ICC Jakarta – Pada suatu siang yang terik, Imam Muhamamd Baqir As sedang bekerja keras di ladangnya.
Seseorang yang bernama Muhammad bin Munzir sedang berjalan dengan cepat. Tatkala ia melihat Imam kepanasan dan kelelahan dari kerja keras yang telah ia lakukan, ia berkata kepada Imam bahwa ia tidak perlu bekerja keras lantaran ia adalah seorang alim yang terkemuka.
Ia lagi-lagi berkomentar, “Apa yang akan engkau lakukan bila sang maut datang menjemputmu sementara engkau sedang sibuk mengejar urusan duniawi?”
Atas pernyataannya, Imam menjelaskan, “Biarkanlah sang maut datang menjemputku sementara Aku beribadah kepada Allah Swt. Aku bekerja untuk menutupi keperluanku dan keperluan keluargaku.”
Maksud Imam Baqir As adalah bahwa bekerja keras untuk mendapatkan uang dengan tujuan untuk membantu diri dan keluarga merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Islam tidak suka melihat kita bermalas-malasan dan meminta-minta kepada orang lain.
Orang itu menjadi malu atas komentarnya yang tidak pantas kepada Imam, “Anda benar. Aku ingin memerintahmu, akan tetapi Andalah yang memerintahku.”
Sabda Imam Baqir tersebut adalah sebuah catatan penting bahwa bekerja keras untuk memperoleh pendapatan merupakan kewajiban yang telah dititahkan oleh Allah kepada setiap Muslim.
Imam Baqir As bersabda, “Barang siapa yang bekerja untuk memperoleh pendapatan, ia akan semakin mendapatkan kemudahan, bebannya akan menjadi ringan dan keluarganya terbebas dari kemalangan dan kerisauan.”
Imam As tidak menyukai kemalasan apa pun bentuknya. Ia senantiasa menentang setiap bentuk kemalasan. Imam bersabda, “Berhati-hatilah dari sikap malas dan rasa jenuh, lantaran keduanya merupakan kunci segala kejahatan.”
Imam As mencela orang yang bersandar kepada sedekah sebagai mata pencaharian mereka. Ia berkata, “Aku benci kepada orang yang tidak punya pekerjaan yang hanya berlaku santai dan berpangku tangan sembari berkata, “Wahai Tuhanku, berikanlah, berikanlah.” Ia meminta Allah untuk berbuat baik kepadanya sementara seekor semut kecil pun keluar dari sarangnya untuk mencari pendapatan yang dapat membiayai hidupnya.” (Qarasyi, Life of Imam Muhammad al-Baqir As., hal. 220)