Imam Ali bin Abi Thalib (as) memiliki banyak gelar: Amirul-Mu’minin, al-Washi, al-Wali, al-Murtadha, Sayyidul-Arab, Sayyidul-Muslimin, Aqdha al-Ummah, Ya’sub al-Din, Ya’sub al-Mu’minin, Qaid al-Ghur al- Muhajjalin, Imam al-Muttaqin, ‘Amud al-din, Rayatul-huda. Babul-huda dan sebagainya. Semua gelar itu mencerminkan keagungan dan kemuliaan sang Imam di mata Allah (swt) dan Rasul (saw), sesuatu yang tidak dimiliki oleh kebanyakan orang.
Dari gelar-gelar itu, gelar Amirul-Mu’minin adalah yang paling terkenal. Gelar itu diberikan langsung oleh Allah , sebagaimana dapat kita lihat pada sabda Nabi Muhammad saw bahwa “Ketika aku dibawa dalam perjalanan ke surga dan kemudian dari surga ke Sidratil-Muntaha, Allah berfirman: “Telah kupilih Ali untukmu. Maka jadikanlah dia sebagai khalifah dan washi. Telah kuberikan kepadanya ilmuku dan kesabaranku. Dia benar-benar Amirul-Mukminin (Pemimpin orang-orang beriman). Belum ada seorang pun sebelum dia yang memperolehnya dan tidak ada seorang pun sesudahnya yang dapat mencapainya” .{1}
Gelar Amirul-Mukminin hanya khusus untuk Imam Ali (as) karena keutamaan-keutamaan yang dimilikinya. Untuk itu, sebagaimana dapat difahami dari riwayat-riwayat kita, gelar Amirul-Mu’minin tidak dibenarkan secara syar’iy disematkan kepada siapa pun, apapun pangkat dan kedudukannya, karena gelar tersebut hanya milik Imam Ali (as) semata. Bahkan para Imam M’shuimin (as) sekalipun tidak berhak menggunakan gelar itu. Imam Ja’far al-Shadiq (as) pernah ditanya tentang Al-Qaim (as): “Apakah ia disapa dengan sapaan Amirul-Mu’minin? Imam Ja’far (as) menjawab: “Tidak. Itu adalah nama yang diberikan Allah kepada Imam Ali. Tidak seorang pun dinamakan dengan nama itu sebelum dia dan tidak ada yang boleh menggunakannya setelah dia kecuali dia seorang yang inkar” .{2}
Berdasarkan hadis ini dapat dipastikan bahwa gelar Amirul-Mu’minin hanya khusus untuk Imam Ali bin Abi Thalib (as). Tidak seorang pun selain beliau yang berhak menyandangnya, termasuk keturunannya, meskipun mereka sebetulnya pantas menyandangnya karena mereka adalah penerus-penerus Rasulullah (saw).
Dalam pada itu, salah satu makna dari gelar Amirul Mukminin ialah bahwa Imam Ali as adalah pimpinan dan penghulu ummat ini sesudah Rasulullah saw, dan mengikuti penjelasan Imam Ja’far al-Shadiq (as) bahwa maksud dari kata Amirul Mukminin ialah bahwa Imam Ali adalah sumber ilmu, tempat menimba ilmu, dan rujukan para ulama. {3}
Imam Ali (as) adalah pintu kota ilmu Nabi dan sekaligus orang yang paling berilmu di antara ummat ini. Cahayanya dan cahaya Nabi menyatu dan bersumber dari cahaya Allah swt. Dia adalah diri dan ruh Rasulullah (saw). Keduanya bersumber dari sumber yang sama. Dengan demikian, maka setiap keutamaan yang dimiliki Nabi saw juga dimiliki oleh Imam Ali (as) {4}, dan sebagaimana Nabi (saw) telah diistimewakan oleh Allah swt maka demikian pula Imam Ali (as); diantaranya bahwa Imam Ali (as) adalah Amirul Mu’minin.
Terkait dengan ini, Nabi (saw) bersabda: “Wahai Ali! Engkau adalah Amirul-Mu’minin, Imamul-Muttaqin, Pimpinan manusia terpilih dan penghulu orang-orang bertaqwa”.{5}
Gelar-gelar yang disandang Imam Ali (as) di atas sesungguhnya sudah ada sejak Rasulullah (saw) masih hidup dan Nabi (saw) kerap memanggil Imam (Ali) dengan gelar-gelar tersebut. Nabi (saw) melakukan itu untuk memperkenalkan posisi dan kedudukannya yang tingggi sekaligus membuka jalan bagi kepemimpinannya sesudahnya. Pujian-pujian yang diberikan Nabi (saw) kepada Imam Ali (as) bukan {6}
sekedar pujian, tetapi itu adalah fakta yang ada pada Imam Ali (as), sehingga Imam Ali (as) sangati layak menyangdang semua itu karena ketakwaan, kesalehan, keutamaan, ilmu, dan sifat-sifat utama yang melekat pada dirinya, yang menjadikannya sebagai orang kedua dalam Islam setelah Rasulullah (saw), apalagi beliau adalah orang pertama yang masuk Islam, yang pertama beriman, yang paling kuat tekadnya dan paling kokoh pendiriannya.
Imam Ali bin Abi Thalib (as) mempunyai maqom, kedudukan dan keutamaan-keutamaan yang sulit dicerna oleh akal manusia biasa. Diriwayatkan oleh Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah (saw) bersabda: “Tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang berbunyi “Wahai orang-orang yang beriman” kecuali Ali adalah pimpinannya, kepalanya, dan ketuanya . Dengan demikian, hak Imam Ali (as) atas gelar Amirul {7}
Mu’minin berasal dari Allah swt dan karena itulah gelar Amirul-Mu’minin lebih popular, mengalahkan gelar-gelarnya yang lain, dan identik dengannya.
Atas dasar itu maka kiranya kita perlu mengajukan pertanyaan, yaitu bahwa “Jika gelar ini bahkan tidak boleh disematkan kepada para imam keturunan Imam Ali bin Abi Thalib (as) sendiri , padahal mereka adalah orang-orang yang memiliki derajat yang sangat tinggi, maka dengan sendirinya harusnya juga tidak boleh disematkan kepada selain Imam Ali bin Abi Thalib (as), termasuk kepada para penguasa dan para raja. Mereka tidak berhak sama sekali menyandang gelar yang sangat Istimewa ini. Oleh karena itu, jika ada yang memakai gelar ini, selain Imam Ali bin Abi Thalib (as), maka sesungguhnya ia telah
Assalamu alaika Yaa Amiral-Mu’minin.
Jakarta, 18 Zulhijjah 1445 H
* Diterjemahkan (dengan sedikit penyesuaian) oleh admin dari tulisan M.M. Haider Imad Al-Ramahi dalam Al-Wilayah Edisi 125
1 Al-Yaqin, Ibnu Tawus: 24.
2 Al-Kafi, Al-Kulayni: 1/411.
3 Lihat Imam Ali bin Abi Thalib, Ahmed Al-Hamdani: 57
4 Sumber yang sama : 59.
5 Al-Amali, Al-Saduq : 450.
6 Lihat Mausuah Imam Ali, Muhammad Al-Rishahri: 84.
7 Lihat Matalib al-Saul, 126-127