ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Resensi Buku: Al-Muntazhar: Kumpulan Hadis-Hadis Al-Mahdy

by admin
May 3, 2021
in Mahdawiyah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Sebagaimana disebutkan oleh penerjemah, kitab setebal 48 halaman ini merupakan pengajaran hadis-hadis mengenai Imam Mahdi dari K.H. R. Abdullah Bin Noeh (ABN), seorang tokoh pejuang kemerdekaan di Bogor. Ulama kelahiran Cianjur tanggal 30 Juni 1905 ini adalah ulama, sastrawan, dan pendidik. Ia dikenal sebagai pendiri pesantren Al-Ghozali, Bogor. Beliau wafat di Bogor tanggal 26 Oktober 1987. Sebagai ulama, sejak kecil Abdullah bin Nuh mendapat pendidikan agama Islam yang sangat intens dari ayahnya, yakni K.H.R. Muhammad Nuh bin Muhammad Idris, yang juga seorang ulama besar, pendiri Sekolah Ai’ianah Cianjur.Profil Buku

Judul Buku                  : Al-Muntazhar: Kumpulan Hadis-Hadis Al-Mahdy

Penulis                         :  KH. R. Abdullah bin Nuh

Penerjemah (hadis)      : H. Bahrum Zaman

Penerbit                       : Pondok Pesantren Al-Um

Tahun Terbit                : 1998

Tebal                           : 44 + iv

Ukuran Buku              : 16 x 21

“Telah lama sebenarnya kami mendengar nama Al-Mahdy dan memang sebenarnya nama itu sudah sangat populer di kalangan masyarakat sehingga kebanyakan menyebutkan dengan nama Imam Mahdy. Namun kami sebelumnya masih penuh keraguan untuk meyakinkannya karena kami belum menemukan keterangan yang pasti, baik keterangan itu dalam Al Qur’an ataupun Al-Hadits. Alhamdulillah, dengan wasilah guru kami yang mulia, yaitu Mama Kyai Haji Abdullah bin Nuh, kami mendapatkan titik terang. Beliau mengajarkan kepada kami hadis-hadis Al-Mahdy dengan penuh kesungguhan dan alhamdulillah kami dapat mengikuti dengan penuh kesungguhan pula. Hadis-hadis Al-Mahdy tersebut sengaja beliau pilihkan dari bermacam-macam kitab para ulama yang langka adanya. Dan dengan ketekunannya beliau goreskan melalui penanya sehingga menjadi kumpulan hadis-hadis Al-Mahdy. Alhamdulillah, kami mendapat doa restu darinya untuk menerjemahkan hadis-hadis Al-Mahdy tersebut. Dan kami mendapat anjuran supaya menambahi dengan keterangan dari tiap-tiap hadis, yang maksudnya agar difahami oleh orang awam.”

Demikian mukadimah dari penerjemah kitab Al-Muntadzhor: Kumpulan Hadits-Hadits Al-Mahdy Ustaz H. Bahrum Zaman.

Profil Penyusun Kitab

Sebagaimana disebutkan oleh penerjemah, kitab setebal 48 halaman ini merupakan pengajaran hadis-hadis mengenai Imam Mahdi dari K.H. R. Abdullah Bin Noeh (ABN), seorang tokoh pejuang kemerdekaan di Bogor. Ulama kelahiran Cianjur tanggal 30 Juni 1905 ini adalah ulama, sastrawan, dan pendidik. Ia dikenal sebagai pendiri pesantren Al-Ghozali, Bogor. Beliau wafat di Bogor tanggal 26 Oktober 1987. Sebagai ulama, sejak kecil Abdullah bin Nuh mendapat pendidikan agama Islam yang sangat intens dari ayahnya, yakni K.H.R. Muhammad Nuh bin Muhammad Idris, yang juga seorang ulama besar, pendiri Sekolah Ai’ianah Cianjur.

Dalam pengawasan ketat ayahnya ini, Abdullah kecil belajar agama dan bahasa Arab setiap hari. Sehingga dalam waktu relatif masih muda, ia sudah mampu berbicara bahasa Arab. Di samping itu mampu pula menalar kitab Alfiyah (kitab bahasa Arab seribu bait) serta swakarsa belajar bahasa Belanda dan Inggris.

Berbekal ilmu yang telah dikuasainya itu, Abdullah bin Nuh muda mengajar di Hadralmaut School. Sekaligus menjadi redaktur majalah Hadramaut, sebuah mingguan berbahasa Arab yang terbit di Surabaya, Jawa Timur sejak tahun 1922 hingga tahun 1926. Setelah itu ayahnya mengirim Abdullah untuk menimba ilmu di Fakultas Syariah Universitas AI-Azhar, Kairo, Mesir. Setelah dua tahun lamanya belajar di Al-Azhar, Kairo, Mesir, Kyai ABN kembali ke tanah air dan aktif mengajar di Cianjur serta Bogor sejak tahun 1928 hingga tahun 1943.

Dari 51 karya Mama Abdullah bin Nuh yang dapat ditemukan, ada sekitar empat karya yang bisa mengindikasikan bahwa Kyai ABN termasuk ulama Nusantara pencinta Ahlulbait Nabi seperti buku Imam Muhajir, Al-Muntazhar Imam Mahdi, Risalah Asyura, dan Keutamaan Keluarga Nabi saw. Judul terakhir ini diterbit ulang oleh grup Mizan, Nourabooks. Boleh jadi ada beberapa karya lain beliau yang belum diterjemahkan atau diterbitkan yang menunjukkan kecintaan beliau kepada Ahlulbait Nabi. Hemat saya, hal ini tak mengherankan karena beliau memiliki pertemanan dengan seorang habib yang juga pejuang kemerdekaan nasional juga yakni Habib Husein Al-Habsyi, pendiri YAPI Bangil.  

Isi Buku

Dari sekitar 48 hadis yang terkumpul, penulis mendapatkan beragam kitab yang dijadikan sumber rujukan oleh Kyai Abdullah bin Nuh yaitu Shahih Turmudzi (3 hadis), Sunan/ Shahih Ibn Majah (6 hadis), Musnad Imam Ahmad (5 hadis), Al-Burhan (5 hadis), Muntakhab Kanz al-Ummal (2 hadis), Sunan Abu Dawud (4 hadis), Misykat al-Mashabih (1 hadis), Shahih Bukhari (1 hadis), Al-Mustadrak (2 hadis), Yanabi al-Mawaddah (4 hadis), Al-Shawaiq al-Muhriqah (2 hadis), Tarikh Ibn Asakir (2 hadis), Al-Burhan (6 hadis), Al-Bayan (1 hadis), Jami al-Shaghir (1 hadis), Al-Mahdiy (1 hadis), Is’af al-Raghibin (1 hadis), Nahj al-Balaghah (2 hadis), Dalail al-Imamah (1 hadis), Kamaluddin (2 hadis), dan terakhir Al-Irsyad (1 hadis). (Tabel Terlampir).

Empat kitab terakhir yang dirujuk oleh Kyai Abdullah bin Nuh, sebagaimana maklum adalah kitab-kitab ulama Syi’ah Imamiyah yang masing-masing susunan dari Syarif Radhi, Syekh Shaduq, dan Syekh Mufid. Setidaknya ini mengisyaratkan bahwa Kyai ABN adalah seorang ulama yang luas wawasannya dan terbuka pemikirannya. Tentu saja penukilan hadis-hadis di atas bukan berarti bahwa jumlah hadis tentang Al-Mahdi itu dalam setiap kitab yang dirujuk memang jumlahnya seperti itu. Kyai ABN tampaknya hanya menukil seperlunya saja demi pembuktian nakliah seputar kehadiran Imam Mahdi yang harus diimani.

Sebagaimana disebutkan oleh penerjemah, “kami sedikitpun tidak ada niat untuk menyerang atau mencelanya. Karena kami sudah mempunyai prinsip mengenai itu. Yang namanya manusia di dunia ini, janganpun mengenai Al-Mahdi yang belum nyata, Alquran pun yang sudah jelas bahwa itu kalamullah masih ada saja yang tidak memercayainya.”

Sangat disayangkan bahwa penulisan mengenai tema-tema kemahdian atau mesianisme oleh para ulama Nusantara masih belum banyak diekspolarasi. Padahal, tema ini bersifat universal, lintas agama dan lintas mazhab dan bisa menjadi titik persatuan antarmanusia.[AM]

admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

HAMZAH BIN ABDUL MUTHALIB

May 20, 2022

Hamzah bin Abdul Mutthalib dengan gelar Asadullah, Asadur-Rasulullah dan Sayyidu Syuhada adalah paman Nabi dan merupakan salah seorang syahid perang...

MILAD MUHAMMADIYAH ke-109
Galeri

MILAD MUHAMMADIYAH ke-109

November 18, 2021

Keluarga Besar*Islamic Cultural Center Jakarta*mengucapkanSelamat dan Sukses atas*MILAD MUHAMMADIYAH ke-109*18 November 1912 - 18 November 2021

Mahdawiyah

Mengenal Ajaran-ajaran Mahdawiyah adalah Satu Kebutuhan Terpenting Saat Ini!

May 4, 2021

ICC Jakarta - Memahami Mahdisme dan kebutuhan masyarakat internasional akan Mahdisme adalah salah satu masalah penting yang harus diperhatikan di...

Mahdawiyah

Geliat Memperkenalkan Doktrin Mahdiisme melalui Konferensi Internasional dari Iran ke Indonesia

May 3, 2021

ICC Jakarta - Mahdiisme adalah etape akhir dari gerakan Anbiyak yang telah ditutup oleh nabi pamungkas, Baginda Nabi Muhammad saw...

Mahdawiyah

Konsep Al Mahdi di Alkhairaat Palu

May 3, 2021

ICC Jakarta - Kabar kemunculan Imam Mahdi di akhir zaman sesungguhnya tidaklah khas Syi'ah, yaitu keyakinan akan datangnya kembali Imam...

Mahdawiyah

Agama Samawi Bicara Mesianisme

April 30, 2021

ICC Jakarta - Tahun 2019, saya ikut rombongan yang dipimpin Ustadz Adlani dalam ziarah Arbain berziarah ke Samara yang terletak...

Next Post

Ayatullah Khamenei Puji Pengorbanan Pasukan Quds IRGC

Resensi Buku Daras Mahdawiah

Mengenal Ajaran-ajaran Mahdawiyah adalah Satu Kebutuhan Terpenting Saat Ini!

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist