ICC Jakarta – Dalam kehidupan, meskipun kita sudah diajarkan norma-norma untuk berbuat baik, menghormati orang lain, namun seringkali masih saja ada orang-orang yang mengganggu kita dengan melontarkan kata-kata yang tidak sopan bahkan sampai berujung ke kontak fisik. Nah bagaimana cara kami mengambil tindakan atas perlakuan ini?
- «وَ الَّذينَ صَبَرُوا ابْتِغاءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَ أَقامُوا الصَّلاةَ وَ أَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْناهُمْ سِرًّا وَ عَلانِيَةً وَ يَدْرَؤُنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ أُولئِكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِ»
- «وَ لا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَ لاَ السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذي بَيْنَكَ وَ بَيْنَهُ عَداوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَميمٌ»
- «…وَ إِذا مَرُّوا بِاللَّغْوِ مَرُّوا كِراماً»
Dalam riwayat disebutkan bahwa “Tidaklah dua orang saling mengumpat kecuali yang paling buruk (dalam mengumpat) yang akan menang.”[1]
Sesuai dengan tuturan Maksum As ini, berkata tidak senonoh dan melontarkan umpatan merupakan karakter orang-orang rendah dan orang-orang besar tentu tidak akan melakukan perbuatan seperti ini.
Imam Shadiq As bersabda, “Rasulullah Saw mendengar seorang wanita melontarkan perkataan yang tidak senonoh kepada budak dan pembantunya sementara ia sedang berpuasa. Rasulullah Saw mengundangnya makan dan wanita itu berkata bahwa sedang berpuasa. Dalam kondisi seperti ini, Rasulullah Saw berkata kepadanya bagaimana engkau dalam keadaa berpuasa sementara engkau melontarkan kata-kata yang tidak senonoh kepada pembantumu.”[2]
Untuk diketahui bahwa melupakan dan memaafkan pelakunya dapat ditolerir apabila ia tidak mengulang perbuatan yang sama. Apabila ia melakukan perbuatan yang sama maka sebaik-baik jalan adalah melaporkan dan mengadukannya kepada pihak yang berwenang. [iQuest]