Dalam khutbah Jumat di Islamic Cultural Center Jakarta (ICC) pada 7 Maret 2025, Syekh Dr. Abdul Majid Hakim Ilahi mengupas bagaimana ibadah di bulan suci Ramadan bukan hanya mendekatkan diri kepada Allah, tetapi juga memiliki peran besar dalam kehidupan sosial, spiritual, dan emosional. Berikut adalah poin-poin utama yang disampaikan dalam khutbah tersebut.
Ketenangan Batin dan Kedamaian Sosial
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
Manusia di tengah hiruk-pikuk persaingan politik, ekonomi, dan budaya sering kali mengalami kegelisahan dan tekanan. Setiap individu menginginkan ketenangan batin. Namun, ketenangan sejati hanya dapat diperoleh dengan mendekatkan diri kepada Allah.
Ibadah sebagai Sumber Ketenangan
Allah berfirman:
“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar, dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)
Ibadah memiliki pengaruh besar dalam kehidupan manusia. Shalat, misalnya, tidak hanya sebagai kewajiban tetapi juga pencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Begitu pula dengan puasa yang diperintahkan oleh Allah agar umat Islam mencapai ketakwaan. Jika suatu masyarakat menjalankan puasa dengan baik, maka kejahatan akan berkurang secara signifikan.
Qanaah dan Ridha sebagai Kunci Ketenangan
Sikap qanaah, yaitu menerima dengan lapang dada segala rezeki dan anugerah Allah, akan membawa ketenangan batin. Dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain dan mensyukuri nikmat yang dimiliki, seseorang akan merasa cukup dan tidak mudah gelisah. Allah berjanji dalam Al-Qur’an bahwa:
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Menerima Takdir dan Menentukan Tujuan Hidup
Menerima kebaikan dan keburukan yang terjadi sebagai ketetapan Allah akan membuat hati lebih tenang dalam menghadapi ujian kehidupan. Selain itu, manusia harus memiliki tujuan hidup yang jelas, sebagaimana alam semesta diciptakan dengan tujuan tertentu. Menyusun program hidup yang sesuai dengan tujuan ini akan membantu manusia mencapai kebahagiaan sejati.
Menghindari Penyesalan Masa Lalu
Masa lalu tidak boleh menjadi beban, tetapi cukup dijadikan pelajaran. Hidup harus dijalani di masa kini dengan persiapan untuk masa depan. Menyesali masa lalu tanpa tindakan hanya akan menambah kegelisahan.
Menjalin Hubungan dengan Orang-Orang Saleh
Bergaul dengan orang-orang seiman dan seideologi dapat memperkuat keimanan dan memberikan dukungan moral dalam menghadapi berbagai ujian kehidupan. Kebersamaan dalam kebaikan akan semakin memperkokoh ketenangan jiwa.
Empat Amalan Utama di Bulan Ramadan
Ramadan adalah bulan penghambaan kepada Allah yang berlalu dengan cepat. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk memanfaatkannya sebaik mungkin dengan melakukan empat amalan utama:
- Menjalin Silaturahmi – Mempererat hubungan keluarga dan menghindari permusuhan.
- Membantu Sesama – Memberi makan kepada kaum mukmin dan menyantuni fakir miskin.
- Membaca Al-Qur’an – Mengingat bahwa Ramadan adalah bulan diturunkannya Al-Qur’an.
- Berdzikir dan Berdoa – Menghidupkan malam dengan doa-doa yang diajarkan Ahlulbait, seperti doa iftitah, doa Abu Hamzah, serta membaca Surah Al-Qadr.