ICC Jakarta – Juru Bicara Hamas, Fauzi Barhoum mengatakan bahwa perilaku duta besar AS untuk Israel menunjukkan dukungan Washington terhadap rezim Zionis dalam menistakan kesucian tempat-tempat yang disucikan orang-orang Palestina, bangsa Arab dan umat Islam.
Duta Besar AS untuk Israel, David Melech Friedman baru-baru ini menyebarkan foto penghancuran Masjid Al-Aqsa dan Qubah Al-Sakhra yang digantikan oleh Haykal, yang diklaim sebagai sinagog Zionis oleh Israel.
Di tengah gencarnya dukungan Washington terhadap Tel Aviv di era Trump, rezim Zionis baru-baru ini melakukan aksi provokatif dengan meresmikan sebuah maket “Singgasana Sulaeman” di atas bangunan dekat masjid Al-Aqsa.
Dengan dukungan AS, Israel berani mengambil keputusan melanggar aturan PBB yang dilakukan demi menghancurkan identitas keislaman dan sejarah bangsa Palestina. Gedung Putih tidak hanya memberikan lampu hijau kepada para pejabat Israel untuk melakukan berbagai kejahatan di Baitul Maqdis. Tapi lebih dari itu, AS juga memberikan dukungannya terhadap kehadiran langsung ekstremis Zionis di masjid Al-Aqsa.
Anggota DPR AS semacam Bill Johnson ikut bersama orang-orang Zionis ekstrem menyerang masjid Al Aqsa. Oleh karena itu, langkah berbahaya AS dalam mendukung Israel untuk menguasai Baitul Maqdis lebih tampak ke permukaan dengan dipindahkannya kedutaan AS dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis.
Sejatinya, tindakan terbaru yang dilakukan AS sebagai bagian dari “Kesepakatan Abad” merupakan cara Gedung Putih menyiapkan sarana penghancuran masjid Al-Aqsa yang akan dilakukan Israel. Pengakuan resmi AS mengenai posisi Baitul Maqdis sebagai ibu kota Israel adalah lampu hijau Washington kepada Israel untuk menguasai penuh wilayah Palestina tersebut, termasuk penghancuran identitas Islam dan Palestina.
Direktur Pelaksana Masjid Al-Aqsa, Najeh Bakirat menegaskan bahwa rezim Zionis memanfaatkan langkah AS yang memindahkan kedutaannya dari Tel Aviv ke Baitul Maqdis sebagai cara untuk menutupi kebijakan destruktifnya. Bakirat menjelaskan Israel hendak menghilangkan identitas Arab dan Islam, serta seluruh institusi Palestina di kota Baitul Maqdis. Meskipun menghadapi berbagai aksi penyerangan tersebut, orang-orang Palestina di kota Baitul Maqdis dan Masjid Al-Aqsa senantiasa berjuang untuk melumpuhkan berbagai konspirasi musuh tersebut.
Transformasi terbaru menunjukkan bahwa gerakan perlawanan yang dilakukan orang-orang Palestina menghadapi rezim Zionis yang didukung AS menjelang hari Quds sedunia semakin besar yang memicu kekhawatiran para pejabat Israel. Skenario “Kesepakatan Abad” yang dilancarkan AS ditolak oleh Palestina dan kembali gagal berhadapan dengan gerakan intifada.
Tapi AS dan rezim Zionis dengan berbagai cara berupaya untuk mewujudkan kepentingannya dengan melakukan langkah setahap demi setahap penghancuran Baitul Maqdis, termasuk langkah selanjutnya menghancurkan masjid Al Aqsa yang harus dihadapi dengan kewaspadaan dan tindakan tegas Palestina dan umat Islam sedunia.(PH/Parstoday)