Bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan ampunan, telah membawa kita ke malam yang mulia. Saat kita mendekati akhir bulan yang suci ini, mari kita refleksikan perjalanan spiritual kita dan mengambil hikmah dari kisah-kisah para pemimpin agung, terutama Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib (RA).
### Kisah 21 Ramadan: Amirul Mukminin Ali dan Makna Syahadah
21 Ramadan adalah hari yang menandai perpisahan Amirul Mukminin Ali dengan dunia ini, meraih syahadah dengan penuh keikhlasan. Ketika Rasulullah SAW bertanya padanya tentang kesabarannya dalam menghadapi pedang yang melukainya, Ali tidak hanya menyangkutkan kesabaran, tetapi lebih pada rasa syukur kepada Allah SWT. Bagi Ali, syahadah adalah puncak kesyahidan yang telah lama dinanti-nantikan, sebagai bukti ketakwaan dan rasa syukur yang mendalam kepada Sang Pencipta.
### Tafsir Taqwa Menurut Ahlul Bait
Taqwa, atau ketakwaan, adalah konsep sentral dalam ajaran Islam yang memiliki implikasi mendalam dalam membentuk kepribadian seorang Muslim. Imam Ja’far Ash-Shadiq menggambarkan taqwa sebagai kewaspadaan untuk selalu mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Ini mencerminkan kesadaran spiritual yang memungkinkan seseorang untuk menghindari dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
### Telaah Al-Quran tentang Taqwa
Dalam Al-Quran, taqwa disebutkan sebanyak sepuluh kali, menyoroti pentingnya kesadaran spiritual dan kepatuhan terhadap perintah Allah. Ayat-ayat seperti “Hendaklah kalian bertakwa kepada Allah sebaik-baiknya yang kalian mampu” menekankan pentingnya taqwa sebagai landasan moral dalam kehidupan seorang Muslim.
### Empat Aspek Taqwa dalam Kehidupan Sehari-hari
Menyimak pemahaman ahlul bait tentang taqwa, empat kategori utama muncul:
1. **Melaksanakan Kewajiban dan Meninggalkan Larangan**: Seorang Muslim bertakwa tidak hanya mematuhi perintah Allah, tetapi juga menjauhi segala yang diharamkan-Nya.
2. **Mengendalikan Syahwat**: Ketakwaan juga melibatkan kemampuan untuk mengontrol hawa nafsu dan keinginan duniawi, sehingga seseorang tidak terjerumus dalam dosa.
3. **Belajar dan Mengamalkan Ilmu**: Sebuah dimensi penting dari taqwa adalah upaya terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. **Menjaga Diri dari Dosa**: Orang yang bertakwa adalah mereka yang senantiasa berhati-hati untuk tidak terlibat dalam dosa dan kesalahan.
### Membangun Kepribadian Bertakwa
Untuk menjadi pribadi yang bertakwa, tiga hal diperlukan:
1. **Ma’rifat (Pengetahuan)**: Memahami ajaran agama dan memperdalam pengetahuan tentang halal dan haram.
2. **Bashirah (Pemahaman yang Tajam)**: Kemampuan untuk membedakan antara kebenaran dan kebatilan dengan tajam dan bijaksana.
3. **Shabr (Kesabaran)**: Kesediaan untuk bersabar dalam menghadapi cobaan dan mengendalikan diri dalam menghadapi godaan duniawi.
### Kesimpulan
Bulan Ramadan adalah momen yang tepat untuk merenungkan makna taqwa dan bagaimana kita dapat mengintegrasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memahami konsep taqwa dan menerapkannya dalam praktek, kita dapat memperbaiki diri menuju kepribadian yang lebih bertakwa kepada Allah SWT.
Mari kita ambil inspirasi dari kisah-kisah para pemimpin agung Islam, seperti Amirul Mukminin Ali, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik, lebih sadar akan kehadiran Allah dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita dapat memperkuat iman, meningkatkan kesadaran spiritual, dan mendapatkan ridho-Nya.
Semoga artikel ini memberikan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca dan memotivasi mereka untuk mengejar taqwa dalam hidup mereka. Subhanallah.
Dirangkum dari Gebyar Ramadan 21 Oleh Ustaz Muhammad Arfan