ICC Jakarta
No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami
  • Login
ICC Jakarta
No Result
View All Result

Mengupas Esensi Keimanan yang Hakiki

Khutbah Jumat 1 November 2024

by admin
November 5, 2024
in Kebudayan, Khutbah Jumat
0 0
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Ustaz Ahmad Hafidh Alkaff

Pada khutbah Jumat kali ini, Ustaz Ahmad Hafidh Alkaff menyampaikan pesan takwa dengan seruan untuk memupuk keimanan yang mendalam dan autentik. Tak hanya sekadar menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, Ustaz Hafidh menekankan pentingnya membedakan antara iman yang tampak di luar (zhahir) dan keimanan yang hakiki. Menurutnya, keimanan yang sesungguhnya akan memancar dalam setiap tindakan dan akhlak kita sehari-hari.

Ciri-ciri Keimanan Menurut Al-Quran

Ustaz Hafidh membuka khutbahnya dengan mengutip firman Allah dalam QS. Al-Anfal [8]: 2: “Jika dibacakan ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” Ayat ini menekankan bahwa iman sejati muncul saat kita menyadari kebesaran Allah dan menjadi rendah hati di hadapan-Nya.

Dalam riwayatnya, Imam Ja’far Shadiq juga menegaskan bahwa seorang mukmin hakiki adalah mereka yang selalu khawatir jika hidayah yang telah mereka terima dicabut kembali oleh Allah. Perasaan takut dan khawatir ini mengakar dari kesadaran bahwa manusia tak berdaya tanpa petunjuk Allah.

Perbedaan Mukmin Zhahir dan Mukmin Hakiki

Ustaz Hafidh kemudian menjelaskan perbedaan antara mukmin zhahir—yaitu seseorang yang terlihat beriman secara luar, dengan mukmin hakiki—yakni mereka yang benar-benar memanifestasikan iman dalam kehidupan. Ia menjelaskan bahwa seseorang bisa secara zhahir dianggap beriman jika ia telah mengucapkan syahadat, mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Muhammad sebagai utusan-Nya.

Namun, Allah berfirman dalam Al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian,” yang berarti bahwa keimanan bukan hanya deklarasi zhahir, tetapi harus ditingkatkan menuju iman yang sesungguhnya. Banyak contoh di zaman Rasulullah di mana seseorang mungkin tampak beriman di luar, tetapi hatinya tidak sepenuhnya tulus dalam keimanannya. Dalam Perang Uhud, misalnya, ada 300 orang yang mundur dan kembali ke Madinah, memperlihatkan bahwa mereka hanya mukmin zhahir, bukan mukmin hakiki.

Manifestasi Keimanan dalam Kehidupan

Keimanan yang hakiki adalah iman yang terwujud dalam tindakan nyata. Dalam QS. Al-Mu’minun, Allah menyebut ciri-ciri orang mukmin yang sukses:

1. Khusyuk dalam Salat: Mukmin sejati akan merasakan kekhusyukan dalam salatnya, sadar bahwa ia kecil di hadapan Allah. Ustaz Ahmad mencontohkan kekhusyukan luar biasa dari Rasulullah dan Imam Ali bin Abi Thalib.

2. Menghindari Hal yang Tidak Berguna (Laghw): Mukmin sejati menghindari hal-hal yang memalingkan dari Allah, seperti hura-hura, hiburan berlebihan, dan kegiatan yang sia-sia.

3. Melaksanakan Zakat: Kepedulian terhadap zakat menunjukkan komitmen mukmin untuk membersihkan harta, membantu orang lain, dan menjalankan perintah Allah.

4. Menjaga Kehormatan: Mukmin menjaga kehormatan diri dan keluarganya dengan baik sesuai aturan yang diajarkan Islam.

5. Menepati Amanah dan Janji: Ustaz Hafid menekankan pentingnya menjaga amanah dan janji. Ini tidak hanya mencakup kewajiban kepada manusia tetapi juga amanah kita sebagai makhluk Allah yang menggunakan anggota tubuh sesuai petunjuk-Nya. Jika kita berutang, kita wajib mengembalikan. Seorang ayah, misalnya, memiliki amanah kepada anak-anaknya.

Konteks Sosial-Politik Terkini: Menyikapi Propaganda Media

Di akhir khutbah, Ustaz Hafidh membahas isu yang hangat terjadi, yaitu serangan rezim Zionis Israel pada 26 Oktober 2024 ke wilayah Iran. Ia mengingatkan bahwa dalam konteks peperangan modern, propaganda media memegang peran besar. Dalam kasus ini, media Zionis menggembar-gemborkan serangan sebagai kemenangan besar dengan mengklaim bahwa pertahanan Iran telah lumpuh, sementara pihak Iran menyanggah dan menyatakan bahwa serangan tersebut hanya mengenai beberapa target minor.

Sebagai umat Islam, Ustaz Hafidh mengingatkan agar kita cerdas menyikapi pemberitaan dan menyadari bahwa di era digital ini, kekuatan media menjadi alat utama dalam menciptakan persepsi. Umat Islam hendaknya selalu mewaspadai strategi propaganda musuh dan mengutamakan informasi yang benar dalam memahami realitas yang terjadi.

Menutup Khutbah dengan Doa dan Harapan

Ustaz Hafidh menutup khutbah dengan doa, memohon agar Allah menjadikan kita mukmin hakiki yang mampu memegang amanah dan melaksanakannya dengan baik. Ia juga mengingatkan bahwa keimanan yang benar adalah tiket untuk masuk ke dalam surga, yang luasnya telah dijanjikan oleh Allah bagi orang-orang yang bertakwa.

Semoga khutbah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa iman bukan hanya status atau penampilan, melainkan sesuatu yang harus diwujudkan dalam perbuatan dan perilaku. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung,

قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ.

 

 

Full Khutbah bisa di baca di bawah

Khotbah Jumat 1 November 2024

 

admin

admin

Related Posts

Hamzah Fansuri: Pelopor Tasawuf Wujudiyah di Nusantara dan Pengaruhnya Hingga Kini
Islam Nusantara

Hamzah Fansuri: Pelopor Tasawuf Wujudiyah di Nusantara dan Pengaruhnya Hingga Kini

September 9, 2025

Pendahuluan Dalam sejarah Islam Nusantara, nama Hamzah Fansuri menempati posisi penting sebagai ulama, sufi, sekaligus sastrawan. Ia dikenal sebagai tokoh...

Ilmu Slamet dalam Budaya Jawa: Antara Pandangan Kolonial dan Perspektif Ki Agus Sunyoto
Kebudayan

Ilmu Slamet dalam Budaya Jawa: Antara Pandangan Kolonial dan Perspektif Ki Agus Sunyoto

September 4, 2025

Pengantar Budaya Jawa dikenal sebagai salah satu khazanah terbesar dalam peradaban Nusantara. Di dalamnya terdapat beragam nilai, simbol, dan praktik...

Puasa Mutih dan Tradisi Tirakat dalam Budaya Nusantara
Islam Nusantara

Puasa Mutih dan Tradisi Tirakat dalam Budaya Nusantara

September 1, 2025

Pendahuluan Budaya Nusantara memiliki kekayaan spiritual yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi tersebut lahir dari perpaduan antara kepercayaan lokal,...

Kiai Saleh Darat: Ulama Visioner, Guru Para Kiai, dan Inspirasi RA Kartini
Islam Nusantara

Kiai Saleh Darat: Ulama Visioner, Guru Para Kiai, dan Inspirasi RA Kartini

August 28, 2025

Pendahuluan Sejarah Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peran para ulama yang tidak hanya berdakwah, tetapi juga membangun basis...

Karawitan Jawa: Nada-Nada Abadi Penjaga Jiwa dan Budaya
Kebudayan

Karawitan Jawa: Nada-Nada Abadi Penjaga Jiwa dan Budaya

August 26, 2025

  Di tengah derasnya arus musik digital dan tren global, karawitan Jawa hadir sebagai suara yang lembut, menenangkan, dan penuh...

Epistemologi Rasa: Membandingkan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dan KPPH Mustopa dalam Tradisi Jawa dan Sunda
Islam Nusantara

Epistemologi Rasa: Membandingkan Pemikiran Ki Ageng Suryomentaram dan KPPH Mustopa dalam Tradisi Jawa dan Sunda

August 25, 2025

Pendahuluan Indonesia memiliki kekayaan intelektual dan budaya yang lahir dari para pujangga, ulama, dan budayawan yang tidak hanya berkarya dalam...

Next Post
Hak dan Kewajiban Mata dalam Kehidupan

Hak dan Kewajiban Mata dalam Kehidupan

Akhlak Mulia Pecinta Ahlulbait

Akhlak Mulia Pecinta Ahlulbait

PELAJARAN-PELAJARAN DARI KEHIDUPAN SAYIDAH FATHIMAH AS

PELAJARAN-PELAJARAN DARI KEHIDUPAN SAYIDAH FATHIMAH AS

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

ICC Jakarta

Jl. Hj. Tutty Alawiyah No. 35, RT.1/RW.7, Pejaten Barat.
Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12510

Telepon: (021) 7996767
Email: iccjakarta59@gmail.com

Term & Condition

Agenda

[tribe_events_list]

HUBUNGI KAMI

Facebook
Telegram

Jadwal Salat Hari Ini

sumber : falak-abi.id
  • Lintang: -6.1756556° Bujur: 106.8405838°
    Elevasi: 10.22 mdpl
Senin, 26 Desember 2022
Fajr04:23:34   WIB
Sunrise05:38:32   WIB
Dhuhr11:53:01   WIB
Sunset18:07:31   WIB
Maghrib18:23:39   WIB
Midnight23:15:32   WIB
  • Menurut Imam Ali Khamenei, diharuskan berhati-hati dalam hal waktu salat Subuh (tidak berlaku untuk puasa) dengan menambah 6-7 menit setelah waktu diatas

© 2022 ICC - Jakarta

No Result
View All Result
  • Home
  • Profil
    • Sambutan direktur
    • Sejarah Berdiri
  • Kegiatan
    • Berita
    • Galeri
  • Artikel
    • Akhlak
    • Alquran
    • Arsip
    • Dunia Islam
    • Kebudayan
    • Pesan Wali Faqih
    • Press Release
    • Sejarah
  • Hubungi kami

© 2022 ICC - Jakarta

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist