ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Pulang – Idul Fitri dan Siklus Kehidupan Manusia

by admin
June 13, 2018
in Opini
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Meski tak banyak manusia sadar, sesungguhnya kehidupan manusia adalah perjalanan penuh kerinduan. Dimulai dari “kejatuhan” , dan disambung dengan keinginan pulang.

Ya, kehidupan manusia sesungguhnya adalah perjalanan pergi dan pulang, dari suatu tempat berangkat (mabda’) menuju suatu tempat kembali (ma’ad) yang tak lain adalah tempat-berangkatnya: manusia bersumber dan berawal dari Tuhan, untuk berjalan kembali kepada Tuhan lagi.

Firman Allah Swt.:“Sesungguhnya kita bersumber/kepunyaan/bagian dari Allah, dan sesungguhnya kepada Dialah kita akan kembali.” (QS. Al-Baqarah : 156).

Kita tercipta – saya harus menyebutnya sebagai terpancar (teremanasi) — dari Allah, tertempatkan ke alam dunia, demi mencari jalan pulang kembali kepada-Nya. Dalam kebijaksanaan (hikmah) Islam, satu siklus lengkap perjalanan hidup manusia melewati dua busur yang membentuk sebuah lingkaran penuh : busur turun (al-qaws al-nuzul) dari Allah ke alam ciptaan; dan busur naik (al-qaws al su’ud) dari alam ciptaan kembali kepada Allah.

Seperti difirmankan-Nya terkait peristiwa Mi’raj Nabi saw: “Maka Dia pun mendekat, dan makin mendekat lagi. Maka jadilah jarak antara-Nya dgnya manusia (dengan Muhammad Saw., sebagai representasi perjalanan kembali manusia kepada-Nya yg paripurna) adalah dua busur panah, atau lebih dekat lagi.” (QS. al-Najm : 8-9).

Dalam kaitan ini, kebahagiaannya sepenuhnya terletak pada kelancaran perjalanan pulangnya. Kodrat manusia adalah damai dalam Kasih-sayang Tuhan, Sang Maha Rahman, Sang Maha Rahim. Keterpisahannya adalah penderitaan dan kesengsaraan. Meski tak banyak di antara kita menyadarinya.

Kita berjungkir-balik mengejar pencapaian dan kesenangan duniawi – menumpuk harta, meraih kekuasaan, menangguk popularitas – sebenarnya adalah akibat ketersamaran terhadap kerinduan ini. Manusia merasa akan mendapatkan kasih sayang yang didambakannya jika dia miliki semuanya itu. Kenyataannya semua itu hanya fatamorgana. Kebahagiaannya, kepuasannya, kedamaiannnya tak terletak di situ. Yang dia kejar tak kurang dari cinta yang sepenuhnya dapat dia andalkan. Cinta Tuhan. Cinta yang Sempurna.

Maka, pertaruhannya terletak pada seberapa besar dia bisa mendekati-Nya, dengan berusaha menjadi seperti-Nya. Menjadi memiliki akhlak-Nya: berakhlak dengan akhlak-Nya (al-takhalluq bi akhlaq Allah), menjadikan hatinya dipenuhi kasih-sayang terhadap sesamanya. Karena, hanya dengan mengembangkan kasih sayang kepada manusia dan seluruh makhluk-Nya ia baru memiliki kesempatan mendapatkan kasih-sayang-Nya.

Kata pesuruh-Nya: ” Barangsiapa tak menyayangi, tak akan disayangi.” Dan kasih-sayang-Nya terletak pada kasih sayang kepada sesama manusia, kepada sesama ciptaan-Nya. Masih kata Rasul-Nya: “Barangsiapa menyayangi yang di bumi, akan disayangi Yang Di Langit.”

Namun, senyampang perjalanan-jauh pulang kepada Sang Sumber, dia bisa dapati tempat pulang di bumi, di antara orang-orang yang menyayangi: Ibu, ayah, saudara, kerabat, sahabat. Mereka yang kita tahu menyayangi kita setulus hati, yang cintanya bisa kita andalkan. Yang kasih-sayangnya sesungguhnya merupakan pancaran kasih Tuhan. Yang ke dalam hati mereka, Tuhan pancarkan kasih-sayang-Nya.

Merekalah sumber kebahagiaan dan kedamaian di dunia. Maka, setiap ada kesempatan, kita selalu terdorong pulang kepada mereka. Sebagaimana arti-aslinya, keterasingan dari kekasih kita adalah laknat.

‘Idul Fitri – kembali ke fitrah — sesungguhnya berarti kembali ke Allah, karena atas fitrah-Nya fitrah kita diciptakan. (QS. al-Rum : 30). Mudik pun tak lain adalah miniatur perjalanan kosmik kita untuk pulang kepada-Nya.

Maka sudah sepantasnya mudik mengingatkan kita pada-Nya. Bahwa di ujung perjalanan, menunggu Kekasih-sejati kita, Allah Yang Maha Pengasih, yang hanya dalam pelukan-Nya pupus sudah semua kerinduan kita, yang di haribaan-Nya, penuh sudah hasrat kita.

“Wahai jiwa yang tenteram. Pulanglah Engkau ke Pengasuh-Mu dengan rela dan direlai-Nya. Maka, masuklah ke dalam kelompok hamba-ham-Ku (yang Kucintai). Maka, masuklah ke dalam taman-surga-Ku.” [Haidar Bagir]

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Opini

Boikot Produk Israel: Analisis Filosofis, Ekonomi, dan Sosial pada Kasus Kurma

March 17, 2025

Boikot produk Israel, khususnya kurma, bukan sekadar tindakan ekonomi tetapi juga gerakan moral yang berakar pada perlawanan terhadap pendudukan ilegal...

Dunia Islam

Racun Peradaban

March 2, 2023

Entah sejak bila tidak diketahui persis, kapan beberapa aktivis perdamaian dan HAM serta peneliti sejarah di Indonesia mulai akrab—dan kemudian...

Opini

ZION

April 23, 2022

Tak pernah ada seorangpun menyangka bahwa Zion suatu saat akan menjadi sebuah kata yang disesaki dengan beban angkara. Naskah-naskah kuno...

Ahlulbait

Duka Cita yang Mendalam atas Wafatnya Ayatullah Muhammad Ray Syahri

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartaMenyampaikanDuka Cita yang Mendalam atas Wafatnya Ayatullah Muhammad Ray Syahri22 Maret 2022 Semoga Allah Swt menempatkan...

Kegiatan ICC Jakarta

UNTUK DUNIA BEBAS IMPERIALIS MELIHAT IRAN SETELAH 43 TAHUN REVOLUSI ISLAM

February 10, 2022

🔴 Ikutilah Webinar UNTUK DUNIA BEBAS IMPERIALIS;MELIHAT IRAN 🇮🇷 SETELAH 43 TAHUN REVOLUSI ISLAM Bersama Keynote Speaker:✅ Dr. Hossein MottaghiDirektur...

Islam Mancanegara

Makam Syahid Soleimani Penuh Peziarah

January 3, 2022

Makam "Sardar Delha" yang terletak di pemakaman Shuhada (Golzar-e Shohada) Kerman ini padat oleh peziarah.

Next Post

Satu Lagi Pengungsi Sampang Meninggal Semasa Mengungsi

Dubes RI di Moskow: Islam Berkembang Pesat di Rusia

Perumpamaan Hak dan Batil dalam Al-Qur'an

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist