ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Mengenal Syeikh Yusuf Al Makassari, Pahlawan Dua Bangsa

by admin
June 2, 2017
in Tokoh
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Macassar, nama kota kecil di Afrika Selatan, adalah tempat pengasingan dan peristirahatan terakhir pahlawan nasional Syeikh Yusuf Al-Makassari. Dinamakan seperti itu sebagai bentuk penghormatan atas segala jasa dan pengorbanan Syeikh Yusuf yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Syeikh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati Al-Makassari Al-Bantani adalah seorang ilmuwan, sufi, penulis, dan komandan perang abad 17. Lahir dalam lingkungan kerajaan Gowa pada 1626, ia dinamai Muhammad Yusuf oleh Sultan Alauddin yang berkuasa saat itu—dan juga saudara ibunya. Ibunya bernama Aminah dan sang ayah bernama Abdullah.

Sejak kecil, Syeikh Yusuf  sudah ditempa dengan pelajaran berbasis Al-Quran. Kala itu masyarakat Bugis sudah mengenal agama Islam dan, di Gowa, Islam bahkan dijadikan agama resmi kerajaan.

Menginjak usia 15 tahun, Syeikh Yusuf mulai mempelajari ilmu tasawwuf pada Syeikh Jalaludin Al-Aidit dan memperdalam ilmu Al-Qurannya pada Daeng ri Tasammang di Cikoang. Keduanya adalah ulama terkenal kala itu.

Belum puas, ia dibawa orang tuanya ke pondok pesantren Bontoala yang didirikan ulama dari Yaman, lalu kembali ke Cikoang beberapa tahun. Kembali dari Cikoang, Syeikh Yusuf menikahi putri Sultan Gowa, lalu setelah 18 tahun, ia berencana menuntut ilmu di Jazirah Arab.

Menumpangi kapal dagang, beliau singgah di kerajaan Banten dan bersahabat dengan Pangeran Surya, anak Sultan Mufahir Mahmud. Ia lalu melanjutkan perjalanan ke Aceh. Di sini Syekh Yusuf kembali berguru pada Syekh Nuruddin Ar-Raniri dan mendapat ijasah tarekat Qadiriyyah.

Usai dari Aceh, ia pergi ke Sri Lanka untuk mencapai Najd—sekarang Arab Saudi. Sebelum sampai Makkah, ia mampir di Yaman untuk berguru pada dua Syeikh besar di sana dan mendapat ijasah tarekat Naqsyabandi dan Baalawiyah.

Memasuki musim haji, beliau pergi ke Makkah lalu menziarahi pusara Rasulullah Saw di Madinah. Di Madinah, ia kembali melanjutkan studinya pada ulama terkenal Syeikh Ibrahim Hasan bin Syihabuddin dan mendapat ijasah tarekat Syattariyah.

Belum selesai, ia mendapat gelar terakhirnya, ijasah tarekat  Khalwatiyah dari gurunya di Damaskus, Syam—sekarang Suriah.

Berkat keluasan wawasannya dari pengembaraan mencari ilmu, ajarannya laku di tengah masyarakat Bugis. Ia menyampaikan ajaran lewat murid-murid dari Bugis yang berziarah ke Mekkah.

Ajaran Syeikh Yusuf menitikberatkan pada kesucian batin dan pengendalian hawa nafsu. Para muridnya diharuskan melepaskan keinginan menunjukan kemewahan duniawi. Namun, tidak serta-merta mencampakkan kehidupan dunia begitu saja. Ia berpandangan kehidupan dunia haruslah dimanfaatkan dalam pencapaian kesempurnaan menuju Tuhan. Hawa nafsu harus bisa dikendalikan dan ditunggangi. Dengan ini Syeikh Yusuf mengajarkan murid-muridnya kebebasan, dengan menjadikan Tuhan sebagai pusat cita-cita dalam menjalani hidup. Inilah salah satu pokok ajaran beliau yang memberi sumbangsih pada model Islam Nusantara, tanpa menyingkirkan budaya-budaya lokal tapi memanfaatkannya untuk tujuan Islami.

Setelah kembali ke tanah airnya, Kerajaan Gowa terlibat pertempuran dengan penjajah Belanda dan mengalami kekalahan. Ia lalu pindah ke Kerajaan Banten, dan diangkat menjadi mufti kerajaan oleh sahabat lamanya, Pangeran Surya—saat itu sudah jadi Sultan.

Di Banten pengaruhnya makin luas dan memiliki banyak sekali murid di berbagai kota, termasuk 400 orang pengikut setianya asal Makassar. Pada periode ini, Kerajaan Banten menjadi pusat pendidikan Islam di Nusantara.

Pada 1682, kerajaan Banten terlibat perang dengan Belanda, namun kalah. Melihat pengaruhnya, pihak Belanda menangkap Syeikh Yusuf dan diasingkan ke Sri Lanka.

Di Sri Lanka, semangat Syeikh Yusuf belum padam. Ia aktif menyebarkan ajaran Islam sambil terus menjalin komunikasi dengan murid-murid di Nusantara, melalui para peziarah yang menuju Mekkah.

Sadar pengaruhnya masih kuat, 1693 Belanda kembali melempar Syeikh Yusuf ke tempat yang lebih jauh, di Afrika Selatan.

Tak hanya bergerak sebagai ulama dengan menghidupkan komunitas Islam di Afrika, beliau juga dikenal sebagai pejuang kesetaraan melawan rasisme kulit putih di Afrika pada masa itu. Bahkan saking vokal perjuangannya, Nelson Mandela sebagai presiden Afrika pada tahun 1994 mencatatnya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’ dan ‘Pejuang Kemanusiaan’.

Lebih jauh, Februari 2009, Presiden Thabo Mbeki memberi penghargaan Oliver Thambo—sebuah gelar pahlawan nasional Afrika Selatan—yang diserahkan melalui tiga ahli warisnya. Penyerahan penghargaan ini disaksikan langsung Wakil Presiden Jusuf Kala saat itu. Indonesia sendiri lebih awal, pada November 1995, menyematkan gelar pahlawan nasional pada Syekh Yusuf.

Mengakhiri perjuangannya menegakkan keadilan dan nilai Islam, Syeikh Yusuf meninggal pada 1699 di usia 72 tahun di Cape Town. Meski meninggal di Afrika, masih jadi perdebatan di mana sesungguhnya beliau dimakamkan. Anda bisa menemukan makan Syeikh Yusuf di Macassar Faure-Afrika Selatan, Lakiung-Gowa, Banten, Palembang, Sri Lanka, dan Talango-Madura, dan masyarakat setempat yakin bahwa daerahnya adalah tempat peristirahatan terakhir guru besar Islam tersebut.

Saat ini nama beliau dikenang lewat karya tulisnya yang berjumlah puluhan (Muhammad/Berbagai sumber)

Islam Indonesia

Tags: slide
admin

admin

Related Posts

Islam Indonesia

SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48

November 20, 2022

Keluarga BesarIslamic Cultural Centermengucapkan SELAMAT & SUKSES ATAS MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-48DAN ATAS TERPILIHNYAPROF. HAEDAR NASHIRsebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah Periode...

Tokoh

Keluarga Besar Islamic Cultural Center Jakarta
menyampaikan duka cita

September 18, 2022

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun Keluarga Besar Islamic Cultural Center Jakartamenyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Prof. Azyumardi Azra,...

Ahlulbait

Syahadah IMAM MUHAMMAD AL JAWAD

March 2, 2023

Keluarga BesarIslamic Cultural Center JakartaMenyampaikanDuka Cita yang MendalamAtas Hari Syahadah IMAM MUHAMMAD AL JAWAD29 Zulqaidah Sesungguhnya Imam Jawad adalah manifestasi...

Ahlulbait

Kelahiran Imam Ali bin Musa Ridha

March 2, 2023

Hari ini bertepatan dengan kelahiran Imam Ali bin Musa Ridha yang dimakamkan di kota Mashhad. Beliau digelari berbagai nama dan...

Dunia Islam

Cinta dan Kasih Sayang

March 2, 2023

Gerakan Imam Khomeini muncul dari fitrah. Fitrah yang bukan hanya tidak dapat dicukupi dengan dimensi material dan kesenangan duniawi yang...

Dunia Islam

33 Tahun Kembalinya Imam Khomeini ke Pangkuan Sang Kekasih.

March 2, 2023

Dengan hati yang tenang, hati yang percaya diri, dan jiwa yang bahagia dan ikhlas, mengharap rahmat Tuhan, saya akan dibebaskan...

Next Post

Konsultasi Fikih ICC Jakarta: Hukum Seputar Puasa

Puasanya Panca Indra

Peringatan Haul Imam Khomeini di ICC Jakarta

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
    • Struktur
    • Hubungi kami
  • Kegiatan
    • Agenda
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Alquran
    • Kebudayan
    • Sejarah
    • Akhlak
    • Dunia Islam
    • Pesan Wali Faqih
    • Arsip
  • Press Release

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist