ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Taat, takut dan Takwa, Tiga Komponen Kesuksesan

by admin
September 18, 2017
in Maarif Islam
0 0
Share on FacebookShare on Twitter
ICC Jakarta – Manusia hidup di dunia ini dalam rangka memenuhi tujuan Allah menciptakannya yaitu sebagai hamba, mengabdi dan menyembah hanya kepada-Nya. Pengabdian tanpa disertai perbuatan syirik yang dapat membatalkan keimanan dan ketakwaan. Iman dan taqwa yang ada pada hati manusia bila diibaratkan kepada bangunan bagaikan pondasi yang menghunjam ke bumi sehingga bangunan itu kokoh dan kuat. Bila diibaratkan kepada pohon dia adalah akar yang kuat yang terkubur di tanah. Tanpa itu semua bangunan dan pohon tadi akan mudah rubuh, tumbang dan tidak berdaya. Demikian pula manusia, tanpa iman dan taqwa akan goncang dalam percaturan kehidupan ini.
وَ مَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَ رَسُولَهُ وَ يَخْشَ اللَّهَ وَ يَتَّقْهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفاَئِزُوْن

“Dan barangsiapa taat kepada Allah dan rasul-Nya, takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka itulah orang-orang berhasil.”

(QS. al-Nur [24]: 52)

Hadis

  • Diriwayatkan oleh Abu Ubaidah al-Hadzdza’ dari Imam Ja’far Shadiq, ia berkata, “Seorang mukmin berada di antara dua ketakutan: dosa lampau yang ia tidak tahu bagaimana Allah membalas atau mengampuninya, dan usia tersisa yang ia tidak tahu apa yang akan diperoleh di dalamnya berupa hal-hal bahaya-bahaya. Maka ia tidak memulai pagi harinya kecuali takut, dan dirinya tidak diperbaiki kecuali oleh ketakutan” (Ushul al-Kafi, jld. 2, hlm.71).

Tadabur

  • Pada intinya, ketakutan dan ketakwaan seorang beriman hanya tertuju kepada Allah SWT. Namun, pada tataran implementasi ketaatan pada-Nya, Nabi saw. juga ditempatkan oleh Allah pada posisi sebagai yang berhak ditaati. Atas dasar ini, tidaklah benar kita mengulang perkataan, “Kita sudah cukup dengan al-Quran.” Ayat ini dengan tegas menyebutkan Rasulullah saw. bersama Allah sebagai objek ketaatan umat.
  • Dalam tafsir al-Mizan, jld. 15, hlm. 148, Allamah Thabathaba’i menuliskan bahwa ayat ini dalam rangka menjelaskan kriteria orang mukmin sejati yang mencapai kesuksesan dalam menghadapi munafik, yaitu tiga kriteria: taat, takut dan takwa.
  • Dengan menyebut hanya tiga sifat: taat, takut dan takwa, sebagai kriteria kesuksesan orang mukmin, ayat ini sesungguhnya penegasan bahwa hanya di bawah keagungan dan kebesaran Allah, seorang mukmin menyatakan tiga sifat itu dalam mencapai Allah dan, dengan sifat-sifat itu pula, ia tidak terpengaruh dan surut kualitasnya oleh apa pun dan siapa pun, sekalipun dalam interaksinya dengan masyarakat.
  • Perbedaan antara cinta sejati dan cinta palsu bukan pada fokus ekspresinya apakah tercurah pada seseorang atau pada selainnya, tetapi bagaimana keagungan dan wibawa kekasih terjaga dan terhormat sepenuhnya pada diri pecinta. Dengan demikian, keterangan Imam al-Shadiq tidak menyinggung kondisi stres berkepanjangan seorang beriman, juga tidak berkaitan dengan ketakutan yang menghantui pecinta karena yang dicintanya, bukan pula dalam rangka menjelaskan bahwa orang beriman tidak menjadi baik kecuali dalam ketakutan.
  • Perlu kitanya kita meninjau diri sendiri selama ini apakah pernah kita memikirkan: kenapa di awal dan di akhir shalat, disebutkan keagungan dan kebesaran tak terbatas Allah dengan dzikir Allahu akbar: Allah Dialah Yang Terbesar; kenapa tidak disebutkan dengan dzikir Allahu Rahman: Allah Maha Penyayang? Apakah kita selalu mengenal Allah hanya dengan kasih sayang-Nya sampai membuat kita lalai akan kebesaran dan keagungan-Nya? Apakah ini setapak dengan ajaran al-Quran?
  • Kalau taat, takut, dan takwa bermakna dalam hubungannya secara vertikal, dapat dikatakan bahwa akar ketaatan adalah takut, dan akar takut adalah takwa, yaitu sadar dan mawas-diri, dan semua ini harus berorientasi kepada Allah. Oleh karena itu, ayat ini seakan merunut perjalanan manusia: dari dimensi paling zahir ke dimensi yang terbatin yang berakhir pada kesimpulan dengan kalimat “mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan.”
  • Allamah Thabathaba’i menjelaskan bahwa, dalam ayat ini, takut terkait dengan batin manusia, sedangkan takwa dengan zahirnya.
  • Dalam ayat ini, kata kerja dalam kalimat hipotetis “Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya” berbentuk tunggal (dia). Tetapi, menariknya, jawaban atas kalimat ini, yaitu “mereka itulah orang-orang yang mendapat kemenangan”, adalah kalimat dalam bentuk plural. Tentu, ada pesan lembut yang perlu digali.
  • Taat tanpa takwa mustahil terlaksana, begitu juga takut Allah tanpa takwa mustahil terjadi.
  • Dalam ayat ini, Allah menyebutkan takwa jatuh setelah taat dan takut. Tingkatan takwa menempati tingkatan tinggi di atas posisi taat dan takut, karena takwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya mencakup tingkatan di bawahnya.[ms]
Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Irfan

Nilai Tarbiyah Puasa Ramadhan dalam Perspektif Imam Khomeini

March 5, 2025

Menurut Imam Khomeini, puasa Ramadhan memiliki makna tarbiyah (pendidikan) yang mendalam. Puasa bukan sekadar menahan diri dari makan, minum, dan...

Lailatulkadar (Malam Qadar)
Al-Quran

Lailatulkadar (Malam Qadar)

March 28, 2024

Allah Swt berfirman, إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam qadar (QS. al-Qadr : 1)....

Nikmat Surga
Al-Quran

Nikmat Surga

March 8, 2023

  Kaum mukminin akan sangat bahagia jika membaca al-Quran dan menemukan nikmat-nikmat surga atas ganjaran mereka yang diperoleh dari Allah....

Ahlulbait

Ketahuilah Keutamaan Fathimah, Jangan Hanya Namanya

December 28, 2022

Dalam tradisi Ahlulbait, ada hari-hari yang disebut sebagai Ayyamul Fathimiyah. Ada beberapa pendapat yang menyebutkan kapan hari syahid Sayidah Fathimah....

Ahlulbait

Bukan Hanya karena Nasab, Fathimah Mulia karena Besar dan Agung Akhlaknya

December 28, 2022

Selain nasab dan keturunan, keutamaan akhlak adalah yang membentuk siapa seseorang tersebut. Sayidah Zahra, adalah keturunan manusia paling agung dan...

Khutbah Jumat

Perlunya Kenabian dalam Kehidupan

November 17, 2022

Manusia dengan segala kecerdasannya tidak akan mengetahui secara pastibagaimana jalan menuju Allah SWT.Ketika para Nabi diutus, mereka harus membuktikan bahwa...

Next Post

Wali Songo Praktikkan Tasawuf Akhlaki dan Amali

Penyebab Nabi Muhammad Saw Berhijrah ke Madinah

Tawakal sebagai Sebuah Upaya dan Aktivitas

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist