ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Konsep dan Kedudukan Tawalli dalam Syiah

by admin
July 24, 2018
in Mengenal Syiah
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

ICC Jakarta –  Tawalli adalah sebuah terminologi teolog dan antonimnya adalah tabarri .  Tawalli dalam terminologi Syiah berartikan kecintaan dan loyalitas kepada para Imam dan para pemimpin agama serta tunduk dan menerima wilayah kepemimpinan mereka. Tawalli yang berbarengan dengan tabarri (konsep yang saling kontradiksi dan bertentangan – dalam riwayat-riwayat disifati seperti wajib taklifi,  bahkan merupakan kewajiban-kewajiban terpenting, perealisasian iman dan rukun terpenting iman dan termasuk hal yang ditalkinkan atau yang diajarkan berulang-ulang kepada orang yang sedang sakaratul maut atau kepada mayit. Dalam literatur Syiah, tawalli dan tabarri merupakan syarat utama diterimanya amal baik di keharibaan Allah Swt dan tidak ada suatu amalpun yang diterima tanpanya; banyak sekali riwayat dalam teks-teks Islam yang dipaparkan dalam masalah ini.

Tawalli merupakan salah satu hasil dan cabang mahabbah dan kecintaan kepada Ahlulbait as dan ini merupakan konsep utama dan fundamental dalam literatur Syiah. Tawalli dalam fikih Syiah, teolog, dan akhlak juga dikaji. Dalam literatur Syiah, Tawalli dan Tabarrimerupakan sarat utama diterimanya amal-amal shaleh dan tidak ada suatu amal apalun yang diterima tanpa keduanya ini, laksana orang yang tidak melakukan kebaikan sama sekali.

Masalah tawalli dan tabarri serta tata caranya juga dikaji dalam ilmu akhlak. Khaja Nasiruddin Thusi dalam Akhlak Muhtasyami mengkhususkan bab kecintaan dan kebencian, tawalli dan tabarri dan di situ dituturkan ayat-ayat dan hadis serta ucapan-ucapan para filosof. Disamping itu, tulisan singkat dan independen dengan nama Risālah dar Tawalli wa Tabarri, yang dinisbatkan kepadanya (yang dicetak bersama dengan Akhlak Muhtasyami) di situ diulas dengan pandangan filosofis dan kesimpulannya, peraihan iman terkait dengan tawalli dan tabarri.

Khwaja Nasiruddin dalam buku tawalli wa tabarri ini menganalisis demikian bahwa, ketika nafs hewan (bestial soul) berada di bawah kendali nafs natiq ((rational soul), dua potensi syahwat dan marah akan semakin lebih lembut, yang kemudian akan berubah menjadi antusiasme dan penolakan dan dikarenakan nafs natiq adalah pengikut akal, maka antusiasme dan penolakan juga semakin lebih lembut, yang akan berubah menjadi keingingan dan ketidaksukaan dan akhirnya ketika akal pasrah kepada perintah pemimpin hakikat, maka keinginan dan ketidaksukaan akan berubah menjadi tawalli dan tabarri.

Dia menganggap kesempurnaan tawalli dan tabarri dalam perealisasian empat unsurnya, yakni makrifat, mahabbah, hijrah dan jihad.  Namun dia meyakini bahwa kesempurnaan penganut agama memiliki tingkatan yang lebih tinggi, yaitu tingkatan ridha dan pasrah diri (ketundukan) dan hal itu terwujud ketika tawalli dan tabarri bergabung menjadi satu, yakni tabarri terlebur dalam tawalli.  Dan akhirnya, menurut pandangan Khwaja Nasiruddin Thusi, iman akan terwujud ketika kumpulan tawalli dan tabarri, ridha dan pasrah diri terkumpul dan terealisasikan dalam satu wadah pada diri seseorang dan jika demikian, maka nama seorang mukmin dapat disematkan dalam diri orang tersebut.

Perwujudan Konsep Tawalli

Mencintai para pecinta Allah memiliki pelbagai tingkatan dan sudah jelas bahwa kecintaan sempurna nan lengkap disertai dengan ketaatan dan mengikuti.

Syaikh Yusuf Bahrani dalam bab tawalli mengatakan bahwa banyaknya penegasan hadis-hadis Syiah akan masalah ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kecintaan kepada Ahlulbait as berartikan penerimaan keimamahan mereka dan memposisikan mereka dalam kedudukan yang terkait dengan mereka. Dengan demikian, pemrioritasan selain mereka atas mereka dalam ranah ini, sejatinya adalah dikategorikan telah keluar dari lingkup kecintaan.

Pada dasarnya, kelaziman kecintaan secara menyeluruh nan benar kepada seseorang adalah sependirian dengannya, mempercayai dan mengikutinya.Dengan demikian, kecintaan yang mengakibatkan tawalli, yakni menerima kewilayahan para Imam, ketundukan dan kepatauhan kepada mereka, dan tidak adanya tabarri baik secara teoritis dan praktis dari para penentang mereka sama sekali tidak dikategorikan sebagai kecintaan, sebagaimana sesuai dengan hadis, kesempurnaan wilayah dan kecintaan murni terhadap keluarga Muhammad as tidak dapat diraih kecuali hanya dengan tabarri terhadap para musuh – jauh maupun dekat – mereka.

Dengan demikian, kecintaan dan kebencian, wilayah dan bara’ah yang diafirmasikan berkali-kali dalam riwayat, harus diartikan sebagai tawalli dan penerimaan wilayah, kepemimpinan para Imam dan marja’ mereka dalam semua perkara dan urusan.

Berdasarkan ini, akreditasi keimamahan para Imam duabelas as – dimana kelazimannya adalah meyakini akan kemaksuman dan nash kedudukan mereka dari Allah dan Rasulullah saw dan kealiman mereka terhadap kemaslahatan urusan dunia dan akhirat dan hasilnya adalah kewajiban mentaati perintah dan larangan-larangan mereka – termasuk pokok-pokok perealisasi iman, dan bahkan dikategorikan sebagai urgensitas mazhab Imamah.

Dengan demikian,  wilayah dan pastinya penerimaannya dikategorikan sebagai rukun-rukun Islam, disamping salat, zakat, haji dan puasa, dan bahkan merupakan rukun terpenting dari kesemuanya. Dan demikian juga, tawalli disamping tabarri merupakan hal yang diafirmasi, yang diungkapkan dan ditegaskan dari para Imam sebagai penguat dalam semua rumus untuk mengungkapkan agama dan iman yang benar.

Ringkasnya, konsep tawalli memiliki tingkatan dan manifestasi, di antaranya adalah:

  1. Menerima wilayah Allah, Rasulullah saw dan para Imam Ahlulbait as
  2. Mencintai Allah, semua nabi, para Imam, Sayidah Fatimah Zahra sa
  3. Mencintai orang-orang mukmin dan para pecinta Allah

Dituturkan dalam riwayat dari Imam Baqir as berkata: “Jika hendak mengetahui apakah engkau termasuk orang yang baik ataukah tidak, maka tengoklah ke dalam hatimu, jika engkau mencintai orang yang ahli taat kepada Allah dan memusuhi ahli maksiat-Nya, maka ketahuilah engkau termasuk manusia yang baik dan Allah mencintaimu dan jika engkau memusuhi orang yang ahli taat kepada-Nya dan mencintai hamba maksiat-Nya, maka engkau tidak memiliki apa-apa dan Allah memusuhimu dan manusia senantiasa bersama orang yang dicintainya.” []

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Ahlulbait

Sejarah Singkat Imam Hasan Al-Askari

November 2, 2022

Imam Hasan Askari a.s. adalah manusia suci ke-13 , sekaligus Imam ke-11 dari 12 Imam Ahlulbait setelah Rasulullah Saw. Beliau...

Ahlulbait

🔴 ZIARAH AGUNG DAN MASYARAKAT PENANTI

March 2, 2023

🔴 ZIARAH AGUNG DAN MASYARAKAT PENANTI ICC Jakarta menggelar Short Sourse Arbain Imam Husain a.s. bertajuk "Ziarah Agung & Masyarakat...

Ahlulbait

YAUMUL MAHABBAH

March 2, 2023

"Yaumul Mahabbah" adalah hari pernikahan Imam Ali as dan Sayidah Fatimah as yang terjadi pada tahun kedua Hijriah, tanggal 1...

Ahlulbait

Syahadah IMAM MUHAMMAD AL JAWAD

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartaMenyampaikanDuka Cita yang MendalamAtas Hari Syahadah IMAM MUHAMMAD AL JAWAD29 Zulqaidah Sesungguhnya Imam Jawad adalah manifestasi...

Ahlulbait

Kelahiran Imam Ali bin Musa Ridha

March 2, 2023

Hari ini bertepatan dengan kelahiran Imam Ali bin Musa Ridha yang dimakamkan di kota Mashhad. Beliau digelari berbagai nama dan...

Ahlulbait

Hari Kelahiran Imam Ali Arridha as

March 2, 2023

UNDANGAN OFFLINE بِسۡـــــــمِ اللّٰهِ ٱلرَّحۡـمَـٰنِ ٱلرَّحِـــــــيمِالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ Mengundang para pecinta Ahlulbayt untuk memperingati Hari Kelahiran Imam Ali...

Next Post

Keajaiban Yang Terjadi Ketika Imam Ridha Memasuki Istana Khalifah Makmun

Syafii Maarif: Semangat Perbedaan Harus Mampu Menyatukan Bangsa

Anak: Anugerah Sekaligus Amanah Allah swt

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist