ICC Jakarta – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jepara, Mashudi menegaskan, bukan saatnya lagi bagi umat Islam memperpanjang perdebatan antara dua mazhab besar Islam, Syiah dan Suni. Hal ini disampaikan Mashudi pada Peringatan Haul 40 Hari cucu Rasulullah Saw, Husain bin Ali bin Abi Thalib, di Jepara, Jawa Tengah, 12 Oktober.
“Sudah tidak cukup ruang bagi kita untuk berpolemik Suni-Syiah,” kata Ketua MUI dalam pidato sambutannya pada Peringatan yang umumnya digelar oleh Muslim Syiah ini. “Justru ruang jihad kita, khususnya umat Islam, adalah melawan kebodohan, keterbelakangan, terorisme, kapitalisme.”
Alih-alih tenggelam dalam perselisihan mazhab sesama Muslim, Mashudi bilang, umat Islam harus melawan hantu ego-sektoral. “Mari kita lebih mengedepankan titik kesamaan daripada selalu berkutat pada sedikit perbedaan,” ujarnya.
Karena itu, Mashudi mengajak warga Jepara yang menghadiri Haul, senantiasa mengedepankan sikap toleran. Tugas umat Islam Indonesia masih banyak, katanya.
Menurut Mashudi, banyaknya agama di Tanah Air yang disertai keragaman ajarannya merupakan kenyataan. Sebagai warga negara, keragaman ini harus diterima dan disikapi dengan hidup berdampingan secara damai.
“Pluralitas agama merupakan sunnatullah yang tidak mungkin terelakkan keberadaannya dalam kehidupan kita sehari-hari,” ujarnya. “MUI Kabupaten Jepara dengan fungsi irsyadiah-nya, senantiasa berkeyakinan bahwa mengingkari keragaman berarti mengingkari sunnatullah.”
Peringatan Haul 40 Hari Imam Husain berlangsung khidmat di area Gedung Haji Kota Ukir. Selain MUI, Peringatan ini juga dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Daerah setempat, habaib, tokoh agama serta tokoh masyarakat Jepara. AL/YS/ IslamIndonesia