Nabi Muhammad Saw menurut pandangan Imam Ali bin Abi Thalib a.s.
Sengaja kami kutip komentar Imam Ali a.s. Mengenai Rasulullah Saw, karena Ali adalah seorang sahabat dan kerabat yang paling dekat dengan beliau dan paling kenal kepada beliau.
Imam Ali bin Abi Thalib a.s. ketika menerangkan pribadi Rasulullah Saw berkata:
“Ikutilah Nabimu yang paling baik dan paling suci, karena pada dirinya terdapat suri tauladan bagi yang meneladaninya dan tempat berduka yang paling duka. Hamba yang paling Allah cintai adalah orang yang meneladani Nabi-Nya dan mengikuti jejaknya.”
Dia telah melepaskan dunia dan tidak memperdulikannya. Dia adalah penghuni dunia yang paling kurus dan paling sering lapar. Telah ditawarkan padanya dunia, namun dia enggan menerimanya. Dia mengetahui bahwa Allah tidak menyukai sesuatu, maka diapun tidak menyukainya. Allah meremehkan sesuatu, maka diapun meremehkannya dan jika Allah menganggap kecil sesuatu, maka diapun menganggapnya kecil.
Sekiranya yang kita cintai adalah sesuatu yang Allah dan Rasul-Nya murkai, dan yang kita besarkan adalah sesuatu yang oleh Allah dan Rasul-Nya kecilkan, maka itu cukup menjadi bukti penolakan dan penentangan kita terhadap perintah Allah.
Rasulullah Saw adalah orang yang makan di atas tanah, yang duduk laksana duduknya seorang budak, yang menambal sandalnya dengan tangannya sendiri, yang menjahit bajunya dengan tangannya sendiri, yang mengendarai keledai yang tak berpelana, dan yang membawa tumpangan di belakangnya.
رُوِيَ عن الإمام جعفر بن محمد الصادق ( عليه السَّلام ) أنهُ قَالَ: جَاءَ حِبْرٌ مِنَ الْأَحْبَارِ إِلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ ( عليه السَّلام ) فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ مَتَى كَانَ رَبُّكَ؟
فَقَالَ لَهُ: “ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَ مَتَى لَمْ يَكُنْ حَتَّى يُقَالَ مَتَى كَانَ، كَانَ رَبِّي قَبْلَ الْقَبْلِ بِلَا قَبْلٍ، وَ بَعْدَ الْبَعْدِ بِلَا بَعْدٍ، وَ لَا غَايَةَ وَ لَا مُنْتَهَى لِغَايَتِهِ، انْقَطَعَتِ الْغَايَاتُ عِنْدَهُ فَهُوَ مُنْتَهَى كُلِّ غَايَةٍ”.
فَقَالَ: يَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، أَ فَنَبِيٌّ أَنْتَ؟
فَقَالَ: “وَيْلَكَ، إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ مِنْ عَبِيدِ مُحَمَّدٍ ( صلى الله عليه و آله.
Diriwayatkan dari Imam Shadiq a.s. bahwa dia berkata, “Salah satu Rabi Yahudi datang kepada Imam Ali a.s. dan berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, Kapan Tuhanmu ada?’ Imam Ali a.s. berkata, ‘Celakalah kamu, Dia tidak terikat dengan waktu sehingga dikatakan ada di sana. Tuhanku ada sebelum yang sebelumnya tanpa ada yang sebelumnya, dan tanpa ada yang mendahuluinya, Dia ada sebelum yang belakangan, dan tidak ada akhir untuk tujuan-Nya, dan semua akhir berakhir kepada-Nya. Dan kepada-Nya semuanya akan berakhir.’
Maka Rabi Yahudi itu berkata, ‘Wahai Amirul Mukminin, Apakah Anda seorang nabi?’
Imam Ali bin Abi Thalib berkata, ‘Celakalah kamu! Saya adalah hamba dari hamba-hamba Muhammad Saw.'”