ICC Jakarta – Cinta merupakan unsur fundamental yang tumbuh dari hati manusia sejati. Jika tidak ada cinta, maka tidak ada hati. Kekuatan cinta adalah ibarat persenyawaan karena mampu mengubah satu substansi menjadi substansi lainnya. Cinta dapat membangunkan kekuatan yang tidur dan membebaskan kekuatan jiwa yang terbelenggu.
Ada beberapa jenis dan derajat cinta yang dialami oleh umat manusia. Satu jenis cinta adalah apa yang benar-benar berada diluar batas-batas materi dan materialitas. Cinta yang menelisik jauh melampaui ruang-ruang materi dan yang serba terbatas. Cinta terhadap kebenaran yang unggul dan keutamaan-keutamaan akhlak seperti perdamaian, kebebasan, persamaan, kejujuran dan keadilan.
Diluar ini adalah cinta terhadap wujud yang abadi, agung dan mulia, yang tidak ada selain dari Allah, kekasih dan mata air keberkahan, rahmat, kedamaian dan seluruh karakteristik lainnya yang telah disebutkan sebelumnya. Jenis cinta ini menghubungkan umat manusia dengan Tuhan mereka dan membantu mereka untuk menyucikan diri mereka dan memberikan kontribusi bagi perdamaian yang abadi dan lebih kokoh.
Dalam Islam, cinta seseorang terhadap sesuatu lainnya atau siapa pun selain dari Allah tidak boleh bertentangan dengan cinta terhadap Allah. Seseorang boleh mencintai orang lain, namun tidak boleh mensejajarkannya dengan kecintaannya terhadap Allah, melainkan mencintai mereka demi untuk meraih keridhaan Allah. Kecintaan seorang ibu kepada anak-anaknya atau suami kepada istrinya dan sebaliknya, demikian juga kecintaan atau pertemanan seseorang kepada sesama manusia harus dibangun atas prinsip-prinsip karena kecintaannya kepada Allah Swt karena Allah Swt sendiri menginginkan para hamba-Nya untuk saling mencintai satu sama lain, dan karena dengan mencintai mereka, maka Allah akan meridhai mereka.
يُحِبُّوْنَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَ الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
Mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, dan orang-orang yang beriman lebih kuat cinta mereka terhadap Allah…(QS. al-Baqarah [2]:165).
Orang-orang yang beriman akan mencintai Allah karena kecintaan mereka kepada Allah disebabkan oleh kesempurnaan pengetahuan mengenai diri-Nya serta peng-Esa-an mereka kepada-Nya sehingga karena kecintaan mereka didasari oleh keyakinan-keyakinan yang kuat, maka cinta mereka kepada Sang Pencipta tidak akan mudah luntur. []