ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Hukum Berpuasa Pada Hari Syak

by admin
May 25, 2017
in Fikih
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta – Diantara perkara-perkara yang selalu menjadi pertanyaan setiap tahun ketika bulan Ramadhan telah dekat adalah berpuasa sebelum datangnya bulan Ramadhan. Dalam istilah fikih, hari itu disebut sebagai hari syak (yaumul syak), hari yang tidak (belum) diketahui secara pasti apakah termasuk akhir hari Sya’ban ataukah telah masuk bulan ramadhan.

Hari Syak (yaumul syak) adalah hari yang meragukan dalam terma fikih yang berkaitan dengan hari dari bulan hijriyah yang disebabkan tidak terlihatnya hilal yang membuat tidak pastinya hari itu apakah akhir bulan sebelumnya atau merupakan awal hari dari bulan setelahnya. Yaumul syak dalam istilah masyhur lebih sering digunakan untuk hari yang meragukan antara akhir bulan Sya’ban atau awal bulan Ramadhan.

Jumlah hari pada bulan-bulan Hijriyah antara 29 dan 30 hari. Setiap bulan dengan dilihatnya hilal menjadi tolok ukur ditandainya masuknya hari pertama bulan selanjutnya atau dengan genapnya 30 hari menjadi penanda berakhirnya hari-hari pada bulan sebelumnya, sebab jumlah hari pada bulan Hijriyah menjadi 31 tidak mungkin terjadi.

Jika menjelang maghrib pada hari ke-29 hilal terlihat, maka saat itu menunjukkan masuknya hari pertama pada bulan selanjutnya dan jika hilal tidak terlihat, maka jumlah hari pada bulan tersebut digenapkan menjadi 30 hari dan hari pertama bulan selanjutnya jatuh pada keesokan harinya.

Menurut pendapat Fukaha, penggunaan kalender abadi atau menentukan secara pasti awal dan akhir bulan disetiap tahunnya jauh-jauh sebelumnya adalah hal penting namun khusus untuk penentuan awal bulan Ramadhan dan Syawal jauh lebih penting sebab berkenaan dengan amalan-amalan yang diwajibkan dan diharamkan yang berlaku pada kedua hari tersebut.

Hukum berpuasa pada hari Syak

Menurut kaidah istishhab dalam ushul fikih hari mayskuk (yang diragukan) termasuk dalam bulan sebelumnya yaitu hari terakhir pada bulan Sya’ban sehingga hukum pada hari tersebut sama dengan hukum hari-hari sebelumnya dalam bulan Sya’ban tersebut, yaitu tidak diwajibkan untuk berpuasa. Oleh karena itu pada hari tersebut bisa dilakukan puasa dengan niat puasa sunnah atau puasa qadha. Jika seseorang meniatkan puasa bulan Ramadhan pada hari tersebut, maka puasanya batal atau tidak sah.

Jika pada hari syak tersebut dilakukan puasa, dan kemudian telah dipastikan bahwa hari itu ternyata awal bulan Ramadhan, maka puasa yang dijalankan pada hari itu dengan sendirinya akan menjadi puasa Ramadhan.

Jika seseorang pada hari hari syak tidak berpuasa, dan pada hari itu kemudian bisa dipastikan hari itu adalah hari awal bulan Ramadhan, jika belum melakukan hal atau amalan yang membatalkan puasa maka hari itu harus diniatkan puasa Ramadhan sehingga terhitung puasa Ramadhan dan sah (sebagian marja tetap menetapkan puasa qadha sebagai ihtiyath wajib).

Jika hari itu telah melakukan amalan yang membatalkan puasa maka puasa baginya pada hari itu tidak sah, namun untuk menghormati bulan Ramadhan wajib baginya untuk tidak makan-minum atau melakukan amalan yang membatalkan puasa sampai azan maghrib, kemudian pada hari dibulan lain, harus melakukan puasa qadha.

Istiftaat dari beberapa marja taqlid terkait dengan yaumul syak:

Ayatullah Nuri Hamedani:

Hari dimana seseorang syak antara akhir Ramadhan atau awal Ramadhan, maka seseorang tidak wajib untuk melakukan puasa. Apabila ia ingin berpuasa, maka ia tidak bisa berpuasa dengan niat puasa bulan Ramadhan namun apabila ia berpuasa dengan niat puasa qada atau semisalnya, maka apabila kemudian hari  telah diketahui sebagai awal bulan Ramadhan, maka dengan sendirinya puasanya dinilai sebagai puasa bulan ramadan namun apabila ia berpuasa pada hari syak dengan niat puasa mustahab atau puasa qada dan semisalnya, dan ia mengetahui pada hari itu telah masuk bulan Ramadhan, maka ia harus mengganti niatnya menjadi niat berpuasa bulan Ramadhan.

Ayatullah Shafi Gulpaigani:

Dalam menjawab pertanyaan apabila seseorang tidak berpuasa dan setelah adzan dhuhur telah diketahui bahwa hari itu adalah hari pertama bulan Ramadhan dan ia secara sengaja tidak imsak (menahan hal-hal yang membatalkan puasa), bagaimana hukumnya?

Jawaban: Berdasarkan pertanyaan yang diajukan, jika ia tidak melakukan imsak, maka ia telah melakukan maksiat namun perbuatan ini tidak memiliki kafarah dan cukup dengan qada puasa saja.

Istiftaat dari Ayatullah Khamenei:

Dalam menjawab pertanyaan terkait dengan apabila sebelum adzan dhuhur telah diumumkan bahwa hari itu adalah hari pertama bulan Ramadhan, bagaimana hukum puasa pada hari itu?

Jawaban: Apabila ia belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, berdasarkan ihtiyath wajib harus niat berpuasa dan meneruskan puasanya dan ia juga harus mengqada puasanya. Apabila ia telah melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, maka puasanya batal, namun demi menghormati bulan Ramadhan ia harus menahan diri (imsak) dari hal-hal yang membatalkan puasa hingga adzan maghrib dan kemudian mengqadha puasanya.

Ayatullah Makarim Syirazi:

Yaumul syak adalah hari ketika seseorang syak apakah merupakan hari terakhir bulan Sya’ban atau merupakan awal bulan Ramadhan. Berpuasa pada hari ini tidaklah wajib dan apabila mau berpuasa, maka ia harus berpuasa dengan niat berpuasa bulan Sya’ban atau apabila ia memiliki kewajiban qada puasa, maka berpuasa dengan niat qada. Apabila kemudian diketahui bahwa hari itu adalah sebagai awal bulan Ramadhan, maka dengan sendirinya sudah terhitung sebagai puasa bulan Ramadhan, namun apabila ia mengetahui pada hari itu juga, maka ia harus segera mengubah niatnya menjadi niat berpuasa bulan Ramadhan. [SZ]

Source:  http://shabestan.ir/detail/News/378702 diakses pada tanggal 25/5/2017

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

Animasi Hukum Hukum Puasa

March 2, 2023

Dapat di saksikan lengkap di link berikut https://www.youtube.com/playlist?list=PL9TrAf0wNuNAbk8gJQX7RgKMt8SDsVb46

Fikih

Salat Id

May 11, 2021

ICC Jakarta - Salat id (bahasa Arab:صلاة العيد) adalah salat yang dikerjakan oleh kaum Muslimin pada hari raya Idul Fitri dan Idul Qurban setelah terbitnya fajar. Menurut fatwa kebanyakan fukaha Syiah, pelaksanaan salat...

Fikih

Zakat Fitrah

May 11, 2021

ICC Jakarta - Zakat fitrah (bahasa Arab: زكاة الفطرة) adalah perbuatan wajib dalam fikih Islam yang bemakna membayar harta dengan...

Fikih

Berkah dari Ibadah Haji

July 1, 2020

ICC Jakarta- Awal bulan Dzulqa’dah adalah awal Pekan Haji. Di tahun ini, Pekan Haji menjadi berbeda dibanding tahun-tahun lalu karena...

Amalan Malam Terakhir Ramadhan
Fikih

Amalan Malam Terakhir Ramadhan

May 19, 2020

ICC Jakarta - Jika perjamuan telah selesai, maka sebagai mana layaknya seorang tamu yang hendak berpamitan, maka ada adab dan...

Fikih

Signifikansi puasa dan Ramadhan dalam al-Quran dan hadis?

April 30, 2020

ICC Jakarta - Allah Swt, dalam al-Quran mengenai bulan Ramadhan berfirman bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan...

Next Post

Imam Besar Masjid Istiqlal: Perdalam Pemahaman Agama Agar Semakin Toleran

Konsultasi Fikih ICC Jakarta: Hukum Seputar Puasa

Kepolisian Iran Siap Transfer Pengalamannya kepada Indonesia

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist