Yaman kembali menyatakan keberhasilan militernya melawan Amerika Serikat, seraya menegaskan kemampuannya yang terus berkembang untuk menghantam target-target strategis rezim Zionis. Pernyataan itu disampaikan pada hari yang sama saat mereka meluncurkan lagi satu rudal ke arah bandara utama milik entitas penjajah.
Dalam pernyataannya pada Selasa (3/6/2025), Menteri Pertahanan Yaman, Mayor Jenderal Mohammed Nasser al-Atifi, menyebut negaranya telah “menggagalkan agresi Amerika dan mengakhiri dominasi kapal induk.”
Pernyataan itu merujuk pada keberhasilan Sana’a memaksa Amerika Serikat menghentikan agresi militer mematikan terhadap Yaman melalui serangkaian serangan terhadap aset-aset angkatan laut AS di jalur-jalur perairan penting. Tekanan ini membuat kapal-kapal induk AS terpaksa angkat kaki satu per satu.
Menghadapi manuver pertahanan Yaman yang gigih dan terencana, Washington akhirnya menyetujui gencatan senjata dengan Sana’a pada awal bulan lalu. Ini mengakhiri kampanye militer AS yang sejatinya ditujukan untuk menghentikan serangan-serangan pasukan bersenjata Yaman terhadap rezim Zionis—upaya yang terbukti gagal.
Atifi memuji keberhasilan tersebut sebagai bagian dari “penulisan babak baru dalam sejarah peperangan modern” oleh bangsa Yaman.
Ia juga memperingatkan bahwa Yaman siap meningkatkan intensitas serangan terhadap target-target strategis Israel, yang sudah berlangsung sejak Oktober 2023, saat Tel Aviv melancarkan genosida di Jalur Gaza.
Operasi pro-Palestina dari Yaman ini mencakup blokade laut terhadap kapal-kapal Israel dan kapal-kapal yang menuju wilayah pendudukan, serta blokade udara terhadap entitas Zionis yang mulai berlaku sejak 4 Mei 2025.
“Kami siap untuk eskalasi lebih lanjut terhadap entitas [Zionis], yang akan memperketat blokade laut dan udara, serta menimbulkan kerugian lebih besar pada musuh,” ujar Menteri Pertahanan Yaman.
“Kami Siap Tembakkan Rudal dan Drone 24 Jam Nonstop”
Atifi menegaskan bahwa Yaman memiliki “inisiatif dan kemampuan strategis” untuk meluncurkan rudal dan drone kapan saja, menargetkan wilayah musuh.
Ia juga menambahkan bahwa perjuangan melawan musuh telah mendorong pengembangan pesat teknologi militer Yaman.
Peningkatan itu mencakup kemampuan memproduksi rudal jarak jauh dengan akurasi dan daya hancur yang lebih tinggi, serta akses terhadap teknologi pertahanan modern lainnya.
Pada hari yang sama, media-media Palestina melaporkan bahwa sirine peringatan rudal kembali meraung di seluruh wilayah pendudukan, termasuk Tel Aviv.
Beberapa saat kemudian, Juru Bicara Angkatan Bersenjata Yaman, Brigadir Jenderal Yahya Saree, mengumumkan bahwa pasukannya telah menargetkan Bandara Ben Gurion—terminal udara terpenting milik rezim Zionis—menggunakan rudal balistik hipersonik berkode Palestine-2.
“Operasi ini berhasil mencapai targetnya,” tegas Saree.
Menurutnya, serangan tersebut membuat jutaan pemukim ilegal Zionis panik dan berhamburan ke tempat perlindungan.
Selain itu, operasi bandara lumpuh total. Bahkan, sebuah pesawat kargo militer Amerika Serikat terpaksa membatalkan pendaratan untuk hari kedua berturut-turut.
Bandara tersebut kini menjadi sasaran rutin serangan pro-Palestina dari Yaman, yang memaksa banyak maskapai internasional menangguhkan penerbangan ke wilayah itu.
“Musuh kriminal tidak akan menemukan apa pun dari Yaman yang mulia, teguh, dan terus berjuang, kecuali lebih banyak rudal dan drone sebagai penolakan atas kejahatan genosida,” tambah Saree.
Ia kembali menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut selama entitas Zionis tetap melanjutkan perang dan blokade total terhadap Gaza.
Maskapai Dunia Tarik Diri dari Wilayah Pendudukan
Harian Israel Hayom melaporkan pada bahwa sejumlah maskapai besar dunia akan tetap menangguhkan penerbangan ke wilayah pendudukan sepanjang Juni dan Juli, karena risiko keamanan yang terus berlanjut.
Menurut laporan itu, Grup Lufthansa—yang mencakup Lufthansa, SWISS, Austrian Airlines, Brussels Airlines, dan Eurowings—mengumumkan penangguhan penerbangan ke dan dari Tel Aviv hingga 22 Juni.
British Airways dan Ryanair akan memperpanjang penghentian rute ke wilayah pendudukan hingga 31 Juli.
Maskapai nasional Italia, ITA Airways, akan menangguhkan seluruh penerbangan ke Israel hingga 15 Juni, sementara Air India menunda operasinya hingga 18 Juni.
Air Canada bahkan menunda pembukaan kembali penerbangan ke wilayah pendudukan hingga September.
Pembatalan massal ini terjadi di tengah rentetan serangan rudal oleh Gerakan Ansarullah Yaman ke bandara-bandara Israel, yang mereka nyatakan sebagai bentuk solidaritas terhadap rakyat Gaza.
Ansarullah berulang kali menegaskan tidak akan menghentikan serangan terhadap wilayah pendudukan Palestina hingga Israel sepenuhnya menghentikan pembantaian di Gaza.
Perang brutal Israel di Gaza telah menewaskan hampir 55.000 jiwa dan memaksa hampir seluruh penduduk wilayah itu mengungsi.
Lebih dari itu, rezim Zionis juga menutup akses bantuan kemanusiaan ke Gaza selama beberapa pekan terakhir, membuat ratusan ribu anak terancam kelaparan massal.
Sumber berita: https://www.presstv.ir/
Sumber gambar: https://ilkha.com/