ICC Jakarta – Imam Shadiq As memulai keimamahannya pada usia 31 tahun dan periode keimamahannya berjalan sepanjang 34 tahun. Ketika Imam memulai keimamahannya, pada saat itu, pemerintahan Umawi sedang mengalami kelemahan sehingga tidak sedikit dari kelompok dan gerakan yang mengadakan revolusi kebangkitan; namun Imam Shadiq As tidak mendukung dan tidak memihak revolusi mereka, dengan alasan bahwa mereka melakukan kebangkitan tersebut untuk kepentingan mereka sendiri, bukan dengan tujuan menghapus bid’ah dan menghidupkan agama Allah.
Imam Shadiq As memanfaatkan kondisi itu untuk menyebarkan ajaran Ahlulbait As yang sekarang ini kebanyakan hadis-hadis Syiah diambil dari beliau dan Syiah dikenal dengan nama Ja’fariah.
Imam Shadiq As selain membahas permasalahan-permasalahan fikih, juga mengadakan berbagai diskusi-diskusi dan dialog teologi dengan para pengikut aliran-aliran lain. Imam banyak mendirikan majelis-majelis keilmuan yang dipenuhi oleh para murid dengan berbagai corak pemikiran dan madzhab yang berbeda-beda bahkan disebutkan jumlah muridnya mencapai 4000 orang.
Pada akhirnya, menurut kitab Fushushūl al-Muhimmah dan Mishbāh Kaf’ami dan juga dalam buku-buku yang lainnya dituturkan bahwa Imam menemui kesyahidan pada 25 Syawal 148 H karena Abu Ja’far Manshur telah meminumkan racun untuknya yang dipicu oleh dendam kepada Imam Ja’far Shadiq As.
Pada kesempatan ini, guna mengambil dan memetik pelajaran dari peri kehidupan Imam Shadiq As, ICC Jakarta mengundang kaum Muslimin dan Muslimat pada acara peringatan syahadah Imam Ja’far Shadiq As yang akan diselenggarakan pada hari Ahad, 8 Juli 2018 jam 19.30 hingga selesai bersama Ustadz Fuad al-Hadi di Aula ICC Jakarta. [SZ]