ICC Jakarta – Masyarakat terbiasa menggunakan kertas untuk menulis surat dan dokumen. Setelah itu, dokumen akan disimpan yang suatu saat akan dibaca untuk dipelajari. Teknologi pembuatan kertas dikembangkan peradaban Islam. Umat Islam yang pertama kali menemukan per cetakan kertas dan mengembangkannya menjadi industri manufaktur.
Produksi kertas besar-besaran berlangsung untuk mencetak Alquran dan berbagai buku. Komoditas kertas didistribusikan ke berbagai belahan dunia untuk penulisan surat kerajaan.
Industri kertas yang kian berkembang menjadikan komoditas tersebut semakin mudah terjangkau. Siswa berbagai sekolah ketika itu memanfaatkan komoditas ini untuk membuat catatan. Berikut perkembangan kertas dalam sejarah Islam.
Dari Peradaban Cina
Kertas awalnya dibawa oleh orang-orang Muslim dari Cina. Pembuatannya tak lepas dari sentuhan seni. Pada era peradaban Islam, pabrik kertas mulai berkembang di seluruh daerah kekuasaan. Komoditas itu dimanfaatkan untuk pencatatan berbagai ilmu pengetahuan dan dokumen kenegaraan.
Umat Islam pertama kali mengenal kertas pada 751 M. Saat itu sedang terjadi Perang Talas antara Cina dan Muslim. Tahanan Cina mengungkapkan rahasia pembuatan kertas kepada umat Islam. Dari sinilah seni pembuatan kertas menjadi sebuah industri besar.
Dahulu, Muslim menggunakan linen sebagai pengganti kulit buah murbei yang digunakan orang Cina sebagai bahan dasar pembuatan kertas. Kemudian, kain linen direndam dengan air dan difermentasi. Kain kemudian direbus dan dibersihkan dari residu alkali dan kotoran yang menempel. Setelah bersih, linen dilap dan dipukuli sampai menjadi bubur kertas menggunakan palu. Metode ini disebut maserasi.
Pabrik Kertas di Berbagai Wilayah
Banyak pabrik kertas yang dibangun di Baghdad, Irak. Dari sinilah industri kertas menyebar ke berbagai belahan dunia. Pabrik kertas juga dibangun di Damaskus, Suriah, yang menjadi produsen kertas Eropa. Ketika produksi meningkat, harga kertas semakin murah dan mudah ditemukan.
Teknologi pembuatan kertas pertama berkembang di Irak, Suriah, dan Palestina. Kemudian, menyebar ke Barat. Pabrik kertas pertama di Afrika dibangun di Mesir sekitar 850 M. Pabrik kertas juga dibangun di Maroko dan Spanyol pada 950 M.
Berdasarkan sumber pertama dalam makalah karya Theophilus Presbiter, “The Art of the Painter”, abad ke-12, pabrik kertas pertama dibangun di Bologna tahun 1293. Kemudian, Inggris menggunakan kertas pertama kali tahun 1309 dan Jerman pada akhir abad ke-14. Pada akhir abad pertengahan, pusat pembuatan kertas terpenting pindah dan dikuasai oleh Italia Utara.
Kreasi Muslim membuat kertas
Alas rumput, alang-alang atau bambu dianyam dengan bulu kuda, mirip gulungan bambu untuk membuat sushi. Anyaman ini kemudian ditempatkan dalam bingkai kayu yang menjadi cetakan kertas. Cetakan kemudian dicelupkan ke dalam sebuah tong yang berisi serat linen. Kemudian, ditekan sehingga mengendap dalam cetakan dan air terbuang. Linen dipindahkan agar dapat dibentuk selembar kertas.
Setelah mengering, bingkai kayu dilepas berikut anyamaan dan kertas baru dapat digulung. Agar benar-benar kering, kertas ini digantung pada rak pengeringan. Selanjutnya, kertas masuk dalam proses pengukuran. Setelah diukur, kertas tersebut dikeringkan kembali dan diratakan lalu digosok agar mengilat.
Source: Republika