ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

PERANG BESAR SEBELUM KEMUNCULAN IMAM MAHDI AS

by admin
August 27, 2025
in Mahdawiyah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Syekh Muhammad Jawad Damastani

Riwayat-riwayat menyebutkan bahwa salah satu peristiwa yang akan terjadi sebelum kemunculan Imam Mahdi (aj) adalah terjadinya perang besar yang menyebabkan terbunuhnya dan matinya mayoritas manusia, atau jumlah manusia yang sangat besar pada saat itu. Riwayat-riwayat ini berbeda-beda, di antaranya menyebutkan bahwa:

  • Sepertiga manusia akan terbunuh, dan sepertiga lainnya akan mati (total: 66,66%).
  • Dua pertiga manusia akan binasa (66,66%).
  • Lima per tujuh manusia akan mati (71,4%).
  • Sembilan per sepuluh manusia akan binasa (90%).

Riwayat-riwayat Yang Menyebutkan Hal Ini Banyak. Di Antaranya:

  1. Sepertiga Manusia Terbunuh dan Sepertiga Lainnya Mati (66,66%)

Dalam kitab al-Tasyrif bi al-Minan karya Sayid Ibnu Thawus, diriwayatkan bahwa Ali as berkata, “Al-Mahdi tidak akan muncul sampai sepertiga manusia terbunuh, sepertiga lainnya mati, dan sepertiga lagi tetap hidup.”(1)

Artinya, jumlah manusia yang terbunuh dan mati adalah dua pertiga, yakni 66,67%.

  1. Dua Pertiga Manusia Binasa (66,66%)

Dalam kitab al-Ghaibah karya Syekh Thusi, dari Muhammad bin Muslim dan Abu Bashir, keduanya berkata, “Kami mendengar Imam Abu Abdillah as berkata, ‘Perkara ini (kemunculan Imam Mahdi) tidak akan terjadi sampai dua pertiga manusia binasa.’ Kami bertanya, ‘Jika dua pertiga telah binasa, siapa yang tersisa?’ Beliau menjawab, ‘Tidakkah kalian rela menjadi bagian dari sepertiga yang tersisa itu?’”(2)

  1. Lima dari Tujuh Orang Mati (71,4%)

Dalam kitab Ikmal al-Din yang juga dikutip oleh Allamah Majlisi dalam Bihar al-Anwar dari Imam Ja’far Shadiq as, beliau berkata, “Sebelum kemunculan al-Qaim (Imam Mahdi) akan terjadi dua jenis kematian: kematian merah dan kematian putih. Sampai dari setiap tujuh orang, lima di antaranya binasa. Kematian merah adalah dengan pedang (perang), dan kematian putih adalah karena wabah (penyakit menular).”(3)

  1. Sembilan dari Sepuluh Manusia Binasa (90%)

Diriwayatkan dalam al-Ghaibah karya Nu’mani dari Zurarah, dia berkata, ”Aku bertanya kepada Imam Abu Abdillah as, ‘Apakah panggilan itu (seruan langit) adalah benar?’ Beliau menjawab, ‘Demi Allah, iya. Hingga semua orang mendengarnya dengan bahasa mereka masing-masing.’ Beliau juga berkata, ‘Perkara ini tidak akan terjadi sampai sembilan dari sepuluh manusia binasa.’”(4)

  1. Tujuh dari Sembilan Orang Terbunuh (77,77%)

Dalam kitab al-Fitan karya Marwazi, dari Ibnu Sirin, “Imam Mahdi tidak akan muncul sampai dari setiap sembilan orang, tujuh di antaranya terbunuh.”(5)

Hal ini juga disebutkan oleh Jalaluddin Suyuthi dalam al-’Urf al-Wardi fi Akhbar al-Mahdi, dan oleh Sayid Ibnu Thawus dalam al-Tasyrif bi al-Minan fi al-Ta’rif bi al-Fitan.

  1. Manusia Terus Berkurang

Dalam riwayat dari Amirul Mukminin Ali as, “Manusia akan terus berkurang hingga tidak lagi disebut nama Allah. Ketika itu terjadi, maka Yasuubuddin (Imam Mahdi) akan mengibaskan ekornya, lalu Allah akan membangkitkan kaum dari berbagai penjuru bumi. Mereka berkumpul dari berbagai wilayah, sejumlah 313 orang, sebagaimana jumlah pasukan Badar.”(6)

Perang Sebelum Kemunculannya

Ungkapan-ungkapan di awal riwayat menunjukkan bahwa pembunuhan dan kematian besar-besaran terjadi sebelum kemunculan Imam Mahdi (aj), karena disebutkan:

  • “Imam Mahdi tidak akan keluar sampai sepertiga manusia terbunuh.”
  • “Sebelum kemunculan al-Qaim terjadi dua jenis kematian.”
  • “Perkara ini tidak akan terjadi sampai dua pertiga manusia binasa.”

Dengan demikian, kemunculan Imam Mahdi (aj) akan terjadi setelah perang, kematian, wabah, dan konflik besar yang menyebabkan kehancuran dan kematian sebagian besar umat manusia di muka bumi.

Kematian ini sangat dekat waktunya dengan kemunculan Imam, dan “kematian putih” adalah karena penyakit atau virus, sebagaimana disebutkan dalam riwayat sebagai tha’un (wabah menular). Dalam ucapan Amirul Mukminin as, “Sebelum al-Qaim terjadi kematian merah dan kematian putih. Dan belalang di musimnya dan di luar musimnya, seperti warna darah. Kematian merah adalah karena pedang, dan kematian putih adalah karena wabah.”

Disebutkan pula, “Belalang di luar musimnya, warnanya merah seperti darah.”

Kematian Merah dan Putih

Kesimpulannya, akan terjadi perang besar yang menggunakan senjata mematikan, yang menyebabkan kehancuran dan kematian besar-besaran. Penyakit juga akan menyebar, sehingga akan ada “kematian merah” dan “kematian putih”.

  • Kematian merah berarti terbunuh karena senjata, darah, dan luka-luka.
  • Kematian putih berarti wabah dan penyakit akibat dampak biologis dan kimia dari perang, tanpa darah dan luka.

Hanya sepertiga umat manusia yang tersisa, yakni kaum beriman, dan semua ini terjadi sebelum kemunculan Imam Mahdi (aj).

Bisa disimpulkan dari riwayat bahwa ada kemungkinan perang dengan senjata lebih dominan daripada wabah virus, karena:

  • Jika terjadi wabah besar, pada zaman sekarang dengan kecepatan dan kemudahan transportasi, semua orang bisa terkena.
  • Sedangkan perang bisa terjadi hanya di wilayah tertentu.

Penyebutan kematian merah lebih dulu daripada kematian putih bisa menjadi indikasi bahwa kematian putih adalah dampak dari kematian merah.
Artinya, setelah perang berdarah besar terjadi dan banyak korban tak terurus, maka menyusul wabah penyakit dan kematian massal karena dampak biologis atau kimia.

Kemungkinan-Kemungkinan Kematian Besar-Besaran Umat Manusia

Dan dapat dibayangkan kemungkinan kematian sebagian besar umat manusia di muka bumi ini sebagai berikut:

  1. Perang Besar antara Negara-negara Besar

Melibatkan negara-negara dengan persenjataan mematikan, termasuk senjata nuklir dan non-konvensional, yang menyebabkan pembunuhan massal. Ungkapan “terbunuh” sangat cocok menggambarkan skenario ini.

  1. Penyebaran Penyakit secara Luas dan Menakutkan

Wabah ini bisa sengaja disebarkan oleh pihak tertentu, dan lepas kendali, hingga tak terprediksi dampaknya.

Ungkapan “kematian putih” sesuai dengan situasi ini.

Pengalaman pandemi COVID-19 menjadi gambaran.

Dilaporkan lebih dari 668 juta kasus di 188 negara hingga Januari 2023, dengan lebih dari 6,73 juta kematian (Wikipedia).

  1. Perang Biologis

Melibatkan penggunaan senjata biologi seperti virus, bakteri, atau mikroorganisme untuk menyebarkan penyakit.

Ini dikenal juga sebagai perang kuman dan sudah dikenal sejak zaman dahulu.
Para musuh dulu menebar mayat penderita wabah ke kamp musuh atau meracuni sumber air.

  1. Perang Kimia

Menggunakan bahan kimia mematikan untuk membunuh atau melumpuhkan musuh. Sudah digunakan sejak Perang Dunia I, seperti gas beracun yang menimbulkan korban besar.

  1. Perang Siber (Cyber War)

Melalui serangan elektronik terhadap alat-alat yang digunakan manusia: ponsel, komputer, televisi, mobil listrik, dan lain-lain. Semua alat yang terhubung dengan internet bisa menjadi target dan korban.

Contohnya adalah meledaknya alat komunikasi di Lebanon seperti pager dan radio nirkabel.
Di masa depan, mobil listrik juga bisa jadi target besar karena kecanggihannya dan penggunaannya yang luas.

Implikasi Bagi Negara-negara

Karena ancaman tersebut, negara-negara merdeka harus:

  • Mandiri dalam industri dan teknologi
  • Mengembangkan sendiri perangkat keras dan lunak
  • Tidak tergantung pada negara asing, termasuk dalam media sosial dan sistem komunikasi.

Medan dan Lokasi Peristiwa

Penutup dari riwayat yang telah kita sebutkan mengarah pada medan peperangan dan tempat kejadiannya, serta bahwa orang-orang beriman atau kaum muslim akan berada jauh darinya, di mana mereka akan termasuk dalam sepertiga yang tersisa bersama dengan yang lainnya. Hal ini berdasarkan ungkapan, “Tidakkah kalian ridha untuk menjadi bagian dari sepertiga yang tersisa?” Maka bisa jadi, peperangan itu terjadi di negara-negara bagian barat bumi atau wilayah yang dikuasai olehnya, atau di belahan bumi utara bagian atas.

Adapun kelompok yang tersisa, termasuk di dalamnya adalah kedua perawi hadits dari Imam Ja’far Shadiq as, yaitu Muhammad bin Muslim dan Abu Bashir, yang merupakan sahabat-sahabat beliau as, serta mereka yang mengikuti garis keagamaan dan akidah mereka—yaitu kaum Syiah atau mereka yang teguh dari kalangan mereka—atau secara umum kaum Muslimin yang meyakini al-Mahdi (aj), maka mereka termasuk bagian dari sepertiga yang tersisa.

Banyaknya Peperangan di Bumi

Sebagaimana riwayat-riwayat menunjukkan banyaknya peperangan menjelang kemunculan (Imam Mahdi aj) dan melimpahnya fitnah, “Dan peperangan menjadi banyak di muka bumi.”(7)

Banyaknya peperangan bisa jadi merujuk pada peperangan-peperangan kecil di tingkat regional, karena peperangan besar bersifat sangat merusak.

Peperangan dan konflik memperbesar kezaliman dan fitnah, serta melipatgandakan jumlah korban jiwa secara zalim. Bahkan salah satu penyebab bumi dipenuhi oleh kezaliman dan ketidakadilan adalah karena terjadinya peperangan. Sebab, peperangan menambah kezaliman, memperbesar ketidakadilan, dan menyebabkan banyaknya pelanggaran berkali lipat dibandingkan dengan bentuk-bentuk kezaliman dalam hubungan sosial biasa.

Maka dari itu, kemunculan beliau (al-Mahdi aj) terjadi di era yang dipenuhi oleh kezaliman dan peperangan, “Allah Azza wa Jalla akan memenuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran melalui beliau sebagaimana sebelumnya telah dipenuhi oleh kezaliman dan ketidakadilan. Penghuni langit dan bumi akan rida terhadap beliau.”(8)

Perbedaan Riwayat Mengenai Persentase Korban Jiwa

Persentase yang disebutkan dalam riwayat-riwayat—seperti dua pertiga, lima per tujuh, dan sembilan per sepuluh—sangat besar. Maka tidak diragukan bahwa peperangan itu sangat dahsyat dan wabah-wabah yang menyertainya juga sangat mematikan.

Jika kita menggunakan bahasa angka, dan kita asumsikan bahwa jumlah penduduk bumi—yang menjadi medan peperangan dan wabah—berjumlah sembilan miliar jiwa, maka:

  • Dua pertiga berarti enam miliar manusia.
  • Lima per tujuh berarti enam miliar empat ratus dua puluh juta manusia.
  • Sembilan per sepuluh berarti delapan miliar seratus juta manusia.

Jika riwayat-riwayat ini sahih dari sisi jumlah korban yang disebutkan, maka bisa jadi angka-angka tersebut hanya bersifat perkiraan, bukan perhitungan yang presisi.

Bisa juga penjumlahan korban jiwa terjadi secara bertahap dalam fase-fase peperangan dan wabah. Sehingga awalnya yang meninggal adalah dua pertiga, kemudian terjadi peperangan lanjutan dan penyebaran wabah, hingga jumlah total korban akhirnya mencapai 90% dari seluruh umat manusia.

Peristiwa-peristiwa Sejarah

Jika kita menengok sejarah, kita akan menemukan peristiwa-peristiwa di mana jumlah korban sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang tersisa. Di antaranya disebutkan:

  • Perang Dunia I dan II.
  • Penjajahan dan invasi ke benua Amerika.
  • Berbagai peperangan di Tiongkok.
  • Dan lain-lain, di mana jumlah korban jiwa diperkirakan mencapai jutaan manusia.
  1. Pembunuhan Qabil terhadap Habil

Pembunuhan Qabil terhadap saudaranya Habil adalah pembunuhan terhadap satu orang, namun jika dihitung berdasarkan jumlah total penduduk saat itu, maka ini sama dengan 25% dari umat manusia, jika diasumsikan bahwa jumlah manusia saat itu hanya empat orang: Adam, Hawa, Qabil dan Habil.

Jika jumlah manusia saat itu enam orang, yaitu Qabil dan Habil masing-masing memiliki saudari kembar sebagaimana disebutkan dalam beberapa sumber Islam, dan pembunuhan terjadi sebelum lahirnya Syits serta anak-anak Adam lainnya, maka pembunuhan Habil berarti menghilangkan 1/6 (16,66%) dari populasi manusia.

Ini merupakan kejahatan pembunuhan pertama dalam sejarah, dan sebabnya adalah penolakan Qabil terhadap penerimaan kurban Habil dan penolakan terhadap kepemimpinannya, lalu ia membunuhnya karena iri dan dengki.

  1. Banjir Nabi Nuh as

Ini adalah azab dari Allah terhadap kaum Nabi Nuh as karena penyembahan berhala. Dengan asumsi bahwa banjir tersebut bersifat global, maka semua manusia binasa kecuali orang-orang yang bersama Nabi Nuh as di kapal, dan jumlah mereka sangat sedikit. Disebutkan bahwa yang bersama beliau di kapal hanya 80 orang laki-laki beserta keluarganya.(9)

Sulit untuk memperkirakan jumlah total manusia pada masa itu. Nabi Nuh as adalah anak kesembilan dari keturunan Nabi Adam as, dan orang-orang pada masa itu hidup ratusan tahun dan memiliki banyak keturunan.

  1. Flu Spanyol dan Perang Dunia I dan II

Flu Spanyol (juga disebut pandemi influenza Spanyol) terjadi pada tahun 1918, setelah berakhirnya Perang Dunia I. Pandemi ini menewaskan jutaan manusia, disebutkan bahwa jumlah korban mencapai antara 50 hingga 100 juta jiwa.

Jika ditambah dengan korban Perang Dunia I yang diperkirakan sekitar 20 juta jiwa, dan dibandingkan dengan populasi dunia saat itu sekitar 1,6 miliar, maka jumlah korban flu dan perang mencapai 100 juta jiwa, yang berarti sekitar 6,25% dari populasi dunia saat itu. Namun angka-angka ini hanyalah perkiraan, bukan data pasti. Disebutkan juga bahwa sekitar 500 juta orang terinfeksi flu tersebut. (Wikipedia dan situs-situs lainnya).

Adapun Perang Dunia II, diperkirakan total korban jiwanya lebih dari 60 juta jiwa, yaitu sekitar 2,5% dari populasi dunia saat itu. (Wikipedia).

Ya Allah! Limpahkanlah salawat kepada wali-Mu yang sedang Engkau tugaskan, yang diharapkan kemunculannya, dan keadilan yang dinanti. Kelilingilah dia dengan malaikat-malaikat-Mu yang dekat, dan kuatkanlah dia dengan ruh kudus, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah! Muliakanlah dia dan muliakanlah umat dengannya. Tolonglah dia dan tolonglah umat dengannya. Anugerahkanlah kemenangan yang penuh kemuliaan untuknya dan bukakanlah kemenangan yang mudah baginya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan semoga salawat tetap tercurah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya yang suci.

Sumber Rujukan:

  1. Al-Tasyrif bi al-Minan, jil.1, hal.128; Kanz al-Ummal, jil.14, hal.587.
  2. Syekh Thusi, al-Ghaybah, jil.1, hal.339; juga dalam Bihar al-Anwar, juz 52, hal.113.
  3. Kamal al-Din, jil.2, hal.655; Bihar al-Anwar, juz 52, hal.207
  4. Nu’mani, al-Ghaybah, jil.1, hal.274; juga dalam Bihar al-Anwar, juz 52, hal.244
  5. Syekh Thusi, al-Ghaybah, jil.1, hal.477
  6. Syekh Mufid, al-Irsyad, jil.2, hal.372; Syekh Thusi, al-Ghaybah, jil.1, hal.438; juga dalam al-Ghaybah, karya Nu’mani, jil.1, hal.277
  7. Syekh Thusi, al-Ghaybah, jil.1, hal.463; juga dalam Bihar al-Anwar, juz 52, hal.207
  8. Bisyarah al-Mushthafa saw, jil.1, hal.250

Wiki Syiah.

admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB

May 20, 2022

Hamzah bin Abdul Mutthalib dengan gelar Asadullah, Asadur-Rasulullah dan Sayyidu Syuhada adalah paman Nabi dan merupakan salah seorang syahid perang...

MILAD MUHAMMADIYAH ke-109
Galeri

MILAD MUHAMMADIYAH ke-109

November 18, 2021

Keluarga Besar*Islamic Cultural Center Jakarta*mengucapkanSelamat dan Sukses atas*MILAD MUHAMMADIYAH ke-109*18 November 1912 - 18 November 2021

Mahdawiyah

Mengenal Ajaran-ajaran Mahdawiyah adalah Satu Kebutuhan Terpenting Saat Ini!

May 4, 2021

ICC Jakarta - Memahami Mahdisme dan kebutuhan masyarakat internasional akan Mahdisme adalah salah satu masalah penting yang harus diperhatikan di...

Mahdawiyah

Resensi Buku: Al-Muntazhar: Kumpulan Hadis-Hadis Al-Mahdy

May 3, 2021

ICC Jakarta - Sebagaimana disebutkan oleh penerjemah, kitab setebal 48 halaman ini merupakan pengajaran hadis-hadis mengenai Imam Mahdi dari K.H....

Mahdawiyah

Geliat Memperkenalkan Doktrin Mahdiisme melalui Konferensi Internasional dari Iran ke Indonesia

May 3, 2021

ICC Jakarta - Mahdiisme adalah etape akhir dari gerakan Anbiyak yang telah ditutup oleh nabi pamungkas, Baginda Nabi Muhammad saw...

Mahdawiyah

Konsep Al Mahdi di Alkhairaat Palu

May 3, 2021

ICC Jakarta - Kabar kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman sesungguhnya tidaklah khas Syi'ah, yaitu keyakinan akan datangnya kembali Imam...

Next Post
KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MANULAR: PANDANGAN AGAMA

KESEHATAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT MANULAR: PANDANGAN AGAMA

Madrasah Akhlak Luqman al-Hakim: Kajian Surah Luqman 12–19 di Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro

Madrasah Akhlak Luqman al-Hakim: Kajian Surah Luqman 12–19 di Majelis Taklim Akhwat ICC Zainab Al-Kubro

ALQURAN DAN HUKUM KAUSALITAS

ALQURAN DAN HUKUM KAUSALITAS

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist