ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Pemuda dan Pemudi Abi Maulid Milenial di ICC Jakarta

by admin
November 21, 2019
in Kegiatan ICC Jakarta
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Bulan Rabiul Awal adalah salah satu bulan yang agung. Bulan di mana sosok agung Nabi Muhammad SAW dilahirkan ke dunia, dan diperingati setiap tahunnya oleh Muslimin di seluruh dunia. Pun dengan para pemuda yang tergabung dalam Pandu Ahlulbait Jakarta yang juga turut menyelenggarakan peringatan maulid Nabi SAW yang dikemas dalam acara Maulid Milenial di Islamic Cultural Center, Jakarta Selatan pada Ahad, 17/11/2019.

Peringatan maulid bergaya milenial ini menyasar segmen pemuda-pemudi untuk dapat meneladani Rasulullah SAW, acara ini juga sekaligus memperingati Hari Pahlawan.

Diawali dengan pembacaan syair Maulid Simtu Duror, lalu dilanjutkan talkshow dengan pembicara Ustaz Musa Kadhim Al-Habsyi dan dimoderatori oleh Sayyid Haidar Ali Al-Habsyi.

Ustad Musa menjelaskan bahwa peringatan maulid adalah salah satu bentuk ekspresi ungkapan cinta kita kepada Rasulullah SAW. Menurutnya, hadir saja dalam acara maulid, membaca syair-syair dalam kitab-kitab maulid tidak cukup, meski tidak ada salahnya hadir dalam acara maulid bahkan Insyallah terhitung pahala. Tapi kita perlu memahami apa arti dari bacaan-bacaan maulid, karena syair itu menggambarkan sosok Rasulullah.

“Bagaimana kita mengakui diri sebagai pengikut Rasulullah sementara kita tidak mengenal Rasulullah, bagaimana perangainya, dan bagaimana ajarannya. Dan yang terpenting adalah mengetahui apa yang dimaui Rasulullah SAW terhadap kita melalui ajarannya. Salah satu cara untuk meneladani Rasulullah, adalah dengan menyingkirkan egosentris diri. Orang yang mendahulukan kepentingan masyarakat di atas dirinya, dia pasti akan dekat dengan akhlak Rasulullah,” ujarnya.

“Banyak riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah menjelang ajalnya tidak menggelisahkan dirinya, istrinya maupun keluarganya tetapi beliau menggelisahkan umatnya. Orang, pada umumnya, kalau di akhir hayatnya, biasanya menjadi dirinya sendiri. Jangankan menjelang akhir hayat, kita sakit saja, yang dipikirkan pasti adalah dirinya sendiri. Pasti egois. Tapi Muhammad SAW bahkan di akhir hayatnya beliau memikirkan ummatnya.”

Lalu jika dikaitkan dengan hari Pahlawan, Ustaz Musa menerangkan bahwa kita merasa hidup dengan kondisi yang berbeda dengan kehidupan di masa Rasulullah. Padahal kalau kita baca sejarah, 1400 tahun lalu Mekah itu sudah menjadi kota metropolitan. Mekkah adalah Ummul Qurro (Induk dari kota-kota/ Ibu kota). Kerasnya kehidupan di zaman Rasul sebenarnya sama dengan kehidupan kita. Secara esensi kehidupan, semua kondisinya sama.

“Pahlawan adalah orang yang tidak hanya memikirkan dirinya sendiri tetapi juga memikirkan kemaslahatan orang lain. Pahlawan adalah sifat atau watak. Makanya ada istilah pahlawan tanpa tanda jasa. Banyak pahlawan yang tidak dirayakan hari lahirnya atau hari wafatnya.

Seharusnya dari sudut materi, seorang pahlawan itu rugi. Karena ia memperjuangkan sesuatu tapi ia tidak menikmati apa yang diperjuangkannya. Tetapi ketika kita melihat dari sudut pandang pahlawan itu sendiri, ia sebenarnya memiliki banyak kenikmatan karena banyak orang menjadi sukses karenya.

Menurut saya, orang tua itu adalah pahlawan bagi anak-anaknya. Guru yang benar juga adalah pahlawan bagi murid-muridnya. Meskipun pengorbanan yang dilakukan orang tua maupun guru tidak otomatis mendapat penghargaan atau respon positif dari anak atau muridnya. Bahkan tidak jarang yang mendapat cacian dan penghinaan.

Lalu bagaimana kita menjawab kegelisahan Rasulullah di zaman kita ini?. Sekali lagi, saya mengingatkan bahwa manusia, jangan hanya berpikir tentang dirinya sendiri. Untuk kebaikan kehidupan diapun, tidak cukup hanya dengan baiknya dirinya. Karena lingkungan yang baik akan mendukung kita menjadi baik.

Rasulullah, menunjukkan bahwa kegiatan kemanusiaan lebih utama dari ibadahnya. Ketika sujud, punggung Rasulullah ditunggangi cucunya. Padahal secara fikih, bisa saja cucunya diturunkan dulu lalu beliau melanjutkan salatnya. Tetapi  beliau menunjukkan kebaikannya bahkan terhadap anak kecil.

Kejadian kedua, ketika Rasulullah menyuapi bayi-bayi kemudian ada salah satu bayi mengencingi baju Rasul dan orang tua bayi meremas tangan bayinya. Beliau mengatakan bahwa najis di bajunya bisa dihilangkan segera, tetapi perlakuanmu pada bayimu akan teringat dalam kehidupannya. Kemudian kejadian ketiga, ketika ada Badui dewasa kencing di masjid. Para sahabat geram dan hendak mengusir dan memarahinya, tapi Rasulullah menahan para sahabat dan mengatakan untuk membiarkan Badui itu pergi. Dan banyak lagi akhlak Rasul yang kita patut untuk mencontohnya.”

admin

admin

Related Posts

Kemajuan Iran Pasca Revolusi
Kebudayan

Kemajuan Iran Pasca Revolusi

May 24, 2023

ICC Jakarta - Revolusi Islam Iran telah memasuki usia 38 tahun. Tepatnya tanggal 11 Februari 1979 lalu, kekuasaan monarki di...

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Arsip

PERINGATAN SYAHADAH SAYIDAH FATHIMAH AZZAHRA SA.

March 1, 2023

UNDANGAN PERINGATAN SYAHADAH SAYIDAH FATHIMAH AZZAHRA SA.Riwayat Kedua Islamic Cultural Center Jakarta bersama: Ustad Husain ShahabSelasa, 27 Desember 202219.00 WIB...

Arsip

Muslimah berperan lebih penting baik dalam organisasi maupun majelis taklim.

February 28, 2023

Muslimah Ahlulbait Indonesia menyelenggarakan kegiatan peringatan wiladah Sayidah Zainab s.a. dan Sarasehan Nasional bersama Majelis Taklim di seluruh Indonesia, Sabtu...

Kegiatan ICC Jakarta

PEREMPUAN, HAM, DAN NEGARA
MEMBACA KASUS MAHSA AMINI DI HADAPAN KONSTITUSI IRAN DAN HAM

November 15, 2022

🔴 WEBINAR NASIONAL PEREMPUAN, HAM, DAN NEGARAMEMBACA KASUS MAHSA AMINI DI HADAPAN KONSTITUSI IRAN DAN HAM Situasi politik Iran sempat...

Next Post

Cendekiawan muslim Prof. Dr. Azyumardi Azra Pentingnya Tetap Berlogika dalam Beragama

Radikalisme di Kampus

Kyai Muwafiq Bulan Suro (Muharam), Bulan Dukanya Kanjeng Nabi

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist