ICC Jakarta – Masjid Agung Kufah berlokasi di Kufah, Irak adalah salah satu masjid tertua di dunia. Di Masjid ini Khalifah ke empat Ali Bin Abi Thalib di tikam hingga tewas. Di masjid ini juga dimakamkan Ibnu Aqil yang merupakan keponakan dari Husen Bin Ali, sahabat Hani Ibnu Urwa dan Mukhtar Al-Thalaqafi.
Kufah berada sekitar 156 Km dari sebelah selatan kota Bagdad. Kota ini merupakan ibu kota pemerintahan Khalifah Ali Bin Abi Thalib. Masjid Agung Kufah merupakan bangunan pertama yang didirikan beliau di kota ini berikut kantor pemerintahan dan rumah dinas, namun faktanya beliau justru menolak tinggal di rumah dinas yang menurut beliau dibangun terlalu mewah dan lebih memilih tinggal di rumah sederhana tak jauh dari Masjid ini.
Masjid Agung Kufah telah mengalami beberapa kali restorasi oleh para penguasa disana sejak pertama dibangun. Dan kini masjid ini dapat dikenali dengan kubahnya yang berlapis emas dan menjadi salah satu masjid penting bagi muslim Shiah di seluruh dunia. Saat ini luas total bangunan masjid mencapai 11.000 M2 dan dilengkapi dengan empat menara dan lima gerbang. Di masjid ini dapat ditemui beberapa maqam yang yaitu tempat sholatnya beberapa Nabi termasuk Nabi Nuh dan lainnya.
Menurut keyakinan orang Syiah, Masjid Kufah merupakan salah tempat suci dan simbol penantian yang paling nyata. Masjid suci ini pada masa kemunculan Imam Mahdi As akan menjadi sentral propaganda dan tabligh Imam Mahdi As.
Sebagaimana pada suatu masa, para pecinta Ahlulbait berkumpul di Masjid agung Kufah di bawah mimbar Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As dan mengambil banyak manfaat dari ceramah dan pidatonya.
Pada masa kemunculan Imam Mahdi As, para pecinta Ahlulbait juga akan berkumpul mengelilingi Imam Mahdi As dan menimba manfaat dari sabda-sabdanya.
Hakikat ini mengkristal pada sabda Imam Shadiq As, “Seolah-olah aku memandang ke arah Imam Mahdi As yang berdiri di Masjid Kufah dan 313 orang sahabatnya mengelilinginya yang merupakan para pengibar panji dan panglima Allah Swt di muka bumi di antara para hamba-Nya.” (Bihar al-Anwar, jil. 52, hal. 326.)
Imam Baqir As terkait dengan peristiwa penting sejarah ini menjelaskan dengan cara lain, “Imam Mahdi As akan memasuki kota Kufah. Tiga kelompok akan berkumpul pada satu barisan. Ia akan naik ke atas mimbar, menyampaikan khutbah dan orang-orang sedemikian tenggelam dalam cinta sehingga tidak memperhatikan sabda-sabdanya.”( Abi al-Hasan Ali bin Isa bin Abi al-Fath al-Arbili, Kasyf al-Ghummah, jil. 2, hal. 463).[]