Pecinta Ahlulbait , atau keluarga suci Nabi Muhammad SAW, diajarkan untuk menunjukkan akhlak mulia yang menjadi ciri khas Islam. Akhlak dalam Islam bukan hanya sekadar etika atau moral, melainkan cerminan dari iman dan cinta yang mendalam kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sebagai umat Islam, kita diajarkan bahwa salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan meneladani akhlak mulia yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, Ahlulbait .
Didalam Al-Qur’an kitab isa melihat betapa pentingnya memiliki akhlak yang baik dan menunjukkan bagaimana karakter mulia dapat membawa kebaikan dalam kehidupan dunia dan akhirat. Berikut ini adalah contoh dua ayat Al-Qur’an yang mengisyaratkan pentingnya memiliki akhlak yang mahmudah atau akhlak mulia .
Allah Swt dalam Surah Al-Qalam ayat 4, berfirman:
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Dan sesungguhnya kamu (Muhammad Saw) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)
Ayat ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki akhlak yang luhur dan agung, yang patut diteladani oleh setiap Muslim. Allah SWT menegaskan bahwa Rasulullah SAW adalah contoh sempurna dalam hal akhlak, sehingga sebagai pengikutnya, kita pun dituntut untuk meneladani kebaikan dan keutamaan yang beliau miliki. Beberapa akhlak mulia itu misalnya, berkata jujur, sabar, saying kepada anak yatim, membantu fakir miskin dan lembut kepada keluarga.
Di surat lainnya yaitu Surah Ali Imran ayat 134, Allah Swt Befirman:
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Ayat ini mengingatkan kita untuk memiliki sifat dermawan, sabar, dan pemaaf, serta melakukan kebaikan dengan ikhlas. Ini adalah beberapa ciri utama dari akhlak mulia yang mencerminkan cinta dan kepedulian kepada sesama. Ayat ini juga menunjukkan bahwa Allah mencintai orang-orang yang senantiasa berbuat baik dan menjaga hubungan baik dengan orang lain.
Imam Ja’far Shadiq A.S. adalah salah satu tokoh penting dalam keluarga Ahlulbayt yang banyak memberikan nasihat berharga tentang akhlak dan etika dalam bergaul dengan sesama. Imam dikenal sebagai seorang guru besar yang memengaruhi banyak ulama dan pemikir Muslim, bahkan yang berada di luar mazhab Ahlulbait. Berikut adalah beberapa hadis dari beliau tentang pentingnya akhlak mulia bagi setiap manusia,
قال الإمام جعفر الصادق عليه السلام: “إِنَّمَا شِيعَتُنَا أَهْلُ الْوَرَعِ وَالِاجْتِهَادِ، أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْأَمَانَةِ، أَهْلُ الزُّهْدِ وَالْعِبَادَةِ، أَصْحَابُ إِحْدَى وَخَمْسِينَ رَكْعَةً فِي الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ
“Sesungguhnya, para pengikut kami adalah orang-orang yang bertakwa dan sungguh-sungguh, orang-orang yang jujur dan terpercaya, orang-orang yang zuhud dan rajin beribadah, dan orang-orang yang melaksanakan lima puluh satu rakaat shalat setiap hari dan malam.”
Hadis ini menekankan pentingnya menjaga kesungguhan, ketakwaan, kejujuran, dan kepercayaan. Imam Ja’far Shadiq A.S. menjelaskan bahwa akhlak mulia tidak hanya mencakup berbuat baik kepada sesama, tetapi juga mencakup kesungguhan dalam ibadah dan ketaatan kepada Allah. Menjadi pecinta Ahlulbayt berarti mengikuti teladan mereka dalam segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia.
Di hadis lainnya beliau menyatakan
قال الإمام جعفر الصادق عليه السلام: “خَالِطُوا النَّاسَ مُخَالَطَةً، إِنْ مِتُّمْ مَعَهَا بَكَوْا عَلَيْكُمْ وَإِنْ عِشْتُمْ حَنُّوا إِلَيْكُمْ”
“Bergaullah dengan manusia dengan cara yang jika kalian meninggal, mereka akan menangisi kalian, dan jika kalian masih hidup, mereka akan merindukan kalian.”
Hadis ini menunjukkan pentingnya menjalin hubungan yang baik dengan orang lain, sehingga kehadiran kita disukai dan ketiadaan kita dirindukan. Imam Ja’far Shadiq A.S. mengajarkan agar kita senantiasa berbuat baik kepada orang lain sehingga mereka merasa kehilangan saat kita tiada, dan merasa senang saat kita ada. Ini adalah contoh nyata dari akhlak mulia yang penuh kasih sayang, kelembutan, dan kepedulian kepada orang lain.
Perlu kita ketahui bahwa Cinta kepada Ahlulbayt bukan sekadar perasaan, melainkan suatu tindakan nyata dalam meneladani perilaku mereka. Salah satu akhlak utama dari Ahlulbayt adalah sabar, rendah hati, dan senantiasa membantu sesama. Sebagai pecinta Ahlulbait, kita diharapkan untuk mengikuti jejak mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ahlulbait mengajarkan kita untuk tidak menyimpan dendam, selalu memberi maaf, dan menjauhi perilaku yang merugikan orang lain. Mereka juga menunjukkan bahwa cinta kepada sesama harus disertai dengan sikap yang menjaga kehormatan dan hak-hak orang lain. Akhlak mulia akan mendorong kita untuk memperlakukan orang lain dengan baik, bahkan kepada mereka yang berbeda keyakinan.