ICC Jakarta – Kota Mekah menjadi kota yang sangat penting bagi kaum Muslimin karena kota ini merupakan tempat kelahiran bagi Sang Pembawa Wahyu. Di kota ini pula tempat terjadinya berkumpulnya kaum Muslimin sedunia untuk melaksanakan ibadah tahunan. Oleh itu tak heran jika nama kota ini muncul di al-Qur’an dan hadis. Nah bagaimana nama-nama kota Mekah menurut al-Qur’an dan hadis? Berikut uraiannya.
Nama Kota Mekah dalam al-Qur’an
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَ هُدًى لِلْعَالَمِيْنَ
Sesungguhnya rumah yang mula–mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang berada di Bakkah (Mekkah), yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia (QS. Ali Imran [3]: 96).
وَ هَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ مُصَدِّقُ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَ لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَ مَنْ حَوْلَهَا وَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاْلآخِرَةِ وَ يُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَ هُمْ عَلَى صَلاَتِهِمْ يُحَافِظُوْنَ
Dan ini (al–Quran) adalah kitab yang telah Kami turunkan; sebuah kitab yang penuh berkah dan membenarkan kitab–kitab yang (diturunkan) sebelumnya. (Kami menurunkannya agar kamu memberi kabar gembira kepada umat manusia dengan pahala Ilahi) dan memberi peringatan kepada (penduduk) Ummul Qura (Mekkah) dan orang–orang yang di sekitarnya. (Yakinlah) orang–orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepada al–Quran, dan mereka selalu memelihara salat (QS. al-An’am [6]: 92). Juga pada QS. al-Syura [42]:7.
وَ هُوَ الَّذِيْ كَفَّ أَيْدِيَهُمْ عَنْكُمْ وَ أَيْدِيَكُمْ عَنهُمْ بِبَطْنِ مَكَّةَ مِنْ بَعْدِ أَنْ أَظْفَرَكُمْ عَلَيْهِمْ وَ كاَنَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًا
Dan Dialah yang menahan tangan mereka dari (membinasakan) kamu dan (menahan) tangan kamu dari (membinasakan) mereka di tengah kota Mekkah sesudah Allah memenangkan kamu atas mereka, dan adalah Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS. al-Fath [48]: 24).
Nama Kota Mekah dalam Hadis
اْلإِمَامُ الْكَاظِمُ (عَلَيْهِ السَّلاَمُ) –فِيْ جَوَابِهِ سُؤَالَ عَلِيِّ بْنِ جَعْفَرٍ عَنْ مَكَّةَ: لِمَ سُمِّيَتْ بَكَّةَ؟–: لأَنَّ النَّاسَ يَبُكَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا بِاْلأَيدِيْ، وَ لاَ يَكُوْنُ إِلاَّ فِيْ الْمَسْجِدِ حَوْلَ الْكَعْبَةِ
Imam Musa Kazhim as berkata—dalam menjawab pertanyaan Ali bin Ja’far tentang Mekkah–, “Mengapa ia disebut Bakkah?’ ‘Karena sesungguhnya manusia saling bergesekan tangan tangan satu sama lain (berdesak-desakkan) dan itu tidak bisa terjadi kecuali di dalam masjid yang ada di sekeliling Ka’bah saja.’” (Qarb al-Isnad, hal.237, hadis ke-929; Tafsir al-Ayyasyi, jil.1, hal.187, hadis ke-98)
Pada hadis yang disebutkan:
اْلإِمَامُ الرِّضَا (عَلَيْهِ السَّلاَمُ): سُمِّيَتْ مَكَّةُ مَكَّةَ لأَنَّ النَّاسَ كَانُوْا يَمْكُوْنَ فِيْهَا، وَ كاَنَ يُقَالُ لِمَنْ قَصَدَهَا: قَدْ مَكَا، وَ ذَلِكَ قَوْلُ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ: (وَ مَا كَانَ صَلاَتُهُمْ عِنْدَ الْبَيْتِ إِلاَّ مُكَاءً وَ تَصْدِيَةً) فَالْمُكَاءُ: التَّصْفِيْرُ، وَ التّصْدِيَةُ: صَفْقُ الْيَدَيْنِ
Imam Ali Ridha as berkata, “Mekkah disebut Mekkah karena (sebagian) manusia bersiul–siul di dalamnya (tidak serius dan ikhlas dalam beribadah haji) dan terkadang dikatakan kepada orang yang hendak menuju kepadanya, ‘Sungguh dia telah bersiul–siul.’ Dan itulah makna firman Allah Azza wa Jalla, Salat mereka di sekitar Baitullah itu tidak lain hanyalah siulan dan tepuk tangan belaka (QS. al-Anfal [8]: 35.) Maka al–Muka di sini bermakna bersiul–siul dan al–tashdiyah bermakna tepuk tangan.’” (Ilal al-Syara’i, jil.1, hal.397, dari Muhammad bin Sinan)