ICC Jakarta – Setiap pertengahan bulan Sya’ban atau Nisfu Sya’ban dan setiap hari Jumat, para pecinta Ahlul Bait selalu memperbarui baiat dan komitmennya kepada Imam Mahdi af. Mereka senantiasa mengingat dan mengharap kemunculannya. Beliau merupakan keturunan para nabi seperti Adam yang menjadi Khalifatullah, seperti Nuh yang mengantarkan manusia ke kapal penyelamat, seperti Musa yang kelahirannya disembunyikan, seperti Ibrahim yang kelahirannya telah disampaikan, seperti Ismail yang dibantu para malaikat, seperti Yusuf yang senantiasa menanti, seperti Yusuf yang paling tampan, seperti Sulaiman yang memiliki pemerintahan global, seperti Ayyub yang begitu sabar, seperti Isa yang berbicara sejak bayi.
Nama Sang Juru Penyelamat sama dengan kakeknya Muhammad Saw dan panggilannya juga sama dengan beliau Abu al-Qasim. Manusia yang dari sisi lahiriah paling mirip dengan Rasulullah Saw. Beliau merupakan hujjah terakhir di bumi. Dia adalah Mahdi yang dijanjikan.
Imam Mahdi af dilahirkan pada waktu Subuh hari Jumat 15 Sya’ban tahun 255 di kota Samarra dan di masa pemerintahan Mu’tamid. Namanya Muhammad dan panggilannya adalah Abu al-Qasim. Kehidupan beliau dibagi menjadi tiga periode. Pertama, sejak lahir hingga tahun 260 HQ yang bertetapan dengan hari syahadah ayahnya, Imam Hasan Askari as. Kedua dari tahun 260 hingga 329 HQ, dimana beliau mengalami kegaiban Sughra atau kecil dan hubungannya dengan manusia yang lain lewat empat wakilnya. Ketiga, beliau secara menyeluruh gaib dari manusia yang disebut kegaiban Kubra. Periode ketiga ini dimulai dari tahun 329 HQ hingga sekarang dan akan muncul ketika Allah menghendaki.
Ahmad bin Ishaq mengatakan, “Saya menemui Imam Hasan Askari as. Saya ingin bertanya kepada beliau mengenai penggantinya. Sebelum saya menyampaikan pertanyaan, beliau berkata, ‘Wahai Ahmad! Allah Swt Sejak Allah menciptakan Adam as hingga kini, dunia tidak pernah kosong dari hujjah dan itu akan berlanjut hingga Hari Kiamat. Para hujjah ini yang menjadi pelindung penduduk bumi dari bencana, hujan bisa turun dan bumi dapat mengeluarkan berkahnya kepada penduduk.’
Saya bertanya kembali, ‘Wahai keturunan Rasulullah! Siapa Imam dan Khalifah setelah Anda?’ Ketika itu Imam Hasan Askari as bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari kamar. Setelah itu beliau masuk kembali sambil menggendong bayi berusia tidak lebih dari tiga tahun. Wajah bayi itu bersinah bak bulan purnama. Imam Askari berkata, ‘Wahai Ahmad bin Ishaq! Bila engkau tidak memiliki kemuliaan di sisi Allah dan hujjah-hujjah Allah, aku tidak akan menunjukkan anakku kepadamu. Nama dan sebutannya sama dengan Rasulullah Saw. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan setelah sebelumnya penuh dengan kezaliman.”
Menciptakan keadilan di seluruh dunia dan memberangus diskriminasi dan ketidakadilan merupakan tujuan utama dari pemerintahan Imam Mahdi af. Tujuan penting ini telah dijelaskan dalam banyak riwayat Ahlul Bait, bahkan boleh dikata, penekanan menciptakan keadilan menerapkannya lebih kuat ketimbang seruan tauhid dan memerangi kesyirikan. Dalam ucapan Imam Ridha as disebutkan, “Allah akan menghapus kezaliman dari bumi lewat Imam Mahdi af dan pada waktu itu tidak seorangpun yang berani melakukan kezaliman.”
Gustave Le Bon, sejarawan Perancis mengatakan, “Pelayanan terbesar manusia adalah yang mampu menjaga manusia untuk tetap optimis.” Harapan dan penantian akan kemunculan Imam Mahdi af selain menjadi solusi bagi masa depan manusia, juga menjadi sumber inspirasi dan motivasi. Manusia memiliki kekuatan yang berkelanjutan dan menyimpan energi mereka lalu menyerahkannya kepada generasi yang akan datang. Dengan cara itu mereka dapat mencegah generasi mendatang dizalimi dan musnah, sehingga mendekati hari kemunculan Imam Mahdi af.
Imam Mahdi af merupakan simbol rahmat, kekuasaan ilahi dan manifestasi keadilan ilahi. Siapa yang mendapatkan rahmat dan keutamaan ilahi ini, maka ia akan mendapatkan dirinya semakin dekat keapda Allah. Karena peran tawasul dan hubungan batin dengan Imam Mahdi af menyebabkan jiwa manusia tumbuh dan spiritualnya semakin menyempurna. Imam dan akidah kepada Imam Mahdi af mencegah manusia menyerah. Bangsa yang mengimaninya akan selalu dipenuhi rasa optimis dan akan berjuang demi keagungan Islam.
Kesejahteraan sosial merupakan hasil dari pemerintahan global Imam Mahdi af. Sepanjang sejarah umat manusia sudah banyak usaha dilakukan agar manusia dapat merasakan kesejahteraan, tapi yang terjadi justru banyak hak-hak yang terampas dan terinjak-injak. Mereka tidak pernah merealisasikan keinginan ini. Kesejahteraan sosial menjadi sarana bagi pertumbuhan dan kesempurnaan spiritual dan pemikiran manusia.
Nabi Muhammad Saw telah menyinggung masalah ini dengan sabdanya, “Ketika Mahdi af bangkit dari tengah-tengah umatku … di masanya masyarakat meraih kenikmatan yang belum pernah mereka rasakan selama ini. Langit menurunkan hujan kepada manusia dan bumi mengeluarkan berkahnya untuk manusia.”
Kini teknologi berkembang demikian cepat. Manusia setiap hari membuka pintu-pintu kemajuan dan peradaban untuk dirinya. Imam Shadiq as berkata, “… Apa yang telah disampaikan para nabi kepada manusia hanya dua bagian dari ilmu yang terdiri dari 27 bagian. Manusia sejak awal penciptaan hingga kini hanya mengenal dua bagian tersebut. Ketika Imam Mahdi af bangkit, beliau akan menyampaikan 25 bagian lain dan mengembangkannya.”
Dengan demikian, perkembangan dan perluasan sains di dunia merupakan satu lagi hasil dari pemerintahan global Imam Mahdi as. Kemajuan penting di bidang sains, begitu juga kemajuan di bidang-bidang lainnya yang terealisasi hingga masa kemunculan Imam Mahdi af tidak bisa dibandingkan dengan pertumbuhan sains di masa pemerintahan global Imam Mahdi af.
Ketika pemerintahan global Imam Mahdi af yang dijanjikan telah terwujud, masalah moral juga akan tumbuh menyempurna dengan bimbingan beliau. Perlahan-lahan sifat-sifat buruk akan terkikis dari manusia. Imam Ali as menjelaskan bahwa ketika Imam Mahdi af bangkit maka sifat dengki dan permusuhan yang menguasai hati manusia akan hilang. Setiap orang akan menganggap orang lain sebagai saudaranya dan mereka hidup dengan penuh keakraban, ketenangan dan keamanan.”
Imam Mahdi af merupakan pewaris seluruh nabi ilahi yang diutus untuk manusia. Beliau menjadi langkah terakhir untuk menciptakan masyarakat ilahi. Masyarakat yang memuliakan wali Allah dan menghinakan para musuh Allah. Masyarakat yang melaksanakan ketentuan dan perintah Allah. Ringkasnya Imam Mahdi af dengan kemunculannya akan membangun masyarakat ideal.
Pertama, menciptakan dunia yang aman, penuh dengan perdamaian dan persaudaraan, sehingga tidak ada kezaliman ekonomi, politik, budaya dan di tengah masyarakat. Kedua, ciri khas masyarakat ideal yang dibangung oleh Imam Mahdi af adalah peningkatan taraf berpikir, baik di bidang sains maupun keislaman.
Pada ayat 55 surat Nur, Allah Swt berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأرْضِ
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi …”
Sejumlah ahli tafsir menyebut ayat ini terkait dengan pemerintahan Imam Mahdi af, dimana Timur dan Barat berada di bawah bendera pemerintahannya. Pada waktu itu kebenaran dapat dirasakan di mana saja, sementara ketakutan, perang dan ketidakamanan terhapus dari seluruh dunia. (Parstoday)