Oleh: Ustaz Ahmad Hafidh Alkaff
Pada khutbah Jumat kali ini, Ustaz Ahmad Hafidh Alkaff menyampaikan pesan takwa dengan seruan untuk memupuk keimanan yang mendalam dan autentik. Tak hanya sekadar menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah, Ustaz Hafidh menekankan pentingnya membedakan antara iman yang tampak di luar (zhahir) dan keimanan yang hakiki. Menurutnya, keimanan yang sesungguhnya akan memancar dalam setiap tindakan dan akhlak kita sehari-hari.
Ciri-ciri Keimanan Menurut Al-Quran
Ustaz Hafidh membuka khutbahnya dengan mengutip firman Allah dalam QS. Al-Anfal [8]: 2: “Jika dibacakan ayat-ayat Allah, bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakal.” Ayat ini menekankan bahwa iman sejati muncul saat kita menyadari kebesaran Allah dan menjadi rendah hati di hadapan-Nya.
Dalam riwayatnya, Imam Ja’far Shadiq juga menegaskan bahwa seorang mukmin hakiki adalah mereka yang selalu khawatir jika hidayah yang telah mereka terima dicabut kembali oleh Allah. Perasaan takut dan khawatir ini mengakar dari kesadaran bahwa manusia tak berdaya tanpa petunjuk Allah.
Perbedaan Mukmin Zhahir dan Mukmin Hakiki
Ustaz Hafidh kemudian menjelaskan perbedaan antara mukmin zhahir—yaitu seseorang yang terlihat beriman secara luar, dengan mukmin hakiki—yakni mereka yang benar-benar memanifestasikan iman dalam kehidupan. Ia menjelaskan bahwa seseorang bisa secara zhahir dianggap beriman jika ia telah mengucapkan syahadat, mengakui Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Muhammad sebagai utusan-Nya.
Namun, Allah berfirman dalam Al-Quran, “Wahai orang-orang yang beriman, berimanlah kalian,” yang berarti bahwa keimanan bukan hanya deklarasi zhahir, tetapi harus ditingkatkan menuju iman yang sesungguhnya. Banyak contoh di zaman Rasulullah di mana seseorang mungkin tampak beriman di luar, tetapi hatinya tidak sepenuhnya tulus dalam keimanannya. Dalam Perang Uhud, misalnya, ada 300 orang yang mundur dan kembali ke Madinah, memperlihatkan bahwa mereka hanya mukmin zhahir, bukan mukmin hakiki.
Manifestasi Keimanan dalam Kehidupan
Keimanan yang hakiki adalah iman yang terwujud dalam tindakan nyata. Dalam QS. Al-Mu’minun, Allah menyebut ciri-ciri orang mukmin yang sukses:
1. Khusyuk dalam Salat: Mukmin sejati akan merasakan kekhusyukan dalam salatnya, sadar bahwa ia kecil di hadapan Allah. Ustaz Ahmad mencontohkan kekhusyukan luar biasa dari Rasulullah dan Imam Ali bin Abi Thalib.
2. Menghindari Hal yang Tidak Berguna (Laghw): Mukmin sejati menghindari hal-hal yang memalingkan dari Allah, seperti hura-hura, hiburan berlebihan, dan kegiatan yang sia-sia.
3. Melaksanakan Zakat: Kepedulian terhadap zakat menunjukkan komitmen mukmin untuk membersihkan harta, membantu orang lain, dan menjalankan perintah Allah.
4. Menjaga Kehormatan: Mukmin menjaga kehormatan diri dan keluarganya dengan baik sesuai aturan yang diajarkan Islam.
5. Menepati Amanah dan Janji: Ustaz Hafid menekankan pentingnya menjaga amanah dan janji. Ini tidak hanya mencakup kewajiban kepada manusia tetapi juga amanah kita sebagai makhluk Allah yang menggunakan anggota tubuh sesuai petunjuk-Nya. Jika kita berutang, kita wajib mengembalikan. Seorang ayah, misalnya, memiliki amanah kepada anak-anaknya.
Konteks Sosial-Politik Terkini: Menyikapi Propaganda Media
Di akhir khutbah, Ustaz Hafidh membahas isu yang hangat terjadi, yaitu serangan rezim Zionis Israel pada 26 Oktober 2024 ke wilayah Iran. Ia mengingatkan bahwa dalam konteks peperangan modern, propaganda media memegang peran besar. Dalam kasus ini, media Zionis menggembar-gemborkan serangan sebagai kemenangan besar dengan mengklaim bahwa pertahanan Iran telah lumpuh, sementara pihak Iran menyanggah dan menyatakan bahwa serangan tersebut hanya mengenai beberapa target minor.
Sebagai umat Islam, Ustaz Hafidh mengingatkan agar kita cerdas menyikapi pemberitaan dan menyadari bahwa di era digital ini, kekuatan media menjadi alat utama dalam menciptakan persepsi. Umat Islam hendaknya selalu mewaspadai strategi propaganda musuh dan mengutamakan informasi yang benar dalam memahami realitas yang terjadi.
Menutup Khutbah dengan Doa dan Harapan
Ustaz Hafidh menutup khutbah dengan doa, memohon agar Allah menjadikan kita mukmin hakiki yang mampu memegang amanah dan melaksanakannya dengan baik. Ia juga mengingatkan bahwa keimanan yang benar adalah tiket untuk masuk ke dalam surga, yang luasnya telah dijanjikan oleh Allah bagi orang-orang yang bertakwa.
Semoga khutbah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa iman bukan hanya status atau penampilan, melainkan sesuatu yang harus diwujudkan dalam perbuatan dan perilaku. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung,
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ.
Full Khutbah bisa di baca di bawah