Dalam khotbah Jumat yang disampaikan oleh Syekh Hakimellahi, dengan penerjemah Ustaz Ahmad Hafidh Alkaff, terdapat pembahasan yang mendalam tentang hak dan kewajiban manusia terhadap nikmat penglihatan yang dianugerahkan Allah. Mengacu pada Risalat al-Huquq, risalah dari Imam Ali Zainal Abidin, beliau menguraikan pentingnya menjaga pandangan dan memanfaatkan mata sebagai sarana pembelajaran dan peningkatan diri.
Menurut Imam Ali Zainal Abidin, mata adalah nikmat besar dari Allah yang harus digunakan secara benar. Mata tidak hanya merupakan jendela bagi manusia untuk menikmati keindahan ciptaan Allah, tetapi juga harus dijaga agar tidak digunakan pada hal-hal yang haram. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib berkata bahwa mata adalah indra yang paling mulia dan harus dijauhkan dari pandangan yang melalaikan atau mengganggu zikir kepada Allah.
Imam Zainal Abidin menyebutkan tiga aspek utama dalam penggunaan mata. Pertama, menghindari pandangan yang haram, yaitu menjaga agar mata tidak melihat hal-hal yang dilarang, termasuk aurat atau aib orang lain. Kedua, menggunakan mata sebagai pintu untuk memperoleh pelajaran, misalnya dari sejarah atau pengalaman hidup manusia. Ketiga, meningkatkan penggunaan mata untuk memperoleh ilmu pengetahuan.
1. Menjaga Pandangan dari Hal-Hal yang Diharamkan
Dalam banyak ayat Al-Qur’an dan hadis, umat Islam diperintahkan untuk menjaga pandangan. Allah berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya.’” (QS. An-Nur: 30). Larangan serupa juga disampaikan untuk wanita beriman agar menjaga pandangan mereka. Pandangan yang diharamkan, menurut Imam Shadiq, adalah seperti anak panah iblis yang dapat merusak hati dan menimbulkan penyesalan panjang. Rasulullah juga memperingatkan bahwa siapa pun yang melanggar dengan pandangan haram akan mendapatkan siksaan berat pada hari kiamat.
2. Menggunakan Mata untuk Mengambil Pelajaran
Imam Zainal Abidin mengajarkan bahwa mata seharusnya digunakan untuk memetik pelajaran dari kehidupan orang lain. Melalui pengamatan, manusia bisa belajar dari kesalahan dan akibat perbuatan orang lain, seperti melihat bagaimana kaum yang berbuat zalim akhirnya menerima hukuman dari Allah, misalnya Firaun atau Yazid. Imam Shadiq menekankan bahwa orang yang bahagia adalah mereka yang dapat belajar dari kehidupan orang lain.
3. Meningkatkan Penglihatan sebagai Sarana Ilmu
Penglihatan juga merupakan sarana untuk mencari ilmu, misalnya dengan membaca. Imam Ali bin Abi Thalib pernah mengatakan bahwa seseorang yang hari ini sama dengan kemarin tanpa ada penambahan ilmu adalah orang yang merugi. Melalui membaca dan memandang sesuatu yang mendatangkan pengetahuan, manusia bisa memperoleh nilai tambah dan menjadi pribadi yang lebih bernilai di sisi Allah.
Pandangan sebagai Sarana Ibadah
Khatib juga menekankan bahwa pandangan bisa menjadi ibadah, misalnya ketika melihat orang tua dengan kasih sayang, atau membaca Al-Qur’an dari mushaf. Bahkan melihat sesama Muslim dengan cinta karena Allah pun tercatat sebagai ibadah. Menurut hadis, memandang orang tua dengan kasih sayang atau membuka Al-Qur’an untuk membaca adalah perbuatan yang berpahala.
Hikmah dari Sayidah Zainab Kubra dan Keteladanan dalam Menghadapi Ujian
Menarik pula untuk meneladani keteguhan Sayidah Zainab dalam menghadapi musibah di Karbala, yang tetap melihat keindahan dalam ketentuan Allah. Khatib mengajak jamaah untuk meneladani sikap Sayidah Zainab yang melihat segala cobaan sebagai wujud keindahan dari kehendak Allah, menanamkan keimanan yang kuat di dalam hati.
Doa untuk Palestina dan Lebanon
Di akhir khotbah, khatib mengingatkan kondisi saudara-saudara Muslim di Palestina dan Lebanon yang sedang mengalami penderitaan. Beliau mengajak jamaah untuk berdoa agar Allah memberikan kedamaian kepada mereka dan mendorong dunia untuk menghentikan kezaliman yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina dan Lebanon.
Khotbah ini mengajarkan bahwa mata bukan hanya sarana untuk menikmati dunia, tetapi juga pintu menuju ketakwaan, sumber ilmu, dan media untuk meningkatkan kualitas diri sebagai hamba Allah. Dengan menjaga pandangan, kita bisa memperoleh ketenangan hati, manisnya iman, dan pahala besar di sisi Allah.
Baca Khutbah lengkapnya di bawah ini: