ICC Jakarta – Imam Husain As berperang melawan penguasa Bani Umayyah Yazid pada tahun 61 H. demi menyelamatkan Islam.
Imam Husain As dipaksa untuk bertempur dengan lasykar Yazid karena beliau tidak memberikan baiat kepada Yazid.
Ketika engkau memberika baiat kepada penguasa zalim, artinya bahwa engkau berjanji akan senantiasa mentaati dan membantunya.
Imam Husain As berkata tentang Yazid, “Orang seperti Aku tidak akan memberikan baiat kepada orang seperti Yazid. ” Beliau bermaksud bahwa sebagai Imam bagi kaum Muslimin dan pembimbing mereka, beliau tidak akan pernah memberikan baiat kepada Yazid, yang berdiri untuk segalanya dalam menentang Islam.
Imam Husain as berkata bahwa apa yang diyakini oleh Yazid adalah bertentangan sepenuhnya dengan apa yang diyakini oleh Imam Husain As. Yazid adalah pengikut syaitan sementara Imam Husain As adalah pengikut Allah Swt.
Imam As mengetahui bahwa beliau dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya akan syahid di Karbala. Beliau juga tahu bahwa ini adalah satu-satunya jalan untuk menghentikan Yazid dari merusak Islam.
Imam menghendaki umat, ketika mereka mendengar tentang tragedi Karbala, supaya mengetahui bahwa dia tidak berperang untuk mendapatkan kekuasaan atau menciptakan keonaran. Akan tetapi, untuk menyelamatkan agama yang telah dibawa oleh datuknya.
Dalam pasukannya, Imam memiliki lasykar yang kaya akan kemuliaan. Beliau memiliki budak-budak merdeka. Beliau memiliki orang tua dan anak muda. Beliau memiliki orang yang telah melakukan kesalahan dan kemudian menyesal dan bertaubat (seperti Hurr – seorang komandan tempur pasukan Yazid). Akan tetapi mereka satu dalam ketakwaan, yang mencintai Allah dan Islam.
Bilamana kaum Muslimin yang lain mendengar tentang tragedi Karbala, mereka akan bertanya kepada diri mereka sendiri, mengapa orang-orang yang berasal dari latar belakang yang berbeda, berbeda lingkungan, berbeda cara hidup, datang bersama bertempur dan syahid bersama Imam Husain As?
Setiap Muslim, tanpa memandang warna, ras, latar-belakang, keadaan keuangan, usia, dapat mengidentifikasi dirinya setidak-tidaknya dengan salah seorang syahid dalam lasykar Imam Husain As dan melalui pengidentifikasian ini ia dapat memahami mengapa Imam Husain melakukan semua ini. (Syaikh Mufid, al-Irsyad, bag. Kehidupan Imam Husain As)