ICC Jakarta – Mata Duta Besar Amerika untuk PBB, Niki Haley, nyaris meneteskan air mata saat berbicara tentang kecintaannya kepada rakyat Iran beberapa hari yang lalu.
Dia berkata dengan wajah yang tampak emosional, “Sesungguhnya rakyat (Iran) tengah berjuang dan ingin menentukan nasibnya. Amerika tidak akan diam, dan akan berdiri bersama orang-orang menuntut kemerdekaan.”
Saya teringat pada ucapan yang sama pada tahun 2003 ketika AS dan Inggris menghancurkan Irak dan membunuh satu setengah juta rakyatnya, setengah dari mereka adalah anak kecil. Saat itu AS memberikan dua alasan bohong: menghancurkan senjata penghancur massal dan memerangi Al Qaida. Saya juga teringat ucapan yang sama ketika keputusan diambil AS untuk menghancurkan Suriah, Libya, Yaman, dan sebelum itu, Lebanon.
Agar sejarah kelak tidak menertawakan kita, penting bagi saya untuk menyampaikan beberapa prediksi berikut ini:
1. Beberapa hari ke depan kita akan mendengarkan Donald Trump memutuskan untuk membatalkan kesepakatan nuklir.
2. Setelah itu kita akan mendengarkan diadakannya “muktamar para sahabat rakyat Iran”.
3. Kemudian kita akan menyaksikan di televisi-televisi Barat, Arab, dan Israel, laporan-laporan yang dibuat-buat tentang demo-demo yang sebenarnya tidak ada.
4. Beberapa minggu berikutnya kita akan menyaksikan foto dan video para remaja dan anak-anak kecil mengalami penyiksaan dan kekerasan di Iran, yang kemudian terbukti bahwa laporan-laporan itu dibuat di studio buatan dan rekayasa belaka.
5. Setelah itu, kita akan melihat tingginya tekanan AS terhadap negara-negara Eropa, yang berusaha membuka hubungan ekonomi dengan Iran, dengan tujuan agar mereka menghentikan hubungan itu, dan agar mereka juga meningkatkan sanksi terhadap Teheran dan tokoh-tokoh Iran.
6. Kemudian AS bersama beberapa negara akan meletakkan Pasdaran (Dewan Revolusi Iran) dalam daftar kelompok teroris internasional.
7. Beberapa minggu berikutnya akan diadakan muktamar para oposisi Iran di luar negeri, sebagaimana hal itu pernah dilakukan oleh kelompok oposisi Suriah di luar negeri.
8. Setelah itu akan dituduhkan kepada Iran adanya ledakan di sana dan di sini, atau adanya rudal meledak di sebuah tempat tertentu.
Benar, sebagian rakyat Iran berdemo karena menginginkan perbaikan taraf hidup mereka di tengah kesulitan ekonomi, merosotnya mata uang, serta turunnya daya beli mereka. Benar, sebagian dari mereka berdemo karena ingin memerangi korupsi. Pemerintahan Iran bukanlah pemerintahan yang bersih murni. Para pejabat penting mereka menyadari adanya kekurangan yang cukup besar.
Tapi para pendemo harus ingat bahwa tujuan AS lebih jauh dari sekedar mendukung kebebasan dan demokrasi di Iran. Yang telah diketahui secara luas, Iran telah mengembangkan berbagai bidang ilmu, sains, dan senjata, serta telah berhasil tampil mandiri dalam banyak bidang meskipun ekonominya diboikot selama lebih dari tiga puluh tujuh tahun.
Tujuan Amerika adalah menciptakan kerenggangan sosial di tengah masyarakat Iran dan mengeluarkan Iran secara paksa dari semua urusan luar negeri, khususnya masalah masa depan Palestina. Jika tujuan Amerika adalah menegakkan demokrasi di Iran, banyak negara yang lebih pantas dibantu AS untuk menegakkan demokrasi [yaitu negara-negara monarkhi Arab]. Tapi justru negara-negara itu menjadi sekutu Amerika dan paling dekat dengan Gedung Putih.
Iran terlalu besar untuk dihadapi oleh AS, Israel, dan beberapa negara lainnya. Memerangi Iran secara militer bisa menyebabkan perang besar, sebagaimana disinggung oleh Sayyid Hasan Nasrallah dalam wawancaranya dengan televisi Al Mayadeen. Menekan Iran secara ekonomi juga telah memberikan andil bagi kemandirian mereka dan dalam pengembangan dalam bidang ilmu-saintis, senjata, rudal dan satelit. Pada akhirnya, Iran telah menjadi negara yang sejajar dengan negara-negara besar, dan menjadi negara yang paling mengancam Israel. Upaya untuk mengisolasi Iran melalui Irak, Suriah, dan Lebanon juga mengalami kegagalan.
Karena itu, tidak ada jalan lain untuk menghancurkan Iran kecuali melalui perpecahan di dalam.
Ada yang baru kali ini, yaitu munculnya satu poros yang bergabung bersama Iran, yaitu Rusia, yang memandang bahwa memerangi Iran sama dengan memerangi peranannya di Timur Tengah. Akhir-akhir ini, penasehat utama Trump, Steve Bannon telah mengetuk paku baru di peti mati kekuasaan Trump. Setelah semua ini, apakah AS atau Israel masih berani untuk berhadapan dengan Iran dengan perang milter ?
Seandainya saya berada pada posisi oposisi Iran, saya tidak akan percaya satu huruf pun dari apa yang mereka katakan hari ini, karena besok akan keluar Duta Besar AS, seperti Duta Besar AS terakhir di Suriah, Robert Ford, yang akan menyatakan penyesalannya, “Kami telah melakukan kesalahan, dan kami tidak mengira bahwa Iran sedemikian kuat.”
Wahai rakyat Iran, jagalah negeri kalian. Perbaikilah kekurangan yang ada tanpa bergantung kepada negara-negara yang tidak menyukai kalian, yang membenci pemimpin kalian dan perjuangan kalian. Negara-negara itu hanya menginginkan krisis yang berkepanjangan agar terjadi pertumpahan darah seperti yang terjadi di Suriah.
Sesungguhnya peradaban kalian lebih dulu ribuan tahun dari peradaban negara-negara yang ingin menyebarkan demokrasi palsu. Ada baiknya jika kalian berdamai dengan tetangga-tetangga kalian, bangsa Arab, meski harus mengalah; karena kalian dan tetangga kalian merupakan target para penyerang yang rakus dan perampas kekayaan rakyat. Sami Kleib adalah wartawan senior televisi Al Mayadeent; diterjemahkan oleh MHA (LiputanIslam.com)