ICC Jakarta – Peringatan Hari Santri Nasional di Kabupaten Malang diisi dengan penandatanganan kesepakatan (MoU) pemeliharaan keamanan cyber, serta antiradikalisme dan terorisme. Penandatanganan dilakukan oleh Team Cyber Troops Polres Malang dengan LTN Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Malang.
Deklarasi dan penandatanganan berlangsung dalam sebuah upacara bersama sekitar 4.000 santri dari sejumlah pesantren di Kabubaten Malang. MoU ditandatangani oleh Kapolres Malang dan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Malang di Lapangan Tumapel Singosari, Kabupaten Malang.
Kapolres Malang, AKBP Yade Setiawan Ujung mengatakan, penandatanganan MoU tersebut dalam rangka menyikapi fenomena dunia maya khususnya media sosial. Dunia komunikasi tanpa batas itu telah banyak dimanfaatkan untuk propaganda radikalisme, terorisme dan ujaran kebencian disebarkan dengan tujuan tujuan tertentu.
“NU dan Polri bersepakat saling mendukung dan berkoordinasi dalan pemeliharaan keamanan siber khususnya anti ujaran kebencian, antiradikalisme dan antiterorisme,” kata Yade Setiawan Ujung, Minggu (22/10/2017).
Kedua pihak juga bersepakat bersama-sama melakukan pengamanan dan pencegahan tindak kejahatan yang dapat memecah belah persatuan dan memicu konflik SARA.
Karena itu, NU sepakat mengoptimalkan lembaga dakwah, pondok pesantren dan lembaga pendidikan dalam rangka kampanye melawan paham radikalisme, terorisme dan ujaran kebencian. Selain itu juga dilaksanakan Deklarasi Santri Antinarkoba dengan membacakan ikrar bersama.
Hadir dalam kegiatan upacara antara lain Forkopimda Kabupaten Malang, Bupati Malang, Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Malang, Kyai Pimpinan Ponpes di Kabupaten Malang, Banser NU, Fatayat dan Muslimat NU.
Sementara itu, Keluarga Besar Nahdlatul Ulama (NU) Kota Malang juga menggelar apel peringatan Hari Santri Nasional. Apel digelar di Kantor PCNU Kota Malang dengan inspektur upacara Walikota Malang, Moch Anton.
“Para santri hendaknya mengembangkan diri agar tidak saja memiliki ketangguhan jiwa yang berdasarkan nilai-nilai keislaman, budi pekerti yang mulia, tetapi juga memiliki berbagai disiplin ilmu ketrampilan lainnya. Sebab globalisasi dan modernisasi tidak mungkin kita dihindari,” jelas Abah.
Hari Santri diharapkan menjadi momen bagi para santri untuk membangkitkan keteladanan dan melanjutkan misi laskar ulama dan santri pendahulu. Para santri harus mengambil peran aktif dalam membangun negaranya.
Langkah terpenting adalah mempersiapkan diri agar tidak kalah dalam persaingan. Para santri harus memiliki kemampuan intelektual dan akses pengetahuan, informasi serta alih teknologi yang memadai. Selain itu harus responsif terhadap perkembangan dan perubahan, serta mampu menempatkan diri sebagai katalisator, motivator, dan inovator.
“Kesemuanya itu bertujuan agar kehidupan masyarakat berada dalam kondisi yang berimbang serta selaras antara aspek materiil dan immateriil, jasmani dan rohani. Sehingga mampu mendukung suksesnya pembangunan disegala bidang kehidupan,” katanya.
Menurut Anton, para santri dapat berperan dalam menjalankan tiga tugas dan fungsi penting saat ini, yakni memerangi terorisme, radikalisme dan ekstremisme yang bertentangan dengan Pancasila dan NKRI.
“Selain itu juga memerangi kebodohan, ketertinggalan dan kemiskinan, serta menguatkan persatuan dan kesatuan agar terhindar dari perpecahan,” pungkasnya. EH / Islam Indonesia
Comments 1