tiga kali dan surah al-Ikhlash dua belas kali.
Usai melaksanakan salat, tujuh puluh kali membaca shalawat
﴾اللهم صل علی محمد النبی الامی و علی آله﴿
dan setelah itu bersujud dan membaca zikir
﴾سبوح قدوس رب الملائکة والروح﴿
sebanyak tujuh puluh kali dan zikir
﴾رب اغفر وارحم و تجاوز عما تعلم انک انت العلی الاعظم﴿
sebanyak tujuh puluh kali. Setelah itu, di sinilah kita dapat menyampaikan hajat-hajat dan segala permohonan kita kepada Allah Swt.
Nabi Muhammad Saw yang mulia dalam keutamaan salat ini bersabda:
“Seseorang yang mendirikan salat ini, jika ia meninggal dunia, Allah Swt akan mengirimkan pahala salat ini kepadanya di malam pertama ia dikuburkan dalam bentuk yang paling indah dan dalam raut wajah yang berseri-seri serta bercahaya dan berbicara dengan bahasa yang fasih.
Kemudian dia berkata kepada orang tersebut: Wahai kekasihku, beruntunglah kamu yang telah selamat dari segala kesengsaraan dan kesulitan. Si mayit bertanya, siapa kamu? Demi Allah aku bersumpah aku tidak pernah melihat raut wajah secantikmu dan aku tidak pernah mendengar kata-kata semanis kata-katamu, dan aku tidak pernah mencium aroma wangi, sewangi aroma yang keluar darimu.
Makhluk yang berwajah cantik itu menjawab: Aku adalah pahala salat yang kamu laksanakan pada suatu malam, di suatu bulan dan di suatu tahun. Malam ini aku datang di sisimu supaya aku menjalankan apa yang menjadi hakmu, dan menemanimu dalam kesendirian dan mengangkat keresahanmu dan ketika terompet sangkakala ditiupkan dan kemudian terjadi kiamat, aku akan menjadi peneduh di atas kepalamu. (Iqbal al-A’mal, jdl. 3, hlm. 186)
Sumber: Wiki Syiah