Di antara wasiat yang disampaikan Imam Muhammad Al Baqir as kepada salah seorang dari putra beliau adalah:
يا بني إذا أنعم الله عليك بنعمة فقل: الحمد لله،
وإذا حزنك أمر فقل: لا حول ولا قوة إلا بالله،
وإذا أبطأ عنك رزق فقل: أستغفر الله.
Wahai anakku, apabila Allah menganugerahkan kepadamu sebuah nikmat maka ucapkan _Alhamdulilâh_, Segala puji hanya milik Allah.
Dan apabila engkau dibuat sedih oleh sebuah perkata yang menimpamu maka ucapkan: _Lâ haula walâ quwwata illâ billâh_, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan bantuan Allah.
Dan apabila rezekimu datang terlambat maka ucapkan: _Astaghfirullâh_, Aku memohon ampunan kepada Allah.
Tiga pesan singkat namun padat dengan makna dan bimbingan untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan duniawi dan ukhrawi seorang hamba Mukmin.
Doktrin ideologis yang ditanamkan melalui tiga pesan singkat ini sungguh luar biasa. Ia telah menyadarkan posisi hamba dalam Penghambaan dan kehambaan. Sebagai hamba, manusia tidak memiliki apa-apa. Semua yang ia klaim sebagai miliknya tidak lain adalah anugerah pemberian Allah. Allah lah pemilik anugerah itu. Hamba sekedar sebagai penerima.
*وما بكم من نعمة فمن الله.*
_Tiada nikmat apapun yang ada pada kalian kecuali dari Allah._ Demikian firman Allah.
Menanamkan kesadaran ini tentu penting untuk selalu mengawal kesadaran posisi hamba sebagai hamba di hadapan Kemaha-agungan Allah SWT. Dan agar kita sadar diri bahwa nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita itu menuntut tanggung jawab. Utamanya mensyukurinya menggunakan nikmat untuk hal-hal yang Allah ridhai.
Doktrin kedua juga menanamkan kesadaran bahwa di hadapan kesedihan apapun yang menyerangnya, baik karena musibah, bencana, duka, atau kesulitan hidup apapun, sebagai hamba Mukmin tidak perlu berkecil hati, galau, stres atau putus harapan, sebab ia bersandar kepada Dzat Yang Maha Kuasa atas segalanya. Dzat yang mengujimu dengan kesedihan dan bencana, Dialah Dzat yang Maha Kuasa untuk menyingkirkannya dan merubahnya menjadi suka cita dan kesuksesan. Jadi, hendaknya kita bergantung kepada-Nya karena Dia-lah Sumber Kekuatan Absolut.
Jangan sekali-kali kita sebagai hamba yang serba lemah merasa mampu menyelesaikan problem dan kesulitan yang sedang kita hadapi tanpa butuh kepada bantuan Allah.
Dan wasiat ketiga adalah memperbanyak ber-istighfar khususnya di saat Allah uji hamba dengan terhambatnya rezeki untuk hamba.
Selain melalui sebab-sebab yang kasat mata, seperti berusaha dengan sungguh-sungguh dan sesuai dengan tuntunan Syari’at dalam mencari nafkah, di sana ada sebab-sebab yang tidak kasat mata. Bergelimang dalam kubangan dosa dan maksiat salah satu penyebab yang dapat menghambat datangnya rezeki halal yang penuh keberkahan kepada kita. Karenanya, beliau as berwasiat:
Dan apabila rezekimu datang terlambat maka ucapkan: _Astaghfirullâh_, Aku memohon ampunan kepada Allah.
Semoga bermanfaat.
(Disarikan dari Taushiyah Ustadz Muhammad bin Syeikh Abu Bakar di Majlis Rutinan Doa Nudbah. Jum’at 7 Dzul Hujjah/14- 1445 H/Juni 20024 M)